Kabut Asap, Bandara Sultan Thaha Jambi Lumpuh Total

Selasa, 08 September 2015 - 09:15 WIB
Kabut Asap, Bandara Sultan Thaha Jambi Lumpuh Total
Kabut Asap, Bandara Sultan Thaha Jambi Lumpuh Total
A A A
JAKARTA - Kabut Asap akibat kebakaran hutan di Jambi semakin memprihatinkan. Selain meliburkan para siswa, bencana kabut asap juga membuat bandara di bumi sepucuk jambi sembilan lurah itu lumpuh total.

"Tidak ada pesawat komersil yang tiba ataupun berangkat hari ini, 18 penerbangan kedatangan dan 18 keberangkatan di Bandara Sultan Thaha Jambi dibatalkan" kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Senin, (7/9/2015).

Dikatakan, dari rapat koordinasi Senin 7 September 2015 pukul 20.00 WIB yang dipimpin oleh Danrem selaku Komandan Satuan Tugas dan berdasarkan pantauan satelit Modis pada 7-9-2015 pukul 05.00 WIB, diketauhi masih terdapat 413 hotspot di Sumatera, dimana di Jambi ada 170 hotspot.

"Indeks Standar Pencemaran Udara = 216 (Sangat Tidak Sehat). Jarak pandang dari pagi hingga malam hanya sekitar 600 meter (horisontal) dan vertikal 90 meter akibat asap pekat," sebut Sutopo.

Dijelaskan operasi udara (water boombing) dengan 2 helikopter BNPB belum bisa melakukan penerbangan karena terkandala jarak pandang.

Rencananya akan dijajaki penggunaan helipad di wilayah PT WKS yang jarak pandangnya lebih baik dbanding di Bandara Sultan Thaha Jambi.

"Pesawat Air Tractor dari Kementerian LHK direncakan akan digeser ke Jambi apabila di Bandara Sultan Thaha sudah bisa dilakukan pendaratan," jelasnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi lanjut Sutopo, juga telah menyalurkan 22.400 masker di kab/kota. Sementara Dinas Perkebunan mendorong perusahaan perkebunan untuk mengeluarkan alatnya dan akan berkolaborasi dengan tim satgas darat.

Sementara untuk lokasi operasi darat dilakukan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

"Mengenai kendala operasi yaitu kesulitan sumber air di daerah Jebus PT JBP sehingga dikerahkan eksavator untuk membuat parit sebagai sumber air, juga kendala minimnya peratalan pemadaman," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7136 seconds (0.1#10.140)