60 KK di Banjarnegara Terancam Bencana Longsor
60 KK di Banjarnegara Terancam Bencana Longsor
A
A
A
BANJARNEGARA - Akibat guyuran hujan deras yang terjadi sejak tiga hari terakhir, sebuah rekahan tanah yang berpotensi longsor terjadi di Desa Tlaga, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Berdasar pantauan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, rekahan tanah kurang lebih sepanjang 60 meter, dengan lebar rekahan 1-2 meter dan kedalaman 1-2 meter. Sementara, kemiringan 40 derajat.
Sebanyak 60 KK atau kurang lebih 150 jiwa dari RT 1 dan 4 RW 6 Dusun Slimpet, Desa Tlaga, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah, terancam bencana longsor akibat rekahan itu. Untuk mengantisipasi terjadi longsor, masyarakat bergotong royong membuat penahan longsor darurat dengan karung berisi tanah.
"Kami saat ini terus melakukan pantauan dan keliling di lokasi rawan bencana. Tujuan agar semua bisa diantisipasi," kata anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Banjarnegara Adri Sulistyo, Selasa (10/11/2015).
BPBD Banjarnegara melakukan assesment dan sosialisasi kepada para warga untuk mewaspadai ancaman longsor. Apabila curah hujan terus meninggi, warga diimbau mengungsi.
Berdasar pantauan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, rekahan tanah kurang lebih sepanjang 60 meter, dengan lebar rekahan 1-2 meter dan kedalaman 1-2 meter. Sementara, kemiringan 40 derajat.
Sebanyak 60 KK atau kurang lebih 150 jiwa dari RT 1 dan 4 RW 6 Dusun Slimpet, Desa Tlaga, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah, terancam bencana longsor akibat rekahan itu. Untuk mengantisipasi terjadi longsor, masyarakat bergotong royong membuat penahan longsor darurat dengan karung berisi tanah.
"Kami saat ini terus melakukan pantauan dan keliling di lokasi rawan bencana. Tujuan agar semua bisa diantisipasi," kata anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Banjarnegara Adri Sulistyo, Selasa (10/11/2015).
BPBD Banjarnegara melakukan assesment dan sosialisasi kepada para warga untuk mewaspadai ancaman longsor. Apabila curah hujan terus meninggi, warga diimbau mengungsi.
(zik)
Explore More