Kekerasan Siswa di Makassar, Polisi Amankan 21 Orang

Minggu, 01 November 2015 - 16:02 WIB
Kekerasan Siswa di Makassar, Polisi Amankan 21 Orang
Kekerasan Siswa di Makassar, Polisi Amankan 21 Orang
A A A
MAKASSAR - Kekerasan terhadap siswa berkedok Pendidikan Dasar (Diksar) Pramuka terjadi di salah satu sekolah tingkat atas di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (1/11/2015) dini hari tadi. Tindak kekerasan ini dilakukan oleh para senior organisasi ekstra kurikuler (ekskul) Pramuka terhadap 23 calon anggota barunya.

Polisi dari Polsek Tamalate kemudian mengamankan 21 orang senior Pramuka yang diduga terlibat dalam tindak kekerasan tersebut. Selain itu, seorang oknum guru bernama Amir dan seorang pelatih bernama Juniardi juga turut diamankan.

Menurut kesaksian salah seorang calon anggota baru berinisial AP, kegiatan tersebut sudah dimulai sejak hari Jumat lalu. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai rangkaian dari prosesi penerimaan anggota baru ekskul Pramuka. Namun pada hari Jumat, seluruh peserta hanya dilatih kecakapan umum seperti baris-berbaris dan tali-temali.

Tindak kekerasan baru terjadi di hari kedua. Sejak malam hingga dini hari, seluruh peserta dipaksa untuk melakukan hal-hal yang diluar kewajaran seperti memakan makanan yang dibuang ke tanah, memakan kaus kaki bekas, hingga menggigit sendal jepit. Mereka juga disuruh merayap di tangga gedung sekolah dari lantai 1 ke lantai 4 dan disiram air.

Selain itu, peserta yang tak sanggup menghafal Pancasila dan Dasa Dharma Pramuka juga dihukum dengan cara tangannya ditetesi cairan lilin panas. Akibatnya, kulit beberapa peserta melepuh. Apabila peserta mengeluh sakit, mereka dibentak dan beberapa di antaranya ditendang.

"Pokoknya kami diperlakukan seperti binatang. Kalau kami mengeluh sakit, senior-senior malah membentak 'kalian seperti bukan laki-laki saja!" tutur AP, Minggu (1/11/2015).

Sementara itu, para senior yang merangkap sebagai panitia mengaku bahwa mereka terpaksa melakukan hal tersebut. KB, salah seorang senior mengatakan bahwa mereka dipaksa oleh pelatihnya, Juniardi. Bila tak menurut, justru mereka yang dihukum.

"Kami juga dihukum. Beberapa kali kami disuruh push up dan dipukul dengan kondisi mata ditutup," ujarnya.

Ia juga membenarkan kegiatan itu diawasi oleh guru. Namun, guru hanya memantau di lantai satu sementara tindak kekerasan justru banyak terjadi di lantai 2 hingga 5.

Kapolsek Tamalate Kompol Suaeb Majid mengatakan bahwa tindak kekerasan tersebut dapat diketahui dari adanya laporan masyarakat sekitar sekolah yang mendengar suara orang menjerit-jerit dari dalam sekolah. Ia pun segera memerintahkan anggotanya untuk mengecek kebenaran laporan tersebut.

"Laporannya sekitar pukul 2 pagi. Ada masyarakat yang mendengar jeritan dari dalam sekolah. Peserta dan senior-senior serta guru dan pelatih untuk sementara kami amankan di Polsek untuk dimintai keterangan," paparnya.

Suaeb juga berencana mengumpulkan para orangtua siswa untuk diminta keterangannya.

PILIHAN:
Kantor Gubernur Kalimantan Tengah Terbakar
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8416 seconds (0.1#10.140)