Kabut Asap Semakin Pekat, Udara Pekanbaru Tidak Sehat
A
A
A
PEKANBARU - Kondisi udara Pekanbaru, Riau, hari ini semakin pekat. Hal ini berdampak dengan kondisi udara dalam level tidak sehat.
Berdasarkan data papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Pekanbaru, saat ini sudah menunjukan di level warna kuning alias udara tidak sehat. Sebelumnya, berada di warna hijang atau masih sedang.
Kondisi ini sangat dikeluhkan warga. "Saat ini udara sudah sangat menyesakan dada. Kita sangat khawatir saat ini udara sudah tidak sehat terutama bagi anak," ucap Edi Katio, pekerja kontraktor, warga Marpoyan, Pekanbaru, Rabu (2/9/2015).
Elis Masitoh, warga Panam, Pekanbaru, juga mengkhawatirkan kondisi polisi udara akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau. Dia meminta pemerintah serius untuk menanganinya.
"Saat ini anak saya kelas I SD sudah libur karena asap. Tapi di rumah pun asap masuk. Jadi sama saja berbahaya. Anak tetap bermain di luar rumah," ucap ibu tiga orang anak ini.
Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, hari ini terdeteksi sebanyak 559 titik api di Pulau Sumatera. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, ada sebanyak 134 titik api di Riau.
Riau merupakan provinsi penyumbang titik api terbesar ketiga di Pulau Sumatera setelah Sumatera Selatan (Sumsel) dengan 220 titik api dan Jambi 169 titik api.
Titik api di Riau tersebar di 11 kabupaten. Daerah paling parah adalah Kabupaten Pelalawan, dengan 46 titik. Disusul Kabupaten Inhil dan Inhu sebanyak 24 dan 16 titik. Sisanya berada di kabupaten lainnya.
Berdasarkan data papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Pekanbaru, saat ini sudah menunjukan di level warna kuning alias udara tidak sehat. Sebelumnya, berada di warna hijang atau masih sedang.
Kondisi ini sangat dikeluhkan warga. "Saat ini udara sudah sangat menyesakan dada. Kita sangat khawatir saat ini udara sudah tidak sehat terutama bagi anak," ucap Edi Katio, pekerja kontraktor, warga Marpoyan, Pekanbaru, Rabu (2/9/2015).
Elis Masitoh, warga Panam, Pekanbaru, juga mengkhawatirkan kondisi polisi udara akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau. Dia meminta pemerintah serius untuk menanganinya.
"Saat ini anak saya kelas I SD sudah libur karena asap. Tapi di rumah pun asap masuk. Jadi sama saja berbahaya. Anak tetap bermain di luar rumah," ucap ibu tiga orang anak ini.
Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, hari ini terdeteksi sebanyak 559 titik api di Pulau Sumatera. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, ada sebanyak 134 titik api di Riau.
Riau merupakan provinsi penyumbang titik api terbesar ketiga di Pulau Sumatera setelah Sumatera Selatan (Sumsel) dengan 220 titik api dan Jambi 169 titik api.
Titik api di Riau tersebar di 11 kabupaten. Daerah paling parah adalah Kabupaten Pelalawan, dengan 46 titik. Disusul Kabupaten Inhil dan Inhu sebanyak 24 dan 16 titik. Sisanya berada di kabupaten lainnya.
(zik)