Tanggapan Kemenag soal Buku Agama Salah Tulis Urutan Nabi
A
A
A
PADANGLAWAS UTARA - Buku Pendidikan Agama Islam yang salah menuliskan urutan nabi membuat resah orangtua siswa di Kabupaten Padanglawas Utara, Sumatera Utara.
Kamis (28/1/2016), Kasi Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Cabang Kabupaten Paluta mengaku sudah mendengar tentang informasi terkait buku tersebut. Namun, hingga saat ini dia belum pernah melihatnya secara langsung.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Paluta Umar Pohan membenarkan adanya informasi terkait hal itu. Namun ia mengaku belum pernah melihat buku itu.
Meski begitu, jika memang ada buku pelajaran Agama Islam yang menyimpang pihaknya akan segera menariknya dari seluruh sekolah.
Diberitakan sebelumnya, buku Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas 5 tingkat Sekolah Dasar (SD) dinilai menyesatkan. Sebab, di buku tersebut tertulis Nabi Muhammad SAW adalah nabi ke-13, sedangkan Isa AS nabi ke-25.
Akibatnya, sejumlah orangtua siswa yang anaknya bersekolah di tingkat SD resah dan mengecam beredarnya buku tersebut. Pangundian Harahap (48), warga Padanglawas Utara, Sumatera Utara, mengaku mengetahui adanya kesalahan dalam buku itu setelah anaknya yang duduk di kelas 5 SD sedang menghafalkan nama-nama Rasul Allah sesuai dengan urutannya.
Kamis (28/1/2016), Kasi Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Cabang Kabupaten Paluta mengaku sudah mendengar tentang informasi terkait buku tersebut. Namun, hingga saat ini dia belum pernah melihatnya secara langsung.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Paluta Umar Pohan membenarkan adanya informasi terkait hal itu. Namun ia mengaku belum pernah melihat buku itu.
Meski begitu, jika memang ada buku pelajaran Agama Islam yang menyimpang pihaknya akan segera menariknya dari seluruh sekolah.
Diberitakan sebelumnya, buku Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas 5 tingkat Sekolah Dasar (SD) dinilai menyesatkan. Sebab, di buku tersebut tertulis Nabi Muhammad SAW adalah nabi ke-13, sedangkan Isa AS nabi ke-25.
Akibatnya, sejumlah orangtua siswa yang anaknya bersekolah di tingkat SD resah dan mengecam beredarnya buku tersebut. Pangundian Harahap (48), warga Padanglawas Utara, Sumatera Utara, mengaku mengetahui adanya kesalahan dalam buku itu setelah anaknya yang duduk di kelas 5 SD sedang menghafalkan nama-nama Rasul Allah sesuai dengan urutannya.
(zik)