Ular-ular dari Gunung Bromo Berkeliaran saat Banjir
A
A
A
PASURUAN - Sejumlah ular terlihat keluar saat banjir melanda Kawasan Desa Sekarputih, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan. Diduga ular-ular tersebut berasal dari Gunung Bromo yang terbawa arus karena banjir di hulu.Salah satunya ular berukuran besar yang berhasil ditangkap warga di aliran sungai saat kondisinya air belum surut.
Binatang melata ini diduga berasal dari wilayah Gunung Bromo yang terseret air ke dataran rendah.
Beberapa warga mengevakuasi ular jenis sanca ini ke salah satu rumah di Dusun Bajang, Desa Sekarputih, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan. Setelah berhasil ditangkap di sebuah sungai di lingkungan setempat, Senin pagi tadi (29/2/2016).
Penemuannya berawal hewan melata yang sebenarnya sering bermunculan di sungai setempat sejak adanya banjir kiriman selama satu pekan ini.
Meski demikian warga tak berani menangkap, karena selain volume debet air cukup besar ukurannya tergolong raksasa.
Namun saat ular ini menepi di sungai lalu warga beramai-ramai menangkapnya karena khawatir masuk ke rumah mereka.
Penangkapan ular ini membutuhkan waktu lama hingga berhasil ditangkap warga meski membutuhkan waktu cukup lama.
Ular berwarna hitam kuning ini mempunyai panjang 3.5– 4 meter dengan beratnya 1 kuintal 20 kilogram.
Untuk menghindari hal yang tak dimungkinkan mulut ular diplester dengan lakban kemudian dimasukan ke dalam keranjang besi untuk tidak kembali lepas ke habitatnya.
Rencananya ular ini dijual dengan harga Rp500 ribu- 1 juta lalu hasil penjualan disumbangkan ke masjid.
Namun sementara untuk biaya makan ular yang membutuhkan seekor ayam setiap harinya maka penonton yang ingin melihat ular tersebut diharapkan memberikan uang seikhlasnya.
Diketahui masih ada dua ekor lagi yang masih berkeliaran di sungai. Di perkirakan ular ini terbawa air banjir dari hulu sungai yang merupakan hutan dan pegunungan.
Binatang melata ini diduga berasal dari wilayah Gunung Bromo yang terseret air ke dataran rendah.
Beberapa warga mengevakuasi ular jenis sanca ini ke salah satu rumah di Dusun Bajang, Desa Sekarputih, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan. Setelah berhasil ditangkap di sebuah sungai di lingkungan setempat, Senin pagi tadi (29/2/2016).
Penemuannya berawal hewan melata yang sebenarnya sering bermunculan di sungai setempat sejak adanya banjir kiriman selama satu pekan ini.
Meski demikian warga tak berani menangkap, karena selain volume debet air cukup besar ukurannya tergolong raksasa.
Namun saat ular ini menepi di sungai lalu warga beramai-ramai menangkapnya karena khawatir masuk ke rumah mereka.
Penangkapan ular ini membutuhkan waktu lama hingga berhasil ditangkap warga meski membutuhkan waktu cukup lama.
Ular berwarna hitam kuning ini mempunyai panjang 3.5– 4 meter dengan beratnya 1 kuintal 20 kilogram.
Untuk menghindari hal yang tak dimungkinkan mulut ular diplester dengan lakban kemudian dimasukan ke dalam keranjang besi untuk tidak kembali lepas ke habitatnya.
Rencananya ular ini dijual dengan harga Rp500 ribu- 1 juta lalu hasil penjualan disumbangkan ke masjid.
Namun sementara untuk biaya makan ular yang membutuhkan seekor ayam setiap harinya maka penonton yang ingin melihat ular tersebut diharapkan memberikan uang seikhlasnya.
Diketahui masih ada dua ekor lagi yang masih berkeliaran di sungai. Di perkirakan ular ini terbawa air banjir dari hulu sungai yang merupakan hutan dan pegunungan.
(sms)