Siswi SD di Lubuklinggau Tewas Terpanggang
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Seorang siswi SD Negeri 3 Lubuklinggau, Mega Novita (7), tewas setelah terpanggang di tempat tinggalnya yang juga ludes terbakar. Minggu (27/9/2015).
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO PALEMBANG, kejadian tersebut terjadi sekira pukul 13.30 WIB. Saat itu, korban diketahui sedang tidur di pondok yang terletak di RT 4, Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, setelah mengonsumsi mi instan bersama kakaknya.
"Tadi sekira jam 12.00 WIB itu aku masak mi di rumah dan kami berdua makan mi itu," jelas Irfan Mansyur S (14), kakak kandung korban.
Menurutnya, setelah makan mi tersebut dirinya pergi ke rumah neneknya, Bunaya (55), di RT 02, Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I untuk mengajak adiknya Sartika dan korban mandi di Sungai Kelingi pada sore hari.
Namun, Mega menolak karena mengantuk. Irfan pun pergi dan mengunci rumah dari luar. "Kuncinya aku taruh di pucuk pintu," katanya.
Lanjut Irfan, saat sampai di rumah neneknya, dia mendapatkan kabar bahwa pondoknya terbakar. Saat tiba di tempat, ia melihat pondoknya tersebut sudah hangus terbakar dan api sudah padam.
Sementara itu, ayah korban, Korid (35), mengatakan, saat kejadian tersebut ia sedang bekerja memasang alat organ tunggal di Kelurahan Keputraan.
Begitu mendapat kabar tempat tinggalnya terbakar, dia langsung pulang. "Aku tidak tahu kalau anak aku terbakar," kata Korid dengan nada sedih sambil meneteskan air mata.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Lubuklinggau AKP Arif Mansyur didampingi Kanit Pidum Iptu Endrawan membenarkan kejadian terbakarnya siswi SD di sebuah pondok. Kejadian tersebut murni akibat kelalaian.
"Dugaan sementara karena kelalaian. Namun kita akan tetap lakukan penyelidikan lebih lanjut. Berdasarkan keterangan kakak korban, dengan kondisi mayat korban benar bahwa sebelum kejadian korban makan mi. Karena di usus korban terdapat mi," ujarnya.
PILIHAN:
Yahman Ingin Meninggal di Tanah Suci
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO PALEMBANG, kejadian tersebut terjadi sekira pukul 13.30 WIB. Saat itu, korban diketahui sedang tidur di pondok yang terletak di RT 4, Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, setelah mengonsumsi mi instan bersama kakaknya.
"Tadi sekira jam 12.00 WIB itu aku masak mi di rumah dan kami berdua makan mi itu," jelas Irfan Mansyur S (14), kakak kandung korban.
Menurutnya, setelah makan mi tersebut dirinya pergi ke rumah neneknya, Bunaya (55), di RT 02, Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I untuk mengajak adiknya Sartika dan korban mandi di Sungai Kelingi pada sore hari.
Namun, Mega menolak karena mengantuk. Irfan pun pergi dan mengunci rumah dari luar. "Kuncinya aku taruh di pucuk pintu," katanya.
Lanjut Irfan, saat sampai di rumah neneknya, dia mendapatkan kabar bahwa pondoknya terbakar. Saat tiba di tempat, ia melihat pondoknya tersebut sudah hangus terbakar dan api sudah padam.
Sementara itu, ayah korban, Korid (35), mengatakan, saat kejadian tersebut ia sedang bekerja memasang alat organ tunggal di Kelurahan Keputraan.
Begitu mendapat kabar tempat tinggalnya terbakar, dia langsung pulang. "Aku tidak tahu kalau anak aku terbakar," kata Korid dengan nada sedih sambil meneteskan air mata.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Lubuklinggau AKP Arif Mansyur didampingi Kanit Pidum Iptu Endrawan membenarkan kejadian terbakarnya siswi SD di sebuah pondok. Kejadian tersebut murni akibat kelalaian.
"Dugaan sementara karena kelalaian. Namun kita akan tetap lakukan penyelidikan lebih lanjut. Berdasarkan keterangan kakak korban, dengan kondisi mayat korban benar bahwa sebelum kejadian korban makan mi. Karena di usus korban terdapat mi," ujarnya.
PILIHAN:
Yahman Ingin Meninggal di Tanah Suci
(zik)