Sinabung Luncurkan Abu Vulkanik 4 Km
A
A
A
KARO - Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara kembali mengeluarkan awan panas disertai kepulan debu menjulang tinggi ke angkasa, kemarin pukul 05.25 WIB.
Peristiwa itu tepat dua tahun dimulainya erupsi berkepanjangan sejak gunung tertinggi di Sumatera Utara itu meletus pada 15 September 2013 pukul 02.51 WIB. “Letusan tadi pagi (kemarin) mengingatkan kami bahwa hari ini tepat dua tahun lalu erupsi Gunung Sinabung lalu. Kami hanya berserah kepada Yang Mahakuasa, karena belum ada teknologi yang mampu menjinakkan bencana alam ini,” kata Pelin Sembiring, warga Dusun Lau Kawar, Kecamatan Naman Teran, Karo, di kamp penampungan Losd Desa Korpri, kemarin.
Plt Kepala BPBD Pemkab Karo MatiusSembiringmenyatakan, dalam bencana erupsi kemarin tidak ada korban serta pertambahan pengungsi. Menurutnya, pihak BPBD beserta Dansatgas Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Dandim 0205 Tanah Karo Letkol (Inf) Agustatius Sitepu, telah melakukan pemantauan ke kawasan zona merah (red zone).
“Tadi pagi (kemarin) Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Karo Natanail Perangin- angin beserta Dandim langsung meninjau portalportal radius 3 K. Hal itu untuk mengantisipasi korban akibat sapuan awan panas dan gugurannya.” “Juga untuk mengingatkan warga yang masih bandel agar sadar akan bahaya kehilangan nyawa akibat kelalaian,” ungkap Matius.
Pihak BPBD Karo dan instansi terkait lain juga tetap komit melakukan penang-gulangan bencana secara serius dan maksimal, apalagi masih ada harapan warga pengungsi yang belum terpenuhi atau terealisasi. “Kami berharap masyarakat tetap bersabar mengingat adanya tahapan dalam penanggulangan bencana,” tegas Matius.
Berdasarkan data yang diperoleh, awan panas guguran pertama sejauh 3.000 meter (3 km)ke sektor timurtenggara dengan tinggi kolom abu 2.500 meter (2,5 km) terjadi pukul 05.25 WIB, sementara arah angin sedang menuju ke timur. Sedangkan susulan kedua sejauh 3 km ke sektor timur-tenggara dengan tinggi kolom abu 2.000 meter (2 km) pada pukul 05.36 WIB.
Erupsi yang disertai awan panas guguran terjadi pada pukul 08.20 WIB dengan tinggi kolom erupsi 3 km meter dan jarak luncur awan panas sejauh 4.000 meter atau 4 km ke arah tenggara-timur. Terlihat secara visual kilat sebanyak enam kali dan terdengar enam kali dentuman. Sementara erupsi kedua menjulang vertikal ke atas langit setinggi 2 km arah angin timur-tenggara sekitar pukul 11.31 WIB.
Akibat erupsi itu, sejumlah kawasan di sektor timur tenggara gunung meliputi Berastagi, Kabanjahe, Kecamatan Merdeka, Naman Teran, dan Simpang Empat diselimuti material debu vulkanik kiriman. Diketahui, Sinabung tercatat meletus dan dinaikkan statusnya dari tipe B ke tipe A pada 29 September 2010 pukul 00.10 WIB.
Saat itu gunung tersebut erupsi sekitar tiga bulan dan mereda pada posisi level II (waspada). Setelah itu, Sinabung kembali menunjukkan peningkatan aktivitas pada September 2013, dan erupsi itu terjadi terus menerus hingga saat ini. Data terakhir pengungsi korban erupsi Sinabung berjumlah 9.313 jiwa (2.572 KK) yang ditempatkan di sembilan titik penampungan terpisah.
Abu Vulkanik Hingga ke Simalungun
Dampak erupsi Gunung Sinabung juga dirasakan warga Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Warga dikejutkan dengan hujan abu vulkanik selama hampir satu jam. Akibatnya, aktivitas warga sempat terganggu. Bahkan ada warga terpaksa menggunakan masker agar tidak menghirup abu.
J Girsang, 41, warga Kecamatan Raya, Simalungun, mengatakan abu vulkanik mulai terlihat sekitar pukul 09.00 WIBdansemakinparahhingga pukul 10.00 WIB. Namun mendekati pukul 11.00 siang, abu vulkanik yang menyelimuti Kota Raya sudah berkurang. “Sejak pukul 09.00 WIB abu vulkanik yang diduga dari Gunung Sinabung sudah terlihat dan semakin parah hingga pukul 10.00 WIB, namun menjelang siang pukul 11.00 WIB sudah berkurang,” ujar Girsang, kemarin.
Sementara itu, Direktur RSUD Tuan Rondahaim Saragih, Lidya R Saragih mengatakan, pihaknya membagikan masker agar warga tidak terganggu kesehatannya. “Sejak abu vulkanik menyelimuti daerah ini, kami bagikan sekitar 2.500 masker kepada para PNS dan warga yang datang langsung mengambil ke rumah sakit,” kata Lidya.
Ricky hutapea/ Riza pinem
Peristiwa itu tepat dua tahun dimulainya erupsi berkepanjangan sejak gunung tertinggi di Sumatera Utara itu meletus pada 15 September 2013 pukul 02.51 WIB. “Letusan tadi pagi (kemarin) mengingatkan kami bahwa hari ini tepat dua tahun lalu erupsi Gunung Sinabung lalu. Kami hanya berserah kepada Yang Mahakuasa, karena belum ada teknologi yang mampu menjinakkan bencana alam ini,” kata Pelin Sembiring, warga Dusun Lau Kawar, Kecamatan Naman Teran, Karo, di kamp penampungan Losd Desa Korpri, kemarin.
Plt Kepala BPBD Pemkab Karo MatiusSembiringmenyatakan, dalam bencana erupsi kemarin tidak ada korban serta pertambahan pengungsi. Menurutnya, pihak BPBD beserta Dansatgas Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Dandim 0205 Tanah Karo Letkol (Inf) Agustatius Sitepu, telah melakukan pemantauan ke kawasan zona merah (red zone).
“Tadi pagi (kemarin) Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Karo Natanail Perangin- angin beserta Dandim langsung meninjau portalportal radius 3 K. Hal itu untuk mengantisipasi korban akibat sapuan awan panas dan gugurannya.” “Juga untuk mengingatkan warga yang masih bandel agar sadar akan bahaya kehilangan nyawa akibat kelalaian,” ungkap Matius.
Pihak BPBD Karo dan instansi terkait lain juga tetap komit melakukan penang-gulangan bencana secara serius dan maksimal, apalagi masih ada harapan warga pengungsi yang belum terpenuhi atau terealisasi. “Kami berharap masyarakat tetap bersabar mengingat adanya tahapan dalam penanggulangan bencana,” tegas Matius.
Berdasarkan data yang diperoleh, awan panas guguran pertama sejauh 3.000 meter (3 km)ke sektor timurtenggara dengan tinggi kolom abu 2.500 meter (2,5 km) terjadi pukul 05.25 WIB, sementara arah angin sedang menuju ke timur. Sedangkan susulan kedua sejauh 3 km ke sektor timur-tenggara dengan tinggi kolom abu 2.000 meter (2 km) pada pukul 05.36 WIB.
Erupsi yang disertai awan panas guguran terjadi pada pukul 08.20 WIB dengan tinggi kolom erupsi 3 km meter dan jarak luncur awan panas sejauh 4.000 meter atau 4 km ke arah tenggara-timur. Terlihat secara visual kilat sebanyak enam kali dan terdengar enam kali dentuman. Sementara erupsi kedua menjulang vertikal ke atas langit setinggi 2 km arah angin timur-tenggara sekitar pukul 11.31 WIB.
Akibat erupsi itu, sejumlah kawasan di sektor timur tenggara gunung meliputi Berastagi, Kabanjahe, Kecamatan Merdeka, Naman Teran, dan Simpang Empat diselimuti material debu vulkanik kiriman. Diketahui, Sinabung tercatat meletus dan dinaikkan statusnya dari tipe B ke tipe A pada 29 September 2010 pukul 00.10 WIB.
Saat itu gunung tersebut erupsi sekitar tiga bulan dan mereda pada posisi level II (waspada). Setelah itu, Sinabung kembali menunjukkan peningkatan aktivitas pada September 2013, dan erupsi itu terjadi terus menerus hingga saat ini. Data terakhir pengungsi korban erupsi Sinabung berjumlah 9.313 jiwa (2.572 KK) yang ditempatkan di sembilan titik penampungan terpisah.
Abu Vulkanik Hingga ke Simalungun
Dampak erupsi Gunung Sinabung juga dirasakan warga Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Warga dikejutkan dengan hujan abu vulkanik selama hampir satu jam. Akibatnya, aktivitas warga sempat terganggu. Bahkan ada warga terpaksa menggunakan masker agar tidak menghirup abu.
J Girsang, 41, warga Kecamatan Raya, Simalungun, mengatakan abu vulkanik mulai terlihat sekitar pukul 09.00 WIBdansemakinparahhingga pukul 10.00 WIB. Namun mendekati pukul 11.00 siang, abu vulkanik yang menyelimuti Kota Raya sudah berkurang. “Sejak pukul 09.00 WIB abu vulkanik yang diduga dari Gunung Sinabung sudah terlihat dan semakin parah hingga pukul 10.00 WIB, namun menjelang siang pukul 11.00 WIB sudah berkurang,” ujar Girsang, kemarin.
Sementara itu, Direktur RSUD Tuan Rondahaim Saragih, Lidya R Saragih mengatakan, pihaknya membagikan masker agar warga tidak terganggu kesehatannya. “Sejak abu vulkanik menyelimuti daerah ini, kami bagikan sekitar 2.500 masker kepada para PNS dan warga yang datang langsung mengambil ke rumah sakit,” kata Lidya.
Ricky hutapea/ Riza pinem
(ftr)