Seorang Remaja di Cirebon Diisolasi Akibat Difteri

Rabu, 17 Februari 2016 - 17:36 WIB
Seorang Remaja di Cirebon...
Seorang Remaja di Cirebon Diisolasi Akibat Difteri
A A A
CIREBON - Wabah difteri mulai menyerang Kota Cirebon setelah seorang remaja asal Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, diketahui diisolasi di ruang khusus RSUD Gunung Jati.

Remaja yang namanya dirahasiakan tersebut dinyatakan positif sebagaimana hasil pemeriksaan mikroskopis terhadap sampel apus tenggorokan yang bersangkutan.

Dia bahkan diketahui telah menunjukkan gejala klinis sehingga harus dirawat di ruang isolasi.

"Sebelumnya ada dua pasien terduga difteri, balita asal Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, dan remaja asal Kota Cirebon ini. Tapi dari hasil pemeriksaan, hanya pasien remaja ini yang positif," kata Direktur RSUD Gunung Jati, Heru Purwanto.

Remaja itu kini menjadi satu-satunya pasien difteri yang dirawat di rumah sakit tersebut. Pasien lain yang sempat dirawat di sana saat ini telah pulang seluruhnya setelah dinyatakan negatif melalui pemeriksaan ulang.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Gunung Jati Cirebon, Siska L Muliadi menambahkan, pascadiketahui ada warga yang positif difteri, perlu dicek kondisi sekitar pasien bersangkutan.

Keluarga terdekat maupun orang-orang yang bersentuhan langsung dengan pasien tersebut harua diperiksa untuk mengamati penularannya.

"Status imunisasi lingkungannya pun harus diperhatikan, kalau bagus tak perlu khawatir. Tapi kalau cakupan imunisasinya rendah, ini yang harus diwaspadai," paparnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Tri Mulyaningsih mengungkapkan, di Kota Cirebon ditemukan beberapa wilayah yang masyarakatnya menolak imunisasi dengan berbagai alasan.

Salah satunya, pemahaman masyarakat yang kurang tepat mengenai kandungan imunisasi itu sendiri.

"Disebut-sebut kandungan vaksin dalam imunisasi ada unsur babi. Padahal itu tak benar, vaksin yang digunakan untuk imunisasi diproduksi Biofarma, pabriknya di Indonesia dan proses pembuatannya dipantau MUI," tegasnya.

Kota Cirebon sendiri diakuinya, pernah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap difteri pada 2014.

Tahun itu, katanya, seorang meninggal dunia akibat difteri akibat sejak lahir hingga usia sekitar sepuluh tahun tak pernah diimunisasi.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1104 seconds (0.1#10.140)