Kota Kreatif Meningkatkan Daya Saing Indonesia
A
A
A
MALANG - Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) 2016 di Kota Malang digelar selama satu pekan, mulai Rabu, 30 Maret 2016 hingga Selasa, 5 April 2016. Pergelaran ini menjadi ajang pesta para pelaku industri kreatif dalam mengembangkan dan memamerkan hasil usaha kreatifnya.
ICCC 2016 di Kota Malang ini merupakan pergelaran kali ketiga. Pertama kali ICCC digelar di Kota Solo dan dilanjutkan di Kota Bandung. Kegiatan berupa konferensi, pameran hingga festival budaya tersebut bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Malang Ke-102.
Wali Kota Malang M Anton menjelaskan, ICCC 2016 diharapkan mampu menjadi forum yang mensinergikan antara pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, dan komunitas untuk membangun kota kreatif. ”Kita harus bergandengan tangan untuk membangun ekonomi kreatif,” tuturnya.
Usaha kreatif tersebut diharapkan oleh orang nomor satu di Pemkot Malang ini mampu menjadi upaya pengembangan ekonomi kerakyatan. Dengan demikian usaha kreatif mampu menjadi tulang punggung penyelesaian persoalan kemiskinan dan upaya membangun kemandirian ekonomi masyarakat.
Ada 16 sub sektor industri kreatif yang telah dirumuskan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk dikembangkan agar bisa menopang perekonomian nasional. Sub sektor tersebut antara lain, aplikasi dan pengembangan game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi, dan radio.
Deputi Bidang Infrastruktur Bekraf Hari S Sungkari dalam gelaran ICCC 2016 di Kota Malang menuturkan, saat ini ada upaya untuk melakukan pembenahan ekosistem ekonomi kreatif. ”Kami juga berharap dalam kegiatan di Kota Malang ini bisa disusun buku panduan pengembangan ekonomi kreatif untuk seluruh wilayah di Indonesia,” terangnya.
Berdasarkan data yang dirilis Bekraf, dalam setahun terakhir, ekonomi kreatif telah menyumbang Rp642 triliun atau 7,05% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Bekraf menargetkan, hingga 2019 mendatang, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia bisa mencapai 12%.
Untuk mewujudkan target tersebut, Bekraf telah melakukan langkah-langkah strategis, yakni menyatukan semua aset dan potensi kreatif Indonesia serta menciptakan iklim dan ekosistem ekonomi kreatif. ”Dua poin inilah yang diharapkan bisa tercapai dalam waktu dekat dengan penyelenggaraan ICCC 2016 di Kota Malang,” ungkapnya.
Menurutnya, kota kreatif bisa dalam bentuk creative cluster dan creative hub. Hal ini merupakan salah satu bentuk ekosistem ekonomi kreatif. Bentuk konkret adalah terbentuknya jaringan antarkabupaten dan kota kreatif di Indonesia. Dengan demikian akan terjadi kolaborasi antardaerah dalam mengembangkan aktivitas ekonomi kreatif. Mulai dari pengembangan kreasi, produksi, distribusi, eksibisi, dan konservasi.
Ke depan, Bekraf juga akan mendorong adanya inovasi kreatif yang mampu bersaing dan memiliki nila tambah di kancah internasional. Termasuk membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak atas kekayaan intelektual (HaKI), perlindungan hukum terhadap hak cipta, serta merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia pada peta ekonomi kreatif dunia.
ICCC 2016 di Kota Malang ini merupakan pergelaran kali ketiga. Pertama kali ICCC digelar di Kota Solo dan dilanjutkan di Kota Bandung. Kegiatan berupa konferensi, pameran hingga festival budaya tersebut bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Malang Ke-102.
Wali Kota Malang M Anton menjelaskan, ICCC 2016 diharapkan mampu menjadi forum yang mensinergikan antara pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, dan komunitas untuk membangun kota kreatif. ”Kita harus bergandengan tangan untuk membangun ekonomi kreatif,” tuturnya.
Usaha kreatif tersebut diharapkan oleh orang nomor satu di Pemkot Malang ini mampu menjadi upaya pengembangan ekonomi kerakyatan. Dengan demikian usaha kreatif mampu menjadi tulang punggung penyelesaian persoalan kemiskinan dan upaya membangun kemandirian ekonomi masyarakat.
Ada 16 sub sektor industri kreatif yang telah dirumuskan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk dikembangkan agar bisa menopang perekonomian nasional. Sub sektor tersebut antara lain, aplikasi dan pengembangan game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi, dan radio.
Deputi Bidang Infrastruktur Bekraf Hari S Sungkari dalam gelaran ICCC 2016 di Kota Malang menuturkan, saat ini ada upaya untuk melakukan pembenahan ekosistem ekonomi kreatif. ”Kami juga berharap dalam kegiatan di Kota Malang ini bisa disusun buku panduan pengembangan ekonomi kreatif untuk seluruh wilayah di Indonesia,” terangnya.
Berdasarkan data yang dirilis Bekraf, dalam setahun terakhir, ekonomi kreatif telah menyumbang Rp642 triliun atau 7,05% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Bekraf menargetkan, hingga 2019 mendatang, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia bisa mencapai 12%.
Untuk mewujudkan target tersebut, Bekraf telah melakukan langkah-langkah strategis, yakni menyatukan semua aset dan potensi kreatif Indonesia serta menciptakan iklim dan ekosistem ekonomi kreatif. ”Dua poin inilah yang diharapkan bisa tercapai dalam waktu dekat dengan penyelenggaraan ICCC 2016 di Kota Malang,” ungkapnya.
Menurutnya, kota kreatif bisa dalam bentuk creative cluster dan creative hub. Hal ini merupakan salah satu bentuk ekosistem ekonomi kreatif. Bentuk konkret adalah terbentuknya jaringan antarkabupaten dan kota kreatif di Indonesia. Dengan demikian akan terjadi kolaborasi antardaerah dalam mengembangkan aktivitas ekonomi kreatif. Mulai dari pengembangan kreasi, produksi, distribusi, eksibisi, dan konservasi.
Ke depan, Bekraf juga akan mendorong adanya inovasi kreatif yang mampu bersaing dan memiliki nila tambah di kancah internasional. Termasuk membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak atas kekayaan intelektual (HaKI), perlindungan hukum terhadap hak cipta, serta merancang dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia pada peta ekonomi kreatif dunia.
(poe)