Blokade Bandara Sentani Dibuka, Aparat TNI/Polri Dihujani Anak Panah
A
A
A
JAYAPURA - Petugas gabungan dari TNI/Polri yang diterjunkan untuk membuka blokade run way 30 Bandara Sentani, Jayapura, Papua, dihujani anak panah oleh massa yang melakukan demo.
Perwakilan massa tanah ulayat yang mewakili masyarakat Ifar Besar Mapi Kopeuw mengatakan, pihaknya merasa sangat kecewa dengan janji yang telah diucapkan Bupati Jayapura.
"Kami kecewa kepada Bupati Jayapura karena telah menyampaikan kepada kami untuk melaksanakan penetapan dan pembacaan nama pemilik hak ulayat tanah bandara di Kampung Ifar Besar tetapi tidak hadir," katanya, Rabu (30/12/2015).
Dia melanjutkan, Bupati Jayapura harus menjelaskan kepada pihaknya alasan mengapa belum adanya kepastian pembayaran tanah hak ulayat Bandara Sentani.
"Kami juga meminta kepada kubu Ondo Frans Albert Yoku untuk hadir di sini dan menjelaskan kepada kami tanah yang dimiliki oleh Frans Alberth Yoku agar permasalahan ganti rugi hak ulayat tanah cepat diselesaikan," jelasnya.
Sementara itu, Kamhanlan Lanud Jayapura Mayor Pom I Suebu mengatakan, pembayaran tanah hak ulayat Bandara Sentani sudah berada di Pengadilan Jayapura dan bila berlarut akan diselesaikan secara hukum melalui pengadilan.
Setelah mendengarkan keterangan Mayor Pom I Suebu, massa yang melakukan blokade mau membuka blokadenya. Pembukaan blokade juga diakibatkan oleh adanya pertemuan menyambut kedatangan Bupati di rumah Franzalbet Yoku.
Dalam pertemuan itu, sebanyak 80 orang tampak hadir. Franzalbet Yoku mengatakan, pihaknya siap membantu petugas kepolisian untuk membubarkan massa yang memblokade Bandara Sentani.
Namun upaya tersebut tidak diloloskan, karena dikhawatirkan akan memicu bentrokan. Benar saja, massa Franzalbet Yoku yang nekat datang ke bandara bersama aparat kepolisian malah di hujani lemparan batu dan anak panah.
Tidak hanya, massa kedua pihak juga terlibat perkelahian massal. Beruntung, perkelahian itu dapat dilerai dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Kelompok Mapi Kopeuw akhirnya mau meninggalkan run way bandara, dan pindah ke taxi way. Saat ini, Operasional penerbangan Bandara Sentani sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Perwakilan massa tanah ulayat yang mewakili masyarakat Ifar Besar Mapi Kopeuw mengatakan, pihaknya merasa sangat kecewa dengan janji yang telah diucapkan Bupati Jayapura.
"Kami kecewa kepada Bupati Jayapura karena telah menyampaikan kepada kami untuk melaksanakan penetapan dan pembacaan nama pemilik hak ulayat tanah bandara di Kampung Ifar Besar tetapi tidak hadir," katanya, Rabu (30/12/2015).
Dia melanjutkan, Bupati Jayapura harus menjelaskan kepada pihaknya alasan mengapa belum adanya kepastian pembayaran tanah hak ulayat Bandara Sentani.
"Kami juga meminta kepada kubu Ondo Frans Albert Yoku untuk hadir di sini dan menjelaskan kepada kami tanah yang dimiliki oleh Frans Alberth Yoku agar permasalahan ganti rugi hak ulayat tanah cepat diselesaikan," jelasnya.
Sementara itu, Kamhanlan Lanud Jayapura Mayor Pom I Suebu mengatakan, pembayaran tanah hak ulayat Bandara Sentani sudah berada di Pengadilan Jayapura dan bila berlarut akan diselesaikan secara hukum melalui pengadilan.
Setelah mendengarkan keterangan Mayor Pom I Suebu, massa yang melakukan blokade mau membuka blokadenya. Pembukaan blokade juga diakibatkan oleh adanya pertemuan menyambut kedatangan Bupati di rumah Franzalbet Yoku.
Dalam pertemuan itu, sebanyak 80 orang tampak hadir. Franzalbet Yoku mengatakan, pihaknya siap membantu petugas kepolisian untuk membubarkan massa yang memblokade Bandara Sentani.
Namun upaya tersebut tidak diloloskan, karena dikhawatirkan akan memicu bentrokan. Benar saja, massa Franzalbet Yoku yang nekat datang ke bandara bersama aparat kepolisian malah di hujani lemparan batu dan anak panah.
Tidak hanya, massa kedua pihak juga terlibat perkelahian massal. Beruntung, perkelahian itu dapat dilerai dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Kelompok Mapi Kopeuw akhirnya mau meninggalkan run way bandara, dan pindah ke taxi way. Saat ini, Operasional penerbangan Bandara Sentani sudah berjalan sebagaimana mestinya.
(san)