Sisipkan Nilai Edukatif melalui Kreasi Makanan

Senin, 14 September 2015 - 11:15 WIB
Sisipkan Nilai Edukatif...
Sisipkan Nilai Edukatif melalui Kreasi Makanan
A A A
Mengenalkan hurufhuruf alfabet pada anak-anak tidak selalu identik dengan memberi pelajaran klasikal di kelas.

Sekelompok mahasiswa Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menciptakan metode baru mengenalkan alfabet dengan membuat alat cetak bakso yang dimodifikasi. Mereka adalah Wisnu Cahyo Purnomo, Ahmad Faza Farkhani, Azzam Firdaus, Riski Suparyanto dan Febriyanto Dwi Prasetyo.

Menurut Wisnu Cahyo, ide awal pembuatan alat cetak bakso alfabet tersebut berasal dari keinginan mereka membuat alat edukasi yang menyenangkan. Sebab usia anak-anak dikenal memiliki daya imajinasi tinggi sehingga belajar yang dikombinasikan lewat permainan atau aktivitas sehari-hari akan lebih mudah dicerna otak mereka.

“Kami pun lantas berpikir, media pembelajaran apa yang bisa dibuat. Utamanya bagi anak-anak prasekolah dalam belajar alfabet. Kami lalu terpikir bagaimana jika mengajari anak-anak huruf alfabet dengan bantuan makanan. Selain menambah nutrisi untuk tubuh, mereka juga bisa belajar,” ujarnya.

Dari ide itulah mereka berhasil menciptakan alat cetak bakso yang mampu menghasilkan bakso dengan bentuk berbagai huruf alfabet yang menarik. Lewat kreasi tersebut, mereka ingin menyisipkan nilai edukatif kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Perbincangannya dengan empat pedagang bakso di Yogyakarta pun mendorong untuk mewujudkan ide tersebut.

“Rata-rata pedagang yang kami temui menceritakan bahwa mereka sering terkendala susahnya menstandarkan ukuran bakso dagangannya. Dari sinilah kami lebih terpantik untuk membuat alat cetak bakso yang praktis dan aplikatif bagi pengusaha UKM bakso. Keempat pedagang yang kami survei itu pun kami jadikan mitra untuk menjadi pedagang yang mencoba pertama kali alat cetak buatan kami,” katanya.

Ditambahkan Azzam Firdaus, satu alat cetak bakso dapat mencetak berbagai bentuk huruf dengan mengganti ujung pencetaknya. Cetakan tersebut mereka buat dari bahan akrilik dan dikerjakan dengan metode cutting laser sehingga menghasilkan presisi tinggi. Proses pengerjaan alat sendiri memakan waktu selama empat bulan dan dikerjakan seluruhnya di laboratorium Fakultas Teknologi Industri UII.

“Selain memiliki nilai edukatif yang bermanfaat, alat ini dapat menjadi inovasi menarik yang bernilai jual bagi para pedagang bakso, khususnya pedagang yang menjual dagangannya di sekolah-sekolah. Karenanya kami berharap alat ini juga dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha UKM bakso untuk semakin mengembangkan kreativitas dagangannya,” ujarnya.

Dikatakan Azzam, mereka semua terlibat dalam proses perancangan, pengerjaan, dan penyelesaian alat cetak bakso alfabet tersebut. Biaya pembuatan sebuah alat menurutnya menghabiskan biaya sekitar Rp400.000. Saat ini, mereka telah berhasil merampungkan empat alat dan telah diserahkan pada pedagang bakso yang menjadi mitra.

“Alhamdulillah rekanrekan pedagang bakso menyambut positif upaya kami. Ke depan kami juga akan menjaring evaluasi dan masukan dari mereka tentang apa saja yang dirasa masih belum sempurna dari alat ini. Penyempurnaan demi penyempurnaan tentu akan terus kami lakukan,” tandasnya.

Ratih Keswara
Yogyakarta
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1026 seconds (0.1#10.140)