Santri Kabur, Orangtua Mengamuk di Ponpes

Sabtu, 12 September 2015 - 14:59 WIB
Santri Kabur, Orangtua Mengamuk di Ponpes
Santri Kabur, Orangtua Mengamuk di Ponpes
A A A
BIMA - Siti Zaenap dan Sarifuddin orangtua Reza pelajar SMP yang kabur dari Ponpes Imam Safii Bima, NTB mengamuk usai mendengar penjelasan dari para guru terkait kaburnya anak mereka sejak 28 Agustus lalu.

Warga Desa Dena, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima ini meminta pihak pesantren ikut bertanggung jawab atas kaburnya anak mereka dari pondok pesantren tersebut.

Bahkan Zaenap sempat histeris dan pingsan, lantaran tak kuasa menahan kesedihan mengingat buah hati pertamanya hilang tanpa kabar.

Orangtua korban sendiri mengaku mendengar kabar kaburnya korban setelah seminggu kejadian, hal itu diketahui setelah Zaenab menelepon salah seorang guru di ponpes guna menanyakan kabar anaknya.

Keluarga merasa sangat kecewa lantaran tak diberitahu langsung sebelumya terkait kaburnya Reza.

Pasca kejadian, kedua orang tua korban langsung melaporkan hal tersebut ke Mapolsek Asakota. Selain itu, pihak keluarga membuat pamplet orang hilang, untuk membantu pencarian Eeza yang kini masih duduk di bangku kelas dua SMP.

Keluarga berharap, Reza dalam kondisi sehat dan bisa segera kembali ke rumah dengan selamat. “Saya berharap pihak pondok pesantren juga ikut bertanggung jawab atas kaburnya Reza dari pondok ini,” kata Sarifuddin orang tua korban.

Sementara itu, menurut Kepala Ponpes Imam Safi’i Hidayat, Reza kurang tertarik untuk menjadi santri, ini terlihat dari kerapnya pelajar SMP ini yang selalu mencoba kabur dari lingkungan ponpes.

Sebelumnya pada 21 Agustus korban sempat kabur dan pulang ke rumah orang tuanya dan bahkan menurut guru ponpes korban mengajak temannya untuk ikut kabur bersama.

Namun seminggu kemudian korban dibawa kembali ke ponpes oleh orang tuanya. Tak cukup sehari di ponpes Reza kembali kabur dan hingga kini belum ada kabar beritanya.

Pihak sekolah mengaku, saat korban dibawa oleh orang tuanya terakhir kali, pihak ponpes sendiri telah membuat pernyataan ke keluarga korban, yakni bila anak mereka kabur lagi, berarti Reza secara otomatis dinyatakan keluar dan bukan tangggungjawab dari Ponpes Imam Safii.

“Sebelumnya kita telah membuat kesepakatan, jika Reza kabur lagi maka kami dari pihak pondok sudah mengikhlaskan dia keluar dari ponpes ini, ” kata Hidayat.

Selain itu, diakui Hidayat, korban sering kabur dari pondok dengan meloncat pagar dan bahkan satpam setempat sering melihatnya.

Namun terakhirnya kalinya pihak pondok mengetahui korban kabur pada 21 Agustus dan baru tanggal 28 Agustus korban dibawa kembali oleh orangtuanya ke pondok.

“Namun pada sore 28 Agustus, dia kabur lagi dan kami kira dia sudah balik ke rumah orang tuanya ke Desa Dena seperti kejadian kejadian sebelumnya,” kilah Hidayat.

Sementara itu, Kapolsek Asakota, Iptu Y Eyban mengatakan, kasus ini sedang ditangani serius oleh pihak kepolisian pasca orang tua korban datang melaporkan kejadian itu ke Polsek Asakota pada 3 September lalu.

“Hari Sabtu (12/9/2015) ini, kami akan mengambil keterangan dari pihak pondok pesantren, ” kata Eyban. Polisi juga berharap agar semua pihak bisa membantu kami dalam melakukan pencarian.

Selain itu, bagi masyarakat yang melihat korban agar bisa menghubungi polisi atau pihak keluarga dan Ponpes Imam Safi’i.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3230 seconds (0.1#10.140)