Merata, Ancaman Petir di DIY
A
A
A
YOGYAKARTA - Cuaca ekstrem yang menimbulkan angin kencang dan petir di Yogyakarta akan dirasakan hingga Januari mendatang. Masyarakat pun diharap tetap waspada, terutama terhadap ancaman petir yang berpotensi terjadi di mana saja.
Prakirawan dari Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Subandi mengatakan, bahaya bencana petir sampai saat ini bisa terjadi di mana saja.
"Semuanya merata di DIY berpotensi bisa terkena petir," katanya, Kamis (17/12/2015).
Bahkan, tempat yang menurutnya paling aman yaitu di rumah pun bisa terkena bencana tersebut. Beberapa hari terakhir ini juga ada dua laporan rumah terkena petir. "Sebenarnya lebih baik kan rumah dipasangi penangkal petir."
Karena itu, masyarakat diharap pintar-pintar mencari tempat berlindung. Misal, tak berada di tanah yang lapang ketika terjadi hujan. "Kan bisa menjadi objek yang paling tinggi bila di tanah yang lapang. Jangan berada di tempat yang basah juga," katanya.
Lanjutnya, petir terjadi karena adanya pertemuan dua awan Cumulonimbus (Cb). Potensi bahaya seperti ini akan cenderung menurun hingga sampai puncak musim hujan mendatang. "Puncaknya di akhir Januari hingga awal Februari (2016) nanti," ucapnya.
Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan, menambahkan, bahaya bencana yang diakibatkan angin kencang dan petir seperti ini memang lebih dominan pada pancaroba sampai awal musim hujan.
"Tapi selama musim hujan, potensi terjadi cuaca ekstrem masih cukup tinggi. Antara lain jumlah curah hujan dan petir," ucapnya.
Prakirawan dari Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Subandi mengatakan, bahaya bencana petir sampai saat ini bisa terjadi di mana saja.
"Semuanya merata di DIY berpotensi bisa terkena petir," katanya, Kamis (17/12/2015).
Bahkan, tempat yang menurutnya paling aman yaitu di rumah pun bisa terkena bencana tersebut. Beberapa hari terakhir ini juga ada dua laporan rumah terkena petir. "Sebenarnya lebih baik kan rumah dipasangi penangkal petir."
Karena itu, masyarakat diharap pintar-pintar mencari tempat berlindung. Misal, tak berada di tanah yang lapang ketika terjadi hujan. "Kan bisa menjadi objek yang paling tinggi bila di tanah yang lapang. Jangan berada di tempat yang basah juga," katanya.
Lanjutnya, petir terjadi karena adanya pertemuan dua awan Cumulonimbus (Cb). Potensi bahaya seperti ini akan cenderung menurun hingga sampai puncak musim hujan mendatang. "Puncaknya di akhir Januari hingga awal Februari (2016) nanti," ucapnya.
Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan, menambahkan, bahaya bencana yang diakibatkan angin kencang dan petir seperti ini memang lebih dominan pada pancaroba sampai awal musim hujan.
"Tapi selama musim hujan, potensi terjadi cuaca ekstrem masih cukup tinggi. Antara lain jumlah curah hujan dan petir," ucapnya.
(zik)