Poso Diduga akan Dijadikan Markas Pelatihan ISIS di Asia
A
A
A
POSO - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menduga Poso akan dijadikan sebagai markas pelatihan pergerakan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Asia. Hal ini didapat setelah Mabes Polri mendapatkan dokumen mengenai hal tersebut.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan menjelaskan, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Santoso termasuk dalam daftar teroris global yang tengah dicari oleh Amerika Serikat lantaran merencanakan menjadikan Poso sebagai tempat pelatihan pergerakan ISIS di Asia.
“Kami belum terima dari AS, mungkin setelah dibuka datanya Poso akan sebagai camp pelatihan Internasional buktinya ada orang Uighur ke sana (Poso) siapa tau ada orang Uighur dilatih di sana (Poso),” kata Anton Charliyan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/3/2016).
Menurut Anton, salah satu program besar Santoso di Poso adalah menjadikan markas pelatihan internasional basic pergerakan ISIS di Asia semacam di Moro.
“Makanya kenapa kita adakan operasi besar-besaran karena dokumen sudah berhasil kita dapatkan, jangan sampai Poso ini seperti Moro makanya operasi dilakukan sampai dapat,” ujar Anton Charliyan.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan menjelaskan, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Santoso termasuk dalam daftar teroris global yang tengah dicari oleh Amerika Serikat lantaran merencanakan menjadikan Poso sebagai tempat pelatihan pergerakan ISIS di Asia.
“Kami belum terima dari AS, mungkin setelah dibuka datanya Poso akan sebagai camp pelatihan Internasional buktinya ada orang Uighur ke sana (Poso) siapa tau ada orang Uighur dilatih di sana (Poso),” kata Anton Charliyan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/3/2016).
Menurut Anton, salah satu program besar Santoso di Poso adalah menjadikan markas pelatihan internasional basic pergerakan ISIS di Asia semacam di Moro.
“Makanya kenapa kita adakan operasi besar-besaran karena dokumen sudah berhasil kita dapatkan, jangan sampai Poso ini seperti Moro makanya operasi dilakukan sampai dapat,” ujar Anton Charliyan.
(sms)