17 Kecamatan di Tasik Krisis Air Bersih
A
A
A
TASIKMALAYA - Dari 28 kecamatan dan 117 desa di Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 17 kecamatan mengalami krisis air bersih. Kondisi ini membuat Pemkab Tasikmalaya akan bekerja keras untuk mendistribusikan air bersih ke wilayah krisis.
Dari seluruh kecamatan dan desa sisanya hanya mengalami kekeringan sawah dan kolam ikan, meski sebagian sumur yang dijadikan sumber air warga untuk kepentingan mandi, cuci, dan ka - kus (MCK), telah mengering.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi yang digelar BPBD dan sejumlah dinas instansi terkait, untuk mengatasi bencana kekeringan yang sudah cukup mengkhawatir kan. 17 kecamatan yang mengalami krisis air di antaranya Ke camatan Cisayong, Jamanis, Su karatu, Sukaresik, Bojong gam bir, Sodonghilir, Suk ah e ning, Tanjungjaya, Ka rangjaya, Manonjaya, Cibalong, Cipatujah, Culamega, Karangnunggal, Sukaraja, Cigalontang, dan Panca tengah.
“Solusi yang kami ambil saat ini adalah dengan mendistribusikan air bersih sebanyak 1.000 liter untuk tiga hari sekali kepada setiap kecamatan yang mengalami krisis air bersih,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kun dang Sodikin. “Saat inipun kecamatan Karangjaya, Karangnunggal, telah mendapatkan pasokan. Untuk wilayah lain hanya tinggal menunggu giliran saja, hal ini yang baru bisa kami lakukan dalam upaya penanggulangan bencana kekeringan,” tambahnya.
Hasil rapat menyarankan agar penanggulangan bencana kekeringan dilakukan secara komprehensif, karena selalu terjadi setiap tahun dan tidak ada antisipasi yang lebih terstruktur. Hal itu nampak dalam persiapan penyaluran air bersih, BPBD tidak bisa bergerak sendiri karena tidak memiliki tangki air dan terpaksa mendistribusikan air dengan menggunakan jeriken serta peralatan seadanya.
Saat ini distribusi air bersih menggunakan tangki dilakukan Dinas Tarkim, PDAM Tirta Sukapura, serta kendaraan water canon polisi. “Insyaallah saat ini akan lebih fokus dan terstruktur dengan baik untuk penanggulangan bencana kekeringan kedepannya, jelas kami kekurangan toren, tangki air, dan sebagainya. Antisipasi yang disiapkan adalah pompa, pipanisasi air bersih, serta menyiapkan sejumlah sumur bor untuk di wilayahwilayah tertentu,” kata Kundang.
Sementara itu Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum bersama Dinas Sosial Pemkab Ta sik malaya mulai mendiastribusikan bantuan pangan kepada se jumlah warga yang wilayahnya mengalami kekeringan. Di ha rap kan bantuan tersebut bisa sedikit meringankan beban masyarakat, karena bencana kekeringan identik dengan musim paceklik karena tidak adanya hasil bumi yang bisa dipanen.
“Saat ini mulai Kecamatan Manonjaya didistribusikan bantuan rawan pangan, sebanyak 100 ton beras yang diperuntukkan bagi 23 kecamatan. Kepada seluruh aparatur kecama tan dan desa, saya meminta agar memperhatikan warganya dan segera melapor jika diketahui ada yang kekurangan pangan. Agar segera bisa dibantu dan mengantisipasi terjadinya bencana lebih berat,” ujar Uu.
Nanang kuswara
Dari seluruh kecamatan dan desa sisanya hanya mengalami kekeringan sawah dan kolam ikan, meski sebagian sumur yang dijadikan sumber air warga untuk kepentingan mandi, cuci, dan ka - kus (MCK), telah mengering.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi yang digelar BPBD dan sejumlah dinas instansi terkait, untuk mengatasi bencana kekeringan yang sudah cukup mengkhawatir kan. 17 kecamatan yang mengalami krisis air di antaranya Ke camatan Cisayong, Jamanis, Su karatu, Sukaresik, Bojong gam bir, Sodonghilir, Suk ah e ning, Tanjungjaya, Ka rangjaya, Manonjaya, Cibalong, Cipatujah, Culamega, Karangnunggal, Sukaraja, Cigalontang, dan Panca tengah.
“Solusi yang kami ambil saat ini adalah dengan mendistribusikan air bersih sebanyak 1.000 liter untuk tiga hari sekali kepada setiap kecamatan yang mengalami krisis air bersih,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kun dang Sodikin. “Saat inipun kecamatan Karangjaya, Karangnunggal, telah mendapatkan pasokan. Untuk wilayah lain hanya tinggal menunggu giliran saja, hal ini yang baru bisa kami lakukan dalam upaya penanggulangan bencana kekeringan,” tambahnya.
Hasil rapat menyarankan agar penanggulangan bencana kekeringan dilakukan secara komprehensif, karena selalu terjadi setiap tahun dan tidak ada antisipasi yang lebih terstruktur. Hal itu nampak dalam persiapan penyaluran air bersih, BPBD tidak bisa bergerak sendiri karena tidak memiliki tangki air dan terpaksa mendistribusikan air dengan menggunakan jeriken serta peralatan seadanya.
Saat ini distribusi air bersih menggunakan tangki dilakukan Dinas Tarkim, PDAM Tirta Sukapura, serta kendaraan water canon polisi. “Insyaallah saat ini akan lebih fokus dan terstruktur dengan baik untuk penanggulangan bencana kekeringan kedepannya, jelas kami kekurangan toren, tangki air, dan sebagainya. Antisipasi yang disiapkan adalah pompa, pipanisasi air bersih, serta menyiapkan sejumlah sumur bor untuk di wilayahwilayah tertentu,” kata Kundang.
Sementara itu Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum bersama Dinas Sosial Pemkab Ta sik malaya mulai mendiastribusikan bantuan pangan kepada se jumlah warga yang wilayahnya mengalami kekeringan. Di ha rap kan bantuan tersebut bisa sedikit meringankan beban masyarakat, karena bencana kekeringan identik dengan musim paceklik karena tidak adanya hasil bumi yang bisa dipanen.
“Saat ini mulai Kecamatan Manonjaya didistribusikan bantuan rawan pangan, sebanyak 100 ton beras yang diperuntukkan bagi 23 kecamatan. Kepada seluruh aparatur kecama tan dan desa, saya meminta agar memperhatikan warganya dan segera melapor jika diketahui ada yang kekurangan pangan. Agar segera bisa dibantu dan mengantisipasi terjadinya bencana lebih berat,” ujar Uu.
Nanang kuswara
(ars)