Operasi Tinombala dan Kekhawatiran Petani di Kaki Gunung Tineba

Selasa, 19 Januari 2016 - 14:40 WIB
Operasi Tinombala dan Kekhawatiran Petani di Kaki Gunung Tineba
Operasi Tinombala dan Kekhawatiran Petani di Kaki Gunung Tineba
A A A
POSO - Meski khawatir dengan keselamatan diri mereka, para petani di kaki Gunung Tineba di Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, tetap beraktivitas di kebun.

Wilayah hutan pegunungan yang berada di Kecamatan Poso Pesisir Selatan dalam lima hari terakhir menjadi perhatian oleh aparat keamanan TNI-Polri yang dilibatkan dalam Operasi Tinombala 2016, terutama sejak terjadinya baku tembak antara 60 personel gabungan TNI-Polri dengan sekelompok orang bersenjata yang disebut sebagai kelompok teroris Santoso.

Pasukan Brimob maupun TNI rutin melakukan kegiatan patroli di wilayah hutan perkebungan yang berada di wilayah itu, dalam upaya mencari keberadaan kelompok Santoso yang hingga kini belum tertangkap.

Di sisi lain, sejak peristiwa kontak tembak antara pasukan TNI-Polri dengan sekelompok teroris pada Jumat pekan lalu, berdampak pada psikologis warga masyarakat yang tinggal di sekitar kaki Gunung Tineba.

Umumnya, warga di tiga desa itu khawatir dan merasa tidak aman untuk beraktivitas di kebun kebun mereka yang berada di dekat gunung yang sepi penduduk.

Setidaknya terdapat tiga desa yang berbatasan dengan hutan yaitu Desa Pantangolemba, Desa Taunca, dan Desa Padalembara. Mayoritas penduduknya mengandalkan sumber pendapatan ekonomi keluarga mereka dari kegiatan berkebun kakao serta hasil hutan seperti pohon durian yang saat ini sedang musim di wilayah itu.

Namun, sejak baku tembak yang diwarnai ledakan bom membuat para petani tidak lagi merasa aman saat beraktivitas di kebun.

Nenga Mupu, misalnya. Petani asal Desa Taunca ini mengaku sangat takut untuk masuk ke kebunnya yang berada di sekitar hutan, tapi ia tidak punya pilihan lain karena bila tidak beraktivitas di kebun maka anak istrinya tidak bisa makan.

Nenga Mupu adalah seorang petani tanaman kakao dan kopi robusta. Dia berharap aparat TNI-Polri dalam Operasi Tinombala 2016 ini dapat memberikan rasa aman kepada warga masyarakat seperti dirinya yang hanya seorang petani kecil.

Hingga Selasa, 19 Januari 2016 ini, belum ada perkembangan signifikan dari upaya pengejaran kelompok teroris Santoso yang digelar sejak 10 Januari 2016.

Operasi Tinombala 2016 di bawah kendali Polda Sulawesi Tengah mengerahkan sedikitnya 2.000 personel gabungan TNI-Polri untuk memburu kelompok teroris Santoso.

Pengejaran Santoso sudah dilakukan dalam lima tahun terakhir sejak namanya dikaitkan dengan peristiwa penembakan tiga anggota polisi di Palu pada Mei 2011.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8590 seconds (0.1#10.140)