Longsor, Jalinsum Berastagi-Medan Macet 7 Km
A
A
A
KARO - Lalulintas diJalanLintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Medan-Berastagi, macet sepanjang 7 km karena terjadi longsor dari perbukitan areal Sekolah Swasta Masehi Berastagi, tepatnya di kilometer (KM) 68, Jalinsum, Rabu (9/9).
Akibatnya, kendaraan yang hendak melintas dari dan menuju Medan-Berastagi harus mengantre. Begitu juga dengan kendaraan dari sejumlah kabupaten tetangga, seperti Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, dan Tobasa, lajunya tersendat. “Tidak ada korban dalam peristiwa kemarin. Hanya saja mempengaruhi aktivitas kelancaran lalu lintas, khususnya saat jam masuk anak sekolah dan masuk kantor.
Macet total terjadi pukul 04.00-06.30 WIB. Selanjutnya kami lakukan upaya buka tutup satu jalur,” kata Kapolsekta Berastagi, Kompol Agustinus Sitepu. Kompol Agustinus Sitepu menjelaskan, longsoran diperkirakan terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Penyebab longsor diprediksi akibat curah hujan yang terjadi terus-menerus beberapa hari belakangan.
Sebelum alat berat tiba, petugas dan masyarakat sekitar, membuka jalan dengan peralatan seadanya. Lebih lanjut Kompol Agustinus Sitepu menambahkan, proses buka tutup satu jalur dilakukan hingga pukul 13.00 WIB, sembari membersihkan material menggunakan alat berat dari Dinas PU Pemkab Karo. Ketika macet total, antrean kendaraan mencapai 7 km.
Pascapembukaan jalur bergantian, antrean kendaraan dapat diminimalisasi menjadi 1 km. Hal ini dipicu akibat tidak maksimalnya jalur alternatif, Berastagi-Tongkoh (Kecamatan Dolat Rayat). Jadi, kendaraan yang diarahkan melintasi jalur alternatif memilih menunggu antrean.
“Sudah kami sarankan melintasi jalur alternatif, tetapi pengemudi tidak mau. Mereka memilih menunggu antrean panjang. Alasan mereka takut kendaraan rusak akibat kondisi jalan yang rusak sepanjang jalur alternatif tembus Dusun Tongkoh,” ungkap kapolsekta.
Sejumlah pengemudi yang ditemui mengeluhkan kondisi longsor yang kerap terjadi di jalur lintas Medan-Berastagi. Longsor terus terjadi setiap tahunnya, terlebih ketika musim hujan tiba. “Selain menyiagakan alat berat di beberapa titik, semestinya pemerintah juga membuka atau memelihara sekaligus memaksimalkan jalur alternatif yang ada,” ucap Martobin Marbun, seorang pengemudi.
Riza pinem
Akibatnya, kendaraan yang hendak melintas dari dan menuju Medan-Berastagi harus mengantre. Begitu juga dengan kendaraan dari sejumlah kabupaten tetangga, seperti Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, dan Tobasa, lajunya tersendat. “Tidak ada korban dalam peristiwa kemarin. Hanya saja mempengaruhi aktivitas kelancaran lalu lintas, khususnya saat jam masuk anak sekolah dan masuk kantor.
Macet total terjadi pukul 04.00-06.30 WIB. Selanjutnya kami lakukan upaya buka tutup satu jalur,” kata Kapolsekta Berastagi, Kompol Agustinus Sitepu. Kompol Agustinus Sitepu menjelaskan, longsoran diperkirakan terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Penyebab longsor diprediksi akibat curah hujan yang terjadi terus-menerus beberapa hari belakangan.
Sebelum alat berat tiba, petugas dan masyarakat sekitar, membuka jalan dengan peralatan seadanya. Lebih lanjut Kompol Agustinus Sitepu menambahkan, proses buka tutup satu jalur dilakukan hingga pukul 13.00 WIB, sembari membersihkan material menggunakan alat berat dari Dinas PU Pemkab Karo. Ketika macet total, antrean kendaraan mencapai 7 km.
Pascapembukaan jalur bergantian, antrean kendaraan dapat diminimalisasi menjadi 1 km. Hal ini dipicu akibat tidak maksimalnya jalur alternatif, Berastagi-Tongkoh (Kecamatan Dolat Rayat). Jadi, kendaraan yang diarahkan melintasi jalur alternatif memilih menunggu antrean.
“Sudah kami sarankan melintasi jalur alternatif, tetapi pengemudi tidak mau. Mereka memilih menunggu antrean panjang. Alasan mereka takut kendaraan rusak akibat kondisi jalan yang rusak sepanjang jalur alternatif tembus Dusun Tongkoh,” ungkap kapolsekta.
Sejumlah pengemudi yang ditemui mengeluhkan kondisi longsor yang kerap terjadi di jalur lintas Medan-Berastagi. Longsor terus terjadi setiap tahunnya, terlebih ketika musim hujan tiba. “Selain menyiagakan alat berat di beberapa titik, semestinya pemerintah juga membuka atau memelihara sekaligus memaksimalkan jalur alternatif yang ada,” ucap Martobin Marbun, seorang pengemudi.
Riza pinem
(ftr)