Heboh Foto Jembatan Soekarno-Hatta Melengkung
![Heboh Foto Jembatan...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2016/03/03/23/1090180/heboh-foto-jembatan-soekarno-hatta-melengkung-Sfp-thumb.jpg)
Heboh Foto Jembatan Soekarno-Hatta Melengkung
A
A
A
MALANG - Beredarnya foto Jembatan Soekarno-Hatta di Kota Malang, Jawa Timur, membuat heboh. Dinas terkait maupun pejabat Provinsi Jawa Timur dan Kota Malang langsung meresponsnya dengan meninjau langsung jembatan.
Terlepas apakah itu foto editan atau tidak, Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang, Hayu Yudha Prabowo bersama para anggota PFI Malang mencoba membuat foto duplikasi seperti yang beredar di media sosial.
Menurut Yudha, awalnya pihaknya kaget melihat foto Jembatan Soekarno-Hatta yang terlihat melengkung. Ia pun mencoba mendapatkan foto tanpa cropping dari seorang rekannya dan terlihat atap bangunan di sebelah kiri foto juga terlihat sedikit melengkung.
"Kesimpulan awal saya sebelum cek lokasi, foto tersebut menggunakan lensa wide (sudut lebar) yang mempunyai karakter melengkung (fish eye). Namun setelah cek lokasi dan berdiskusi dengan rekan PFI Malang, kami mulai membuat duplikasi gambar tersebut baik dengan lensa wide kamera DSLR dan kamera smartphone dengan mode fish eye, tampilan foto tidak sama," kata pria yang akrab dipanggil Gogon ini, Kamis (3/3/2016).
Menurutnya, distorsi lensa wide dan fishe eye dinamakan distori barrel karakternya cembung, sedang pada foto tersebut cekung. Para pewarta foto ini pun mencoba moda panorama pada kamera smart phone dengan format vertical dan horizontal.
"Pada pemotretan moda panorama akhirnya kami bisa mendapatkan foto duplikasi jembatan melengkung seperti pada foto yang beredar di media sosial itu," ujarnya.
Hayu menegaskan, dalam bidang hobi fotografi, sebenarnya sah-sah saja berkarya dan berkreasi dengan distorsi pada kamera dan lensa. Namun, foto jurnalistik yang menggambarkan fakta sebenarnya untuk pembaca tidak diperbolehkan.
Masyarakat sekarang masih memandang medium fotografi adalah media dokumentasi yang menggambarkan peristiwa sebenarnya. Namun jangan salah, teknik editing dan perkembangan kamera yang pesat bisa menimbulkan efek-efek tertentu yang tidak sesuai pandangan mata dan fakta.
"Semoga dengan kejadian ini masyarakat tidak mudah percaya foto yang beredar di media sosial dari akun yang tidak kredibel," kata Hayu menutup wawancara via Whatsapp.
Terlepas apakah itu foto editan atau tidak, Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang, Hayu Yudha Prabowo bersama para anggota PFI Malang mencoba membuat foto duplikasi seperti yang beredar di media sosial.
Menurut Yudha, awalnya pihaknya kaget melihat foto Jembatan Soekarno-Hatta yang terlihat melengkung. Ia pun mencoba mendapatkan foto tanpa cropping dari seorang rekannya dan terlihat atap bangunan di sebelah kiri foto juga terlihat sedikit melengkung.
"Kesimpulan awal saya sebelum cek lokasi, foto tersebut menggunakan lensa wide (sudut lebar) yang mempunyai karakter melengkung (fish eye). Namun setelah cek lokasi dan berdiskusi dengan rekan PFI Malang, kami mulai membuat duplikasi gambar tersebut baik dengan lensa wide kamera DSLR dan kamera smartphone dengan mode fish eye, tampilan foto tidak sama," kata pria yang akrab dipanggil Gogon ini, Kamis (3/3/2016).
Menurutnya, distorsi lensa wide dan fishe eye dinamakan distori barrel karakternya cembung, sedang pada foto tersebut cekung. Para pewarta foto ini pun mencoba moda panorama pada kamera smart phone dengan format vertical dan horizontal.
"Pada pemotretan moda panorama akhirnya kami bisa mendapatkan foto duplikasi jembatan melengkung seperti pada foto yang beredar di media sosial itu," ujarnya.
Hayu menegaskan, dalam bidang hobi fotografi, sebenarnya sah-sah saja berkarya dan berkreasi dengan distorsi pada kamera dan lensa. Namun, foto jurnalistik yang menggambarkan fakta sebenarnya untuk pembaca tidak diperbolehkan.
Masyarakat sekarang masih memandang medium fotografi adalah media dokumentasi yang menggambarkan peristiwa sebenarnya. Namun jangan salah, teknik editing dan perkembangan kamera yang pesat bisa menimbulkan efek-efek tertentu yang tidak sesuai pandangan mata dan fakta.
"Semoga dengan kejadian ini masyarakat tidak mudah percaya foto yang beredar di media sosial dari akun yang tidak kredibel," kata Hayu menutup wawancara via Whatsapp.
(zik)