Empat Warga Ditembak saat Demo Tolak Tambang di Banyuwangi
A
A
A
BANYUWANGI - Kerusuhan tambang emas di Kawasan Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, menyebabkan empat warga menjadi korban penembakan.
Selain seorang bocah terkena peluru nyasar, terdapat tiga warga yang terkena tembakan ketika demo menolak eksploitasi tambang emas tersebut, Rabu November 2015.
Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) Surabaya Fatkhul Khoir mengungkapkan, informasi yang didapat di lokasi terdapat empat warga yang ditembak yakni tiga orang dewasa dan seorang bocah yang terkena peluru nyasar.
Pria yang akrab disapa Juir ini menjelaskan, tiga warga yang menjadi korban dalam kerusuhan tambang emas itu yakni Idiono terkena serpihan peluru di bagian kaki dan punggung, Sunar mengalami luka tembak di bagian telinga, dan Widianto terkena tembakan di bagian punggung. Ketiganya adalah warga Silibaru, Kabupaten Banyuwangi.
"Mereka masih menjalani perawatan di rumah sakit. Untuk saat ini yang masih terdata oleh KontraS ada tiga warga. Sedangkan bocah yang terkena peluru nyasar masih digali tim kami di lapangan," ujarnya.
Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama mengatakan, dalam aksi warga yang digelar Rabu 25 November 2015 sore, massa telah melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah sarana dan prasarana milik PT BSI di sekitar lokasi penambangan emas itu. Kerusuhan tambang emas ini terjadi saat sekitar 400-an warga menggelar aksi menolak eksploitasi penambangan emas.
Protes terhadap operasional tambang emas tersebut sudah sekian kalinya terjadi di Kawasan Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Kawasan ini dekat dengan obyek wisata Pantai Pulau Merah.
Selain seorang bocah terkena peluru nyasar, terdapat tiga warga yang terkena tembakan ketika demo menolak eksploitasi tambang emas tersebut, Rabu November 2015.
Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) Surabaya Fatkhul Khoir mengungkapkan, informasi yang didapat di lokasi terdapat empat warga yang ditembak yakni tiga orang dewasa dan seorang bocah yang terkena peluru nyasar.
Pria yang akrab disapa Juir ini menjelaskan, tiga warga yang menjadi korban dalam kerusuhan tambang emas itu yakni Idiono terkena serpihan peluru di bagian kaki dan punggung, Sunar mengalami luka tembak di bagian telinga, dan Widianto terkena tembakan di bagian punggung. Ketiganya adalah warga Silibaru, Kabupaten Banyuwangi.
"Mereka masih menjalani perawatan di rumah sakit. Untuk saat ini yang masih terdata oleh KontraS ada tiga warga. Sedangkan bocah yang terkena peluru nyasar masih digali tim kami di lapangan," ujarnya.
Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama mengatakan, dalam aksi warga yang digelar Rabu 25 November 2015 sore, massa telah melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah sarana dan prasarana milik PT BSI di sekitar lokasi penambangan emas itu. Kerusuhan tambang emas ini terjadi saat sekitar 400-an warga menggelar aksi menolak eksploitasi penambangan emas.
Protes terhadap operasional tambang emas tersebut sudah sekian kalinya terjadi di Kawasan Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Kawasan ini dekat dengan obyek wisata Pantai Pulau Merah.
(nag)