Kebakaran di Gunung Lawu Merupakan yang Terbesar

Selasa, 20 Oktober 2015 - 10:35 WIB
Kebakaran di Gunung Lawu Merupakan yang Terbesar
Kebakaran di Gunung Lawu Merupakan yang Terbesar
A A A
KARANGANYAR - Kebakaran di Hutan Gunung Lawu yang menelan korban jiiwa dinilai sebagai kebakaran terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Aktivis Anak Gunung Lawu (AGL) Budi, mengatakan kebakaran kali ini menurutnya cukup luar biasa. Kebakaran awal mula terjadi beberapa bulan lalu dengan titik api berasal dari Kabupaten Magetan provinsi Jawa Timur.

Api yang berkobar sempat padam, setelah relawan dan juga tim SAR gabungan berhasil melokalisir dan memadamkan api sebelum merembet ke lokasi yang lebih luas.

Akan tetapi titik api kembali muncul sejak akhir pekan lalu dan api terus membesar hingga membakar sedikit-demi sedikit vegetasi yang ada di Gunung tersebut.

Bahkan titik api yang semula berada di Kabupaten Magetan Jawa Timur, sekarang sudah merembet ke Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.

"Kalau ini kita menilai termasuk yang terbesar dalam sejarah kebakaran lawu, apalagi sampai ada korban tewas sebanyak tujuh orang dan dua orang yang mengalami luka serius," ucapnya.

Ia mengatakan uapaya untuk meminimalisasi korban saat kebakaran terjadi sebetulnya telah dilakukan oleh relawan yang ada.

Menurutnya pasca ditutupnya jalur pendakian Cemoro Sewu Magetan pada Jumat 16 Oktober 2015 lalu, para pendaki banyak yang naik melalui jalur Cemoro Kandang Karanganyar.

Saat hendak naik ke puncak, para pendaki sudah diimbau untuk berhati-hati dalam menyalakan api karena dikhawatirkan akan memicu kebakaran. Selain itu saat turun dari puncak, para pendaki diminta untuk turun di Jalur Cemoro kandang.

Akan tetapi imbauan dari petugas itu tidak diindahkan oleh sejumlah pendaki yang ada dan mereka tetap menerobos turun melalui Jalur Cemoro Sewu.

Pada akhirnya sembilan pendaki yang menerobos itu sembilan diantaranya menjadi korban kebakaran dan tujuh meninggal dunia.

"Yang naik pada Sabtu akhir pekan lalu sekitar 1.000 pendaki, kita sudah terjunkan relawan untuk memantau para pendaki yang ada, namun jumlah relawan tidak sebanding dengan jumlah pendaki sehingga masih ada yang lolos," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2806 seconds (0.1#10.140)