Bayi Penderita Kelainan Kulit Ini Butuh Bantuan
A
A
A
NGANJUK - Kemiskinan membuat seorang bayi berusia 1,5 bulan yang menderita kelainan kulit, terpaksa dibiarkan tanpa perawatan medis di rumahnya. Setiap hari, kondisi sebagian kulit bayi tersebut terus melepuh dan berlendir.
Wasesa, bayi dari pasangan Agus Siswanto dan Mujinem, warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur harus menderita karena kulitnya mengalami kelainan sehingga sebagian melepuh dan berlendir.
Saat ditemui, Kamis (24/3/2016), Mujinem tak menyangka putranya akan mengalami sakit seperti ini. Sebab, saat lahir di RSUD Nganjuk, kondisi Wasesa tampak baik-baik saja.
Namun, beberapa hari kemudian muncul bintik-bintik merah pada kulitnya yang kemudian melepuh seperti kena air panas. Bahkan salah satu jari kaki kirinya kini sampai terlepas.
Oleh RSUD Nganjuk yang menanganinya, Wasesa didiagnosa menderita kelainan kulit dan telah diberi rujukan untuk dibawa ke RSUD dr Sutomo Surabaya.
Namun, hingga kini Agus Siswanto dan Mujinem belum berani membawa bayinya ke Surabaya karena tidak punya biaya.
Menurut Mujinem, dirinya memang telah memiliki kartu BPJS namun bayinya belum punya. Itu sebabnya ia mengaku takut membawa Wasesa ke RSUD dr Sutomo Surabaya karena khawatir akan dibebani banyak biaya.
Di rumahnya di Desa Kedungrejo, Agus Siswanto dan Mujinem hanya bekerja serabutan sebagai buruh tani dan buruh memelihara kambing milik tetangganya. Sehingga tak heran hasil dari pekerjaan mereka hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Agus Siswanto dan Mujinem berharap pemerintah mau membantu putranya berobat agar sembuh dan bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya.
Wasesa, bayi dari pasangan Agus Siswanto dan Mujinem, warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur harus menderita karena kulitnya mengalami kelainan sehingga sebagian melepuh dan berlendir.
Saat ditemui, Kamis (24/3/2016), Mujinem tak menyangka putranya akan mengalami sakit seperti ini. Sebab, saat lahir di RSUD Nganjuk, kondisi Wasesa tampak baik-baik saja.
Namun, beberapa hari kemudian muncul bintik-bintik merah pada kulitnya yang kemudian melepuh seperti kena air panas. Bahkan salah satu jari kaki kirinya kini sampai terlepas.
Oleh RSUD Nganjuk yang menanganinya, Wasesa didiagnosa menderita kelainan kulit dan telah diberi rujukan untuk dibawa ke RSUD dr Sutomo Surabaya.
Namun, hingga kini Agus Siswanto dan Mujinem belum berani membawa bayinya ke Surabaya karena tidak punya biaya.
Menurut Mujinem, dirinya memang telah memiliki kartu BPJS namun bayinya belum punya. Itu sebabnya ia mengaku takut membawa Wasesa ke RSUD dr Sutomo Surabaya karena khawatir akan dibebani banyak biaya.
Di rumahnya di Desa Kedungrejo, Agus Siswanto dan Mujinem hanya bekerja serabutan sebagai buruh tani dan buruh memelihara kambing milik tetangganya. Sehingga tak heran hasil dari pekerjaan mereka hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Agus Siswanto dan Mujinem berharap pemerintah mau membantu putranya berobat agar sembuh dan bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya.
(zik)