TNGM Hijaukan Kembali Lahan Terbakar
A
A
A
SLEMAN - Sejak seminggu terakhir ini, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mulai melakukan penghijauan di wilayah Magelang dan Boyolali. Penghijauan dilakukan di lahan yang terkena bencana kebakaran pada Juli hingga November kemarin.
Kepala Seksi Wilayah I TNGM Nurpana Sulaksono mengatakan, penghijauan kembali lahan yang terbakar tersebut untuk memanfaatkan datangnya awal musim hujan ini.
"Sudah dimulai sejak seminggu kemarin," katanya, Selasa (29/12/2015).
Dari 305 hektare total lahan yang terbakar, tidak semuanya yang akan dihijaukan. Karena, masih banyak tanaman yang tumbuh lagi. "Dari monitoring pascakebakaran hutan kemarin, pohon terbakar masih banyak yang tumbuh lagi," tuturnya.
Dalam penghijauan ini, tanaman-tanaman yang memang mempunyai ketahanan terhadap bencana kebakaran saja yang digunakan, di antaranya Senu, Tesek, Elo, Tutup, Rampelas, dan Dadap.
Jenis-jenis tersebut masih dapat hidup dan mampu tumbuh trubusan-trubusan baru setelah terbakar. Namun, dengan catatan selama bagian dalam batang pohon masih relatif basah.
"Pemilihan jenis tanaman, pohon yang cepat tumbuh dan punya ketahanan terhadap kekeringan," kata Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan TNGM Dhany Suryawan.
Lanjut Dhany, penghijauan ini akan diteruskan pada 2016. Biaya penghijauan menggunakan dana dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TNGM.
Selama setahun tersebut, minimal 100 hektare lahan bisa kembali hijau, terutama di Kecamatan Srumbung dan Dukun, Magelang yang merupakan wilayah paling parah terdampak bencana kebakaran.
Dalam penanaman pohon ini pun juga diberi suatu sekat bakar agar ketika sewaktu-waktu terjadi bencana kebakaran di wilayah lain, apinya tidak mudah merambat ke lahan yang baru.
Selain itu, pihaknya juga melakukan peningkatan standar dan kuantitas peralatan atau perlengkapan pemadaman kebakaran serta mengintensifkan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Kepala Seksi Wilayah I TNGM Nurpana Sulaksono mengatakan, penghijauan kembali lahan yang terbakar tersebut untuk memanfaatkan datangnya awal musim hujan ini.
"Sudah dimulai sejak seminggu kemarin," katanya, Selasa (29/12/2015).
Dari 305 hektare total lahan yang terbakar, tidak semuanya yang akan dihijaukan. Karena, masih banyak tanaman yang tumbuh lagi. "Dari monitoring pascakebakaran hutan kemarin, pohon terbakar masih banyak yang tumbuh lagi," tuturnya.
Dalam penghijauan ini, tanaman-tanaman yang memang mempunyai ketahanan terhadap bencana kebakaran saja yang digunakan, di antaranya Senu, Tesek, Elo, Tutup, Rampelas, dan Dadap.
Jenis-jenis tersebut masih dapat hidup dan mampu tumbuh trubusan-trubusan baru setelah terbakar. Namun, dengan catatan selama bagian dalam batang pohon masih relatif basah.
"Pemilihan jenis tanaman, pohon yang cepat tumbuh dan punya ketahanan terhadap kekeringan," kata Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan TNGM Dhany Suryawan.
Lanjut Dhany, penghijauan ini akan diteruskan pada 2016. Biaya penghijauan menggunakan dana dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TNGM.
Selama setahun tersebut, minimal 100 hektare lahan bisa kembali hijau, terutama di Kecamatan Srumbung dan Dukun, Magelang yang merupakan wilayah paling parah terdampak bencana kebakaran.
Dalam penanaman pohon ini pun juga diberi suatu sekat bakar agar ketika sewaktu-waktu terjadi bencana kebakaran di wilayah lain, apinya tidak mudah merambat ke lahan yang baru.
Selain itu, pihaknya juga melakukan peningkatan standar dan kuantitas peralatan atau perlengkapan pemadaman kebakaran serta mengintensifkan kolaborasi dengan berbagai pihak.
(zik)