Puluhan Karyawan PT Aqua Farm Keracunan Makanan
A
A
A
SERDANG BEDAGAI - Karyawan PT Aqua Farm Nusantara secara massal dilarikan ke rumah sakit saat tengah bekerja di pabrik yang berlokasi di Desa Naga Kisar, Kecamatan Pantai Cermin, Selasa 15 Maret 2016 malam.
Keluhannya rasa mual dan pusing. Setidaknya ada 70 karyawan pengolahan ikan eksport tersebut harus dievakuasi ke RS Melati di Perbaungan. Sebagian lagi ke Kabupaten Deliserdang, persisnya RS Grand Medistra Lubukpakam dan RSUD Deliserdang.
Para korban merupakan karyawan bagian Trimming, atau membersihkan duri ikan. Kondisi itu dialami mereka usai menyantap makanan yang disediakan pihak perusahaan, sekitar pukul 23.30 WIB.
Selang setengah jam kemudian satu persatu dari 200-an karyawan bagian Trimming itu bertumbangan. Klinik yang ada di lokasi pabrik tak sanggup mengantisipasi rasa mual dan pusing yang dialami para korban. Alhasil, tengah malam itu pihak perusahaan sibuk mengevakuasi para korban ke rumah sakit.
"Hingga kini kondisi korban rata-rata sudah membaik. Bahkan diantaranya ada yang sudah pulang ke rumah," ungkap Afrizal, Humas PT Aqua Farm Nusantara, Rabu, (16/3).
Diungkapkannya, dari diagnosa sementara keluhan itu diduga karena keracunan makanan.
Dan mengingat makanan itu disediakan perusahaan, Afrizal memastikan perusahaan meminta maaf kepada seluruh karyawan, terutama para korban.
"Seluruh biaya perawatan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. Begitu juga mereka yang kini masih dirawat, diberi dispensasi untuk tidak bekerja," katanya.
Tapi yang membuat heran pihaknya, adalah kondisi ini hanya dialami sebagian kecil karyawan shif malam yang lagi bekerja saat itu keseluruhan berjumlah 1.400 orang.
Meski seluruh karyawan bersantap dengan makanan yang sama yang disajikan pihak perusahaan, dengan menu nasi, ikan produksi perusahaan, sayur kacang, sawi dan kol, namun hanya bagian Triming ini saja yang kemudian mengalami rasa mual dan pusing.
"Selain Trimming, seluruhnya ada 9 bagian. Mulai masuk pukul 21:00 WIB hingga 09:00 WIB, dan jadwal istirahat mereka berbeda-beda. Nah bagian Triming ini jadwalnya sekitar pukul 23:30 WIB, baru kejadian sekitar pukul 24.00 WIB, sedangkan karyawan dari bagian lain yang sudah duluan makan kok tidak ada apa-apa," terangnya.
Sementara itu, Kapolres AKBP Hernowo Yulianto menyatakan, untuk menyelidiki dugaan keracunan makanan tersebut pihaknya telah mengambil sampel makanan baik yang belum dimakan, maupun muntahan para korban.
"Untuk mengidentifikasinya seluruhnya kini telah dikirim ke labfor Poldasu. Untuk tahu kandungannya apa tentu kita tunggu dulu hasil lab tersebut," katanya di Mapolres, di Sei Rampah, Rabu, (16/3/2016).
Selain itu, pihaknya juga melakukan olah TKP atas fasilitas kantin perusahaan modal asing (PMA) tersebut, serta memeriksa sejumlah saksi yang terkait dengan kejadian ini. Misalnya, dari para korban, juru masak, hingga pihak manajemen.
Keluhannya rasa mual dan pusing. Setidaknya ada 70 karyawan pengolahan ikan eksport tersebut harus dievakuasi ke RS Melati di Perbaungan. Sebagian lagi ke Kabupaten Deliserdang, persisnya RS Grand Medistra Lubukpakam dan RSUD Deliserdang.
Para korban merupakan karyawan bagian Trimming, atau membersihkan duri ikan. Kondisi itu dialami mereka usai menyantap makanan yang disediakan pihak perusahaan, sekitar pukul 23.30 WIB.
Selang setengah jam kemudian satu persatu dari 200-an karyawan bagian Trimming itu bertumbangan. Klinik yang ada di lokasi pabrik tak sanggup mengantisipasi rasa mual dan pusing yang dialami para korban. Alhasil, tengah malam itu pihak perusahaan sibuk mengevakuasi para korban ke rumah sakit.
"Hingga kini kondisi korban rata-rata sudah membaik. Bahkan diantaranya ada yang sudah pulang ke rumah," ungkap Afrizal, Humas PT Aqua Farm Nusantara, Rabu, (16/3).
Diungkapkannya, dari diagnosa sementara keluhan itu diduga karena keracunan makanan.
Dan mengingat makanan itu disediakan perusahaan, Afrizal memastikan perusahaan meminta maaf kepada seluruh karyawan, terutama para korban.
"Seluruh biaya perawatan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. Begitu juga mereka yang kini masih dirawat, diberi dispensasi untuk tidak bekerja," katanya.
Tapi yang membuat heran pihaknya, adalah kondisi ini hanya dialami sebagian kecil karyawan shif malam yang lagi bekerja saat itu keseluruhan berjumlah 1.400 orang.
Meski seluruh karyawan bersantap dengan makanan yang sama yang disajikan pihak perusahaan, dengan menu nasi, ikan produksi perusahaan, sayur kacang, sawi dan kol, namun hanya bagian Triming ini saja yang kemudian mengalami rasa mual dan pusing.
"Selain Trimming, seluruhnya ada 9 bagian. Mulai masuk pukul 21:00 WIB hingga 09:00 WIB, dan jadwal istirahat mereka berbeda-beda. Nah bagian Triming ini jadwalnya sekitar pukul 23:30 WIB, baru kejadian sekitar pukul 24.00 WIB, sedangkan karyawan dari bagian lain yang sudah duluan makan kok tidak ada apa-apa," terangnya.
Sementara itu, Kapolres AKBP Hernowo Yulianto menyatakan, untuk menyelidiki dugaan keracunan makanan tersebut pihaknya telah mengambil sampel makanan baik yang belum dimakan, maupun muntahan para korban.
"Untuk mengidentifikasinya seluruhnya kini telah dikirim ke labfor Poldasu. Untuk tahu kandungannya apa tentu kita tunggu dulu hasil lab tersebut," katanya di Mapolres, di Sei Rampah, Rabu, (16/3/2016).
Selain itu, pihaknya juga melakukan olah TKP atas fasilitas kantin perusahaan modal asing (PMA) tersebut, serta memeriksa sejumlah saksi yang terkait dengan kejadian ini. Misalnya, dari para korban, juru masak, hingga pihak manajemen.
(nag)