Pasang Tiga Alat Penyemprot Garam
A
A
A
Tidak seperti daerah lain, ka - but asap yang melanda Sumsel ti dak sampai membuat Ban - dara Internasional Sultan Mah - mud Badaruddin (SMB) II lum - puh. Otoritas bandara dan tim modifikasi cuaca (TMC) BPPT telah melakukan langkah anti - si pasi dengan menyemprot kan calsium chloride (CaCl) di se - kitar bandara.
Selama satu bu - lan lebih tercatat sudah 716,3 kg CaCl. Koordinator TMC BPPT So - fiat mengatakan untuk me - ngen dalikan kabut asap di Ban - dara SMB II mereka me nerap - kan teknologi yang di kenal de - ngan sebutan GNG atau me - nyemprotkan larutan CaCl ke udara melalui alat khusus.
Di Bandara SMB II ter dapat tiga alat yang dipasang di dua titik. “Ini tahun kedua (penyem - protan CaCl) BPPT pasang alat itu untuk kendalikan kabut asap di seputaran areal publik vital, se - perti Bandara SMB II. Dua alat dipasang di sebelah timur ban - dara dan satu unit di kantor BPPD,”ungkapnya.
Secara sederhana, ia menga ta - kan teknologi ini yakni mele pas kandungan garam dana kon sen - trat tertentu untuk me nangkap karbonmonoksida yang terdapat pada kabut asap. Efektifnya, cairan ini mem - buat lapisan kabut asap menjadi berkurang sehingga jarak pan - dang di bandara menjadi lebih baik.
Tidak seperti beberapa ban - da ra lain yang sempat menghen - tikan tindakan operasionalnya karena kabut asap. “Sudah terpasang 38 hari, de - ngan 716,3 kg garam dilepas. Sam pai saat ini, belum tahu be - rapa persen alat tersebut efektif mengurangi kabut asap, karena memang butuh pengukuran khu - sus.
Tapi, buktinya bandara Pa lem - bang tetap beroperasi mes ki jarak pandang rendah,”ungkap ia. Sementara itu, ia mengatakan pemasangan alat yang sudah ke - dua kalinya di Palembang ini men - ja di serangkaian upaya penang gu - langan kabut asap akibat ke ba - karan hutan dan lahan di Sum sel. Pemasangannnya akan dilakukan sampai dengan pengen dalian ka - but asap dilakukan di Palembang.
“Jadi ada dua rekayasa iklim yang dilakukan, yakni dengan pe - masangan alat itu, dan penabur an garammenghasilkanhujan. Belum kita ketahui, mana yang paling efektif sekarang. Karena masih fokus pada pengendalian iklim dan cuaca untuk meng u rangi bahaya kabut asap di Pa lem bang,” kata ia. Berdasarkan data BPPT, se - tiap harinya pada tiga alat terse - but dibutuhkan sekitar 20 kg CaCl untuk dilepas di udara.
De ngan operasional pemasangan alat dari pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB, atau kurang lebih 11 jam. Pemasangan alat juga dila ku kan dengan pengkuran berdasar kan arah angin. Karena saat ini, angin lebih banyak ber ge r ak dari timur ke tenggara, maka pema sangan di letakkan di timur ban dara dan di kantor BPBD.
“Dari awal belum dipindah - kan, karena memang dua lokasi itu efektif bagi pengendalian ka - but asap di bandara. Saat ini, stok CaCl yang dimiliki 283 kg, dan se - dang dilakukan pengajuan penam - bahannya, karena belum ditentu - kan sampai kapan,” ungkapnya. Ia menjelaskan pemasangan alat yang mirip dengan balingbaling itu bersifat permanen.
Pe - meriksanaannya operasionalnya juga rutin setiap pagi dan sore ha - ri. Sementara pada malam hari, alat tidak dipasang mengingat potensi pengikatan karbon mo - noksida pada malam hari lebih rendah dibanding siang. “Itu kenapa kabut asap pada malam, atau dini hari belum bisa dikendalikan dengan alat ini, pe - ngaruhnya juga pada penerba - ngan. Penerbangan berpotensi delay itu pada waktu-waktu ter - sebut,”tandasnya.
Kasi Informasi dan Observasi Badan Meteorlogi, Geofisika dan Klimatologi (BKMG) SMB II, Agus Santosa mengungkapkan re kayasan dengan menebar ga - ram CaCl cukup efektif dalam me - ngikat senyawa karbon. Akan tetapi, teknologi tersebut hanya menjangkau sesuai dengan daya jangkau dari garam yang sudah di - semprotkan.
Penyemprotan dila - ku kan pada ketinggian tertentu, karena itu tidak bisa disebar layak - nya garam pada hujan buatan. “Di ketinggian atmosfer ter - tentu, garam yang disebar dan disemprot memang efektif. Itu ke napa bandara tidak tutup, ka - rena jarak pandangnya relatif aman,”ungkapnya.
Tasmalinda
Selama satu bu - lan lebih tercatat sudah 716,3 kg CaCl. Koordinator TMC BPPT So - fiat mengatakan untuk me - ngen dalikan kabut asap di Ban - dara SMB II mereka me nerap - kan teknologi yang di kenal de - ngan sebutan GNG atau me - nyemprotkan larutan CaCl ke udara melalui alat khusus.
Di Bandara SMB II ter dapat tiga alat yang dipasang di dua titik. “Ini tahun kedua (penyem - protan CaCl) BPPT pasang alat itu untuk kendalikan kabut asap di seputaran areal publik vital, se - perti Bandara SMB II. Dua alat dipasang di sebelah timur ban - dara dan satu unit di kantor BPPD,”ungkapnya.
Secara sederhana, ia menga ta - kan teknologi ini yakni mele pas kandungan garam dana kon sen - trat tertentu untuk me nangkap karbonmonoksida yang terdapat pada kabut asap. Efektifnya, cairan ini mem - buat lapisan kabut asap menjadi berkurang sehingga jarak pan - dang di bandara menjadi lebih baik.
Tidak seperti beberapa ban - da ra lain yang sempat menghen - tikan tindakan operasionalnya karena kabut asap. “Sudah terpasang 38 hari, de - ngan 716,3 kg garam dilepas. Sam pai saat ini, belum tahu be - rapa persen alat tersebut efektif mengurangi kabut asap, karena memang butuh pengukuran khu - sus.
Tapi, buktinya bandara Pa lem - bang tetap beroperasi mes ki jarak pandang rendah,”ungkap ia. Sementara itu, ia mengatakan pemasangan alat yang sudah ke - dua kalinya di Palembang ini men - ja di serangkaian upaya penang gu - langan kabut asap akibat ke ba - karan hutan dan lahan di Sum sel. Pemasangannnya akan dilakukan sampai dengan pengen dalian ka - but asap dilakukan di Palembang.
“Jadi ada dua rekayasa iklim yang dilakukan, yakni dengan pe - masangan alat itu, dan penabur an garammenghasilkanhujan. Belum kita ketahui, mana yang paling efektif sekarang. Karena masih fokus pada pengendalian iklim dan cuaca untuk meng u rangi bahaya kabut asap di Pa lem bang,” kata ia. Berdasarkan data BPPT, se - tiap harinya pada tiga alat terse - but dibutuhkan sekitar 20 kg CaCl untuk dilepas di udara.
De ngan operasional pemasangan alat dari pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB, atau kurang lebih 11 jam. Pemasangan alat juga dila ku kan dengan pengkuran berdasar kan arah angin. Karena saat ini, angin lebih banyak ber ge r ak dari timur ke tenggara, maka pema sangan di letakkan di timur ban dara dan di kantor BPBD.
“Dari awal belum dipindah - kan, karena memang dua lokasi itu efektif bagi pengendalian ka - but asap di bandara. Saat ini, stok CaCl yang dimiliki 283 kg, dan se - dang dilakukan pengajuan penam - bahannya, karena belum ditentu - kan sampai kapan,” ungkapnya. Ia menjelaskan pemasangan alat yang mirip dengan balingbaling itu bersifat permanen.
Pe - meriksanaannya operasionalnya juga rutin setiap pagi dan sore ha - ri. Sementara pada malam hari, alat tidak dipasang mengingat potensi pengikatan karbon mo - noksida pada malam hari lebih rendah dibanding siang. “Itu kenapa kabut asap pada malam, atau dini hari belum bisa dikendalikan dengan alat ini, pe - ngaruhnya juga pada penerba - ngan. Penerbangan berpotensi delay itu pada waktu-waktu ter - sebut,”tandasnya.
Kasi Informasi dan Observasi Badan Meteorlogi, Geofisika dan Klimatologi (BKMG) SMB II, Agus Santosa mengungkapkan re kayasan dengan menebar ga - ram CaCl cukup efektif dalam me - ngikat senyawa karbon. Akan tetapi, teknologi tersebut hanya menjangkau sesuai dengan daya jangkau dari garam yang sudah di - semprotkan.
Penyemprotan dila - ku kan pada ketinggian tertentu, karena itu tidak bisa disebar layak - nya garam pada hujan buatan. “Di ketinggian atmosfer ter - tentu, garam yang disebar dan disemprot memang efektif. Itu ke napa bandara tidak tutup, ka - rena jarak pandangnya relatif aman,”ungkapnya.
Tasmalinda
(bbg)