Usai Beli Seragam, Siswa MI Tewas Tertimpa Pohon
A
A
A
MAGELANG - Suasana duka masih menyelimuti keluarga Nasikin (64) warga Dusun Sanggrahan, Desa Kebonagung, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 23 Januari 2016.
Sejumlah warga masih terus berdatangan melayat ke rumah Nasikin. Putra Nasikin, Fajar Muhtadi (9) siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bachrul Ulum Kebonagung meninggal setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidar Magelang, Sabtu 23 Januari 2016, dini hari.
Korban terluka parah karena tertimpa pohon sonokeling di pinggir jalan dekat Jembatan Kalikanci, Desa Beseran, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jumat 22 Januari 2016.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB saat korban bersama ayahnya usai membeli sepatu dan seragam sekolah di Pasar Kaliangkrik. Menggunakan sepeda motor, Nasikin membocengi Fajar.
Tiba-tiba saat itu pohon sonokeling roboh.Spontan, Nasikin terjatuh dan Fajar terpental hingga tidak sadarkan diri.
Warga yang mengetahui kejadian tersebut, kemudian menolong dan melarikan keduanya menuju RSUD Tidar Magelang.
“Setelah menerima laporan, kami langsung membawa korban ke RSUD Tidar. Usai dirawat, Nasikin diperbolehkan pulang,” kata
Kapolres Magelang AKBP Zain Dwi Nugroho melalui Kapolsek Kaliangkrik AKP Santoso, Sabtu 23 Januari 2016.
Sementara itu, saat kejadian diduga ada angin kencang hingga merobohkan pohon tersebut. “Setahu saya saat itu tidak ada angin. Cuacanya cerah, lare niki (anak ini) tidak sadar. Dari mulutnya mengeluarkan darah,” ujar Nasikin saat ditemui di rumahnya, Sabtu 23 Januari 2016.
Fajar sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUD Tidar Magelang, namun Tuhan berkehendak lain. Kurang lebih sekitar pukul 01.00 WIB dini hari Fajar mengembuskan napas terakhirnya.
“Sampai mboten wonten (tidak), lare tidak sadar. Tadi (kemarin) sudah dimakamkan,” katanya.
Menurut Nasikin, sebelum kejadian itu dirinya bersama Fajar baru saja membeli sepatu dan seragam sekolah.
Dia mengungkapkan, putranya memaksanya untuk membeli sepatu dan seragam tersebut di Pasar Kaliangkrik. Bahkan, kakaknya menyarankan untuk membeli di Pasar Bandongan yang dekat, tetap korban tidak mau.
“Fajar enggak mau sekolah karena sepatu dan baju seragamnya rusak, dia lalu merengek minta dibelikan,” kata Nasikin.
Usai dibelikan sepatu dan seragam tersebut, Fajar mengajaknya untuk segera pulang. Bahkan saat bapaknya mengajak istirahat sebentar, Fajar menolak.
“Fajar tetap mengajak pulang. Saya memang belum sempat membelikan mainan yoyo. Saat itu, belum saya belikan,” kata dia.
Nah saat pulang tersebut, Nasikin tidak menyangka akan mengalami kejadian tersebut. Akibat kejadian tersebut, Nasikin terluka ringin di dakunya. “Kami sudah ikhlas, ini musibah yang sudah jadi kehendak Tuhan,” kata dia.
Nasikin terlihat sesekali menyalami warga yang melayat di rumahnya. Sedangkan ibu Fajar, Rofiah masih terguncang. Keluarga berupaya untuk menenangkan Rofiah yang syok dengan kepergian putranya.
Kurang lebih pukul 09.00 WIB, jenazah Fajar dimakamkan. Sebelum dimakamkan, sejumlah teman-temannya di MI Bachrul Ulum melayatnya.
“Anaknya periang, kadang juga bandel tapi itu biasa ya, namanya juga anak-anak. Kami sangat kehilangan Fajar,” kata Kepala MI Bachrul Ulum Kebonagung, Susilo.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, angin kencang telah merobohkan sejumlah pohon di wilayah Salam, Kabupaten Magelang.
Robohnya pohon tersebut sempat merusak beberapa bangunan rumah warga, Sabtu 23 Januari 2016.
Sejumlah warga masih terus berdatangan melayat ke rumah Nasikin. Putra Nasikin, Fajar Muhtadi (9) siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bachrul Ulum Kebonagung meninggal setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidar Magelang, Sabtu 23 Januari 2016, dini hari.
Korban terluka parah karena tertimpa pohon sonokeling di pinggir jalan dekat Jembatan Kalikanci, Desa Beseran, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jumat 22 Januari 2016.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB saat korban bersama ayahnya usai membeli sepatu dan seragam sekolah di Pasar Kaliangkrik. Menggunakan sepeda motor, Nasikin membocengi Fajar.
Tiba-tiba saat itu pohon sonokeling roboh.Spontan, Nasikin terjatuh dan Fajar terpental hingga tidak sadarkan diri.
Warga yang mengetahui kejadian tersebut, kemudian menolong dan melarikan keduanya menuju RSUD Tidar Magelang.
“Setelah menerima laporan, kami langsung membawa korban ke RSUD Tidar. Usai dirawat, Nasikin diperbolehkan pulang,” kata
Kapolres Magelang AKBP Zain Dwi Nugroho melalui Kapolsek Kaliangkrik AKP Santoso, Sabtu 23 Januari 2016.
Sementara itu, saat kejadian diduga ada angin kencang hingga merobohkan pohon tersebut. “Setahu saya saat itu tidak ada angin. Cuacanya cerah, lare niki (anak ini) tidak sadar. Dari mulutnya mengeluarkan darah,” ujar Nasikin saat ditemui di rumahnya, Sabtu 23 Januari 2016.
Fajar sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUD Tidar Magelang, namun Tuhan berkehendak lain. Kurang lebih sekitar pukul 01.00 WIB dini hari Fajar mengembuskan napas terakhirnya.
“Sampai mboten wonten (tidak), lare tidak sadar. Tadi (kemarin) sudah dimakamkan,” katanya.
Menurut Nasikin, sebelum kejadian itu dirinya bersama Fajar baru saja membeli sepatu dan seragam sekolah.
Dia mengungkapkan, putranya memaksanya untuk membeli sepatu dan seragam tersebut di Pasar Kaliangkrik. Bahkan, kakaknya menyarankan untuk membeli di Pasar Bandongan yang dekat, tetap korban tidak mau.
“Fajar enggak mau sekolah karena sepatu dan baju seragamnya rusak, dia lalu merengek minta dibelikan,” kata Nasikin.
Usai dibelikan sepatu dan seragam tersebut, Fajar mengajaknya untuk segera pulang. Bahkan saat bapaknya mengajak istirahat sebentar, Fajar menolak.
“Fajar tetap mengajak pulang. Saya memang belum sempat membelikan mainan yoyo. Saat itu, belum saya belikan,” kata dia.
Nah saat pulang tersebut, Nasikin tidak menyangka akan mengalami kejadian tersebut. Akibat kejadian tersebut, Nasikin terluka ringin di dakunya. “Kami sudah ikhlas, ini musibah yang sudah jadi kehendak Tuhan,” kata dia.
Nasikin terlihat sesekali menyalami warga yang melayat di rumahnya. Sedangkan ibu Fajar, Rofiah masih terguncang. Keluarga berupaya untuk menenangkan Rofiah yang syok dengan kepergian putranya.
Kurang lebih pukul 09.00 WIB, jenazah Fajar dimakamkan. Sebelum dimakamkan, sejumlah teman-temannya di MI Bachrul Ulum melayatnya.
“Anaknya periang, kadang juga bandel tapi itu biasa ya, namanya juga anak-anak. Kami sangat kehilangan Fajar,” kata Kepala MI Bachrul Ulum Kebonagung, Susilo.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, angin kencang telah merobohkan sejumlah pohon di wilayah Salam, Kabupaten Magelang.
Robohnya pohon tersebut sempat merusak beberapa bangunan rumah warga, Sabtu 23 Januari 2016.
(dam)