Pengungsi Sinabung Tidak Antusias Ikut Pilkada?
A
A
A
KABANJAHE - Pilkada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Rabu (9/12/2015) ini dikhawatirkan sepi dari partisipasi para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung. Sebab, banyak di antara pengguna hak suara memilih untuk melanjutkan aktivitasnya sehari-hari.
"Pada umumnya tingkat antusias pengungsi rendah. Banyak yang pulang ke kampung untuk melanjutkan aktivitas. Karena belakangan ini sejumlah komoditi pertanian mengalami peningkatan. Jadi banyak yang pilih ke ladang saja daripada ke TPS. Lagi pula kami khawatir akan kecewa terhadap sosok yang dipilih," kata Pelin Sembiring, warga Desa Kuta Rayat, Kecamatan Naman Teran.
Menurutnya, itu merupakan salah satu bentuk protes dari parapengungsi korban erupsi Sinabung terhadap pemerintah.
"Jika disikapi secara bijak, inilah sikap protes kami. Oleh karena itu, siapa pun yang menjadi pemenang, perhatikanlah lebih jauh nasib ribuan pengungsi yang mengalami penderitaan berkepanjangan ini. Kami juga tidak mau hidup menderita seperti ini. Kasihanilah anak-anak kami yang masih duduk di bangku sekolah."
Ketua KPU Tanah Karo Benyamin Pinem menyatakan pihaknya telah melakukan tahapan-tahapan pemilu. Bahkan, sosialisasi tentang pentingnya menggunakan hak pilih, telah dikumandangkan hingga pelosok daerah. Kawasan penampungan ribuan jiwa korban letusan Sinabung juga tidak ketinggalan.
Data yang diperoleh dari KPU Karo, pengungsi korban erupsi Sinabung yang terdaftar menjadi pemilih (DPT + DPTb1) sejumlah 6.626 jiwa, terdiri dari warga sembilan desa (Tigapancur, Pintu Mbesi, Jeraya, Kuta Tengah, Sukanalu, Sigarang-garang, Kuta Rayat, Kuta Gugung, dan Mardinding). Pemilih disebar di 15 TPS.
"Pada umumnya tingkat antusias pengungsi rendah. Banyak yang pulang ke kampung untuk melanjutkan aktivitas. Karena belakangan ini sejumlah komoditi pertanian mengalami peningkatan. Jadi banyak yang pilih ke ladang saja daripada ke TPS. Lagi pula kami khawatir akan kecewa terhadap sosok yang dipilih," kata Pelin Sembiring, warga Desa Kuta Rayat, Kecamatan Naman Teran.
Menurutnya, itu merupakan salah satu bentuk protes dari parapengungsi korban erupsi Sinabung terhadap pemerintah.
"Jika disikapi secara bijak, inilah sikap protes kami. Oleh karena itu, siapa pun yang menjadi pemenang, perhatikanlah lebih jauh nasib ribuan pengungsi yang mengalami penderitaan berkepanjangan ini. Kami juga tidak mau hidup menderita seperti ini. Kasihanilah anak-anak kami yang masih duduk di bangku sekolah."
Ketua KPU Tanah Karo Benyamin Pinem menyatakan pihaknya telah melakukan tahapan-tahapan pemilu. Bahkan, sosialisasi tentang pentingnya menggunakan hak pilih, telah dikumandangkan hingga pelosok daerah. Kawasan penampungan ribuan jiwa korban letusan Sinabung juga tidak ketinggalan.
Data yang diperoleh dari KPU Karo, pengungsi korban erupsi Sinabung yang terdaftar menjadi pemilih (DPT + DPTb1) sejumlah 6.626 jiwa, terdiri dari warga sembilan desa (Tigapancur, Pintu Mbesi, Jeraya, Kuta Tengah, Sukanalu, Sigarang-garang, Kuta Rayat, Kuta Gugung, dan Mardinding). Pemilih disebar di 15 TPS.
(zik)