Ratakan Tanah, Warga Medan Pacul Martir Peninggalan Belanda
A
A
A
MEDAN - Sebuah mortir aktif peninggalan Belanda ditemukan warga, di Jalan menteng II, Gang Deli, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai.
Mortir aktif itu ditemukan oleh tiga kuli bangunan, masing-masing JO Sagala (30) R Sinaga (25) dan Elias Sijabat (26).
"Martir itu ditemukan saat warga hendak meratakan tanah di areal pembangunan rumah milik Joni Siahaan (29)," kata Kanit Reskrim Polsekta Medan Area Iptu Alexander Piliang, kepada wartawan, Jumat (20/11/2015).
Mendapat temuan itu, R Manurung langsung melapor ke polisi. Tidak berselang lama, Bripka S Siallagan yang bertugas di Ditreskrimum Polda Sumut kemudian meneruskan informasi itu ke Polsekta Medan Area.
"Kebetulan mereka (R Manurung) mengenal Bripka Siallagan itu. Kemudian oleh Siallagan langsung meneruskan informasi itu ke polsek dan langsung kita tindak lanjuti," terangnya.
Pihaknya kemudian menghubungi Tim Penjinak Hululedak (Jihandak) Brimobda Sumut untuk mengevakuasi mortir tersebut. "Saat ini mortirnya sudah di Mako Brimob," jelasnya.
Sementara itu, R Manurung mengatakan, di atas tanah itu dulunya berdiri pabrik batu-bata peninggalan Belanda.
"Dulu di sini dibangun pabrik batu-bata. Tetapi sudah lama tidak digunakan. Nah, pas tadi mau meratakan tanahnya, kami melihat besi tua yang sudah berkarat," ungkap Manurung.
Merasa curiga, memberitahukan tiga rekannya. "Awalnya kami tak menyangka kalau itu mortir. Tetapi saat kami angkat beratnya agak lain, lalu ada sirip-siripnya di belakang," bebernya.
Takut terjadi sesuatu, mereka menghubungi polisi di Polda Sumut dan menceritakan temuannya. "Kujelaskanlah semua bentuknya, rupanya itu sebuah mortir yang masih aktif. Untung tidak meledak di sini," ungkapnya.
Dia mengaku, sempat mencangkul dan mencokok badan martirnya tersebut. Namun tidak meledak. "Bah, untung kali tadi gak meledak, kalau tidak bahayalah. Soalnya sudah sempat kucangkul dan kutokok-tokok tadi, rupanya itu bom," pungkasnya.
Mortir aktif itu ditemukan oleh tiga kuli bangunan, masing-masing JO Sagala (30) R Sinaga (25) dan Elias Sijabat (26).
"Martir itu ditemukan saat warga hendak meratakan tanah di areal pembangunan rumah milik Joni Siahaan (29)," kata Kanit Reskrim Polsekta Medan Area Iptu Alexander Piliang, kepada wartawan, Jumat (20/11/2015).
Mendapat temuan itu, R Manurung langsung melapor ke polisi. Tidak berselang lama, Bripka S Siallagan yang bertugas di Ditreskrimum Polda Sumut kemudian meneruskan informasi itu ke Polsekta Medan Area.
"Kebetulan mereka (R Manurung) mengenal Bripka Siallagan itu. Kemudian oleh Siallagan langsung meneruskan informasi itu ke polsek dan langsung kita tindak lanjuti," terangnya.
Pihaknya kemudian menghubungi Tim Penjinak Hululedak (Jihandak) Brimobda Sumut untuk mengevakuasi mortir tersebut. "Saat ini mortirnya sudah di Mako Brimob," jelasnya.
Sementara itu, R Manurung mengatakan, di atas tanah itu dulunya berdiri pabrik batu-bata peninggalan Belanda.
"Dulu di sini dibangun pabrik batu-bata. Tetapi sudah lama tidak digunakan. Nah, pas tadi mau meratakan tanahnya, kami melihat besi tua yang sudah berkarat," ungkap Manurung.
Merasa curiga, memberitahukan tiga rekannya. "Awalnya kami tak menyangka kalau itu mortir. Tetapi saat kami angkat beratnya agak lain, lalu ada sirip-siripnya di belakang," bebernya.
Takut terjadi sesuatu, mereka menghubungi polisi di Polda Sumut dan menceritakan temuannya. "Kujelaskanlah semua bentuknya, rupanya itu sebuah mortir yang masih aktif. Untung tidak meledak di sini," ungkapnya.
Dia mengaku, sempat mencangkul dan mencokok badan martirnya tersebut. Namun tidak meledak. "Bah, untung kali tadi gak meledak, kalau tidak bahayalah. Soalnya sudah sempat kucangkul dan kutokok-tokok tadi, rupanya itu bom," pungkasnya.
(san)