Mayat Wanita di Bekas Polsek Ternyata Elisa Siswi SMP Semanu
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Setelah melakukan pemeriksaan dan didukung dengan sidik jari serta hasil autopsi dari RS DR Sardjito Yogyakarta, identitas mayat perempuan di bekas polsek akhirnya terkuak. Dia adalah Elisa Ari Fitriyani (14) warga Dusun Sokokerep, Desa Semanu Kecamatan Semanu.
Kasatreskrim Polres Gunungkidul AKP Mustijat Priyambodo mengungkapkan, pihaknya baru bisa mengambil kesimpulan berdasarkan hasil autopsi.
Dari hasil pemeriksaan, mayat perempuan usia belasan yang sudah membusuk tersebut memang mayat Elisa yang juga siswa salah satu SMP swasta di Semanu.
”Tadi bisa dipastikan, kalau kemarin memang masih dugaan, korban tersebut adalah Eaf, warga Sokokerep, Semanu,” terangnya kepada wartawan di Mapolres, Selasa (1/3/2016).
Dijelaskannya, proses pemulangan jenazah juga sudah diurus dan sekitar pukul 17.30 WIB jenazah tiba di rumah duka untuk langsung dikebumikan.
Jajaran polisi juga terus melakukan penyelidikan, termasuk beberapa pesan yang sempat di sampaikan oleh seseorang yang mengaku Elisa tersebut.” Kita masih dalami kasus ini, mudha mudhan pealu segera tertangkap,” ulasnya.
Elisa Ari Fitriyani dilaporkan hilang dari rumah sejak Kamis 25 Februari lalu. Di sempat pamit kepada nenek dan juga adiknya Dwi Wahyu Sanjaya untuk belajar kelompok di wilayah Mojo, Desa Ngeposari, Semanu.
Sosok gadis pendiam yang ramah dengan tetangganya ini, juga sempat membeli permen Rp500 di warung dekat rumahnya.
Maklum saja, Elisa merupakan anak kurang mampu dari janda Indah Kusumasari. Kondisi keluarga msikin, ditambah dengan adik kecilnya yang menderita hidrosefalus.
Ibu Elisa, seakan tidak percaya kalau anaknya pulang sudah berkain kafan. Diapun mengaku pada hari Senin 29 Februari masih terus SMS dengan seseorang yang mengaku anaknya tersebut.” Pokoknya dia diajak putar-putar dengan mobil di Yogya, namun ternyata dia sudah meninggal,” ucapnya sambil terus meneteskan air mata.
Indah berharap, pelaku pembunuhan terhadap putri pertamnya tersebut segera tertangkap. Bahkan dia menginginkan hukuman berat atas aksi bejat tersebut.
”Anak saya sudah tiada, saya harap pelaku bisa ditemukan pak polisi,” ucapnya sambil sesenggukan menahan duka.
Sementara proses pemakaman dilangsungkan sangat cepat. Begitu jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 17.30 WIB, warga langsung menyiapkan peti jenazah.
Maklum saja dari RS Sardjito korban belum dimasukkan dalama peti. Kemduian jenazah dibawa ke pemakam umum yng berada di pojokan rumah duka.
Menurut Ketua RT 03, Dusun Sokokerep Ngatimin, pihaknya mendapatkan kepastian kematian Elisa yang menjadi korban pembunuhan kemarin sekitar pukul 11.00 WIB.
Warga kemudian menyiapkan peti jenazah dan sebagian menggali liang kubur.”Jenasah kita kebumikan sebelum maghrib. Pas Azan sudah selesai,” ucapnya.
Kasatreskrim Polres Gunungkidul AKP Mustijat Priyambodo mengungkapkan, pihaknya baru bisa mengambil kesimpulan berdasarkan hasil autopsi.
Dari hasil pemeriksaan, mayat perempuan usia belasan yang sudah membusuk tersebut memang mayat Elisa yang juga siswa salah satu SMP swasta di Semanu.
”Tadi bisa dipastikan, kalau kemarin memang masih dugaan, korban tersebut adalah Eaf, warga Sokokerep, Semanu,” terangnya kepada wartawan di Mapolres, Selasa (1/3/2016).
Dijelaskannya, proses pemulangan jenazah juga sudah diurus dan sekitar pukul 17.30 WIB jenazah tiba di rumah duka untuk langsung dikebumikan.
Jajaran polisi juga terus melakukan penyelidikan, termasuk beberapa pesan yang sempat di sampaikan oleh seseorang yang mengaku Elisa tersebut.” Kita masih dalami kasus ini, mudha mudhan pealu segera tertangkap,” ulasnya.
Elisa Ari Fitriyani dilaporkan hilang dari rumah sejak Kamis 25 Februari lalu. Di sempat pamit kepada nenek dan juga adiknya Dwi Wahyu Sanjaya untuk belajar kelompok di wilayah Mojo, Desa Ngeposari, Semanu.
Sosok gadis pendiam yang ramah dengan tetangganya ini, juga sempat membeli permen Rp500 di warung dekat rumahnya.
Maklum saja, Elisa merupakan anak kurang mampu dari janda Indah Kusumasari. Kondisi keluarga msikin, ditambah dengan adik kecilnya yang menderita hidrosefalus.
Ibu Elisa, seakan tidak percaya kalau anaknya pulang sudah berkain kafan. Diapun mengaku pada hari Senin 29 Februari masih terus SMS dengan seseorang yang mengaku anaknya tersebut.” Pokoknya dia diajak putar-putar dengan mobil di Yogya, namun ternyata dia sudah meninggal,” ucapnya sambil terus meneteskan air mata.
Indah berharap, pelaku pembunuhan terhadap putri pertamnya tersebut segera tertangkap. Bahkan dia menginginkan hukuman berat atas aksi bejat tersebut.
”Anak saya sudah tiada, saya harap pelaku bisa ditemukan pak polisi,” ucapnya sambil sesenggukan menahan duka.
Sementara proses pemakaman dilangsungkan sangat cepat. Begitu jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 17.30 WIB, warga langsung menyiapkan peti jenazah.
Maklum saja dari RS Sardjito korban belum dimasukkan dalama peti. Kemduian jenazah dibawa ke pemakam umum yng berada di pojokan rumah duka.
Menurut Ketua RT 03, Dusun Sokokerep Ngatimin, pihaknya mendapatkan kepastian kematian Elisa yang menjadi korban pembunuhan kemarin sekitar pukul 11.00 WIB.
Warga kemudian menyiapkan peti jenazah dan sebagian menggali liang kubur.”Jenasah kita kebumikan sebelum maghrib. Pas Azan sudah selesai,” ucapnya.
(sms)