Kabut Asap Mulai Ganggu Penerbangan di Palembang
A
A
A
PALEMBANG - Kabut asap tebal yang menyelimuti Palembang sejak hampir satu pekan terakhir kini mulai menganggu aktivitas penerbangan.
Sejumlah maskapai penerbangan terpaksa menunda sementara penerbangan (delay) hingga beberapa jam. Bahkan ada maskapai yang mengalihkan pendaratan (divert).
General Manager (GM) Angkasa Pura II Bandara Internasional SMB II Palembang, Iskandar Hamid menegaskan delay maupun divert lebih disebabkan faktor buruknya cuaca di kawasan bandara karena diselimuti kabut asap.
“Saat ini saja jarak pandang di bandara mulai berkurang akibat kabut asap. Pagi ini ada beberapa maskapai yang terpaksa lakukan delay dan divert karena terhalang kabut asap,” ujar Iskandar, Rabu (26/8/2015).
Dia mengilustrasikan delay maupun divert dilakukan Garuda Indonesia tujuan Jakarta, Batam, City Link Batam, Jakarta, Batik Air dari Soekarno Hatta, Nam Air rute Palembang-Pangkal Pinang, Xpressair nomor penerbangan XN714 tujuan Bandung.
Dia menekankan lamanya delay tergantung dari shedule ataupun kesiapan dari masing-masing maskapai. “Pagi tadi delay sampai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB sampai cuaca benar-benar baik,” ucapnya.
Dia menuturkan pihaknya mengambil kebijakan memperkenankan maskapai melakukan penerbangan setelah mendapatkan rekomendasi dari BMKG terkait penentuan jarak pandang.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin menegaskan, pihaknya telah berusaha maksimal untuk meminimalisir asap di Sumsel. Bahkan tahun ini pihaknya mencanangkan Sumsel zero asap.
“Harusnya Sumsel zero asap tahun ini. Tapi rupanya muncul asap lagi. Padahal kami sudah berusaha maksimal. Bahkan semua instansi yang ada di Sumsel dikerahkan untuk meminimalisir munculnya kabut asap. Tapi tetap saja tidak bisa dihindari,” kata Alex.
Kendati telah mengeluarkan maklumat, namun masyarakat tetap saja bandel membakar lahan dan hutan.
Sejak awal pun pihaknya telah mengeluarkan status siaga darurat. Upaya seperti waterbombing untuk padamkan api tetap intens dilakukan.
“Harus bagaimana lagi. Gambut terbakar. Kami sudah berupaya habis-habisan. Target zero asap itu kan hanya angka kongkret dan kami sudah berusaha untuk menuju kesana. Tapi tetap saja tak tercapai,” jelasnya.
Sebagai langkah preventif terhadap kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel pagi kemarin membagikan 15.000 masker kepada masyarakat Kota Palembang di 4 titik strategis Kota Palembang seperti di simpang Charitas, simpang Polda, Kamboja, dan di pemprov Sumsel.
”Sebagai antisipasi kabut asap meluas, kami bersama mahasiswa turun ke jalan membagikan masker kepada masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini.
Sejumlah maskapai penerbangan terpaksa menunda sementara penerbangan (delay) hingga beberapa jam. Bahkan ada maskapai yang mengalihkan pendaratan (divert).
General Manager (GM) Angkasa Pura II Bandara Internasional SMB II Palembang, Iskandar Hamid menegaskan delay maupun divert lebih disebabkan faktor buruknya cuaca di kawasan bandara karena diselimuti kabut asap.
“Saat ini saja jarak pandang di bandara mulai berkurang akibat kabut asap. Pagi ini ada beberapa maskapai yang terpaksa lakukan delay dan divert karena terhalang kabut asap,” ujar Iskandar, Rabu (26/8/2015).
Dia mengilustrasikan delay maupun divert dilakukan Garuda Indonesia tujuan Jakarta, Batam, City Link Batam, Jakarta, Batik Air dari Soekarno Hatta, Nam Air rute Palembang-Pangkal Pinang, Xpressair nomor penerbangan XN714 tujuan Bandung.
Dia menekankan lamanya delay tergantung dari shedule ataupun kesiapan dari masing-masing maskapai. “Pagi tadi delay sampai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB sampai cuaca benar-benar baik,” ucapnya.
Dia menuturkan pihaknya mengambil kebijakan memperkenankan maskapai melakukan penerbangan setelah mendapatkan rekomendasi dari BMKG terkait penentuan jarak pandang.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin menegaskan, pihaknya telah berusaha maksimal untuk meminimalisir asap di Sumsel. Bahkan tahun ini pihaknya mencanangkan Sumsel zero asap.
“Harusnya Sumsel zero asap tahun ini. Tapi rupanya muncul asap lagi. Padahal kami sudah berusaha maksimal. Bahkan semua instansi yang ada di Sumsel dikerahkan untuk meminimalisir munculnya kabut asap. Tapi tetap saja tidak bisa dihindari,” kata Alex.
Kendati telah mengeluarkan maklumat, namun masyarakat tetap saja bandel membakar lahan dan hutan.
Sejak awal pun pihaknya telah mengeluarkan status siaga darurat. Upaya seperti waterbombing untuk padamkan api tetap intens dilakukan.
“Harus bagaimana lagi. Gambut terbakar. Kami sudah berupaya habis-habisan. Target zero asap itu kan hanya angka kongkret dan kami sudah berusaha untuk menuju kesana. Tapi tetap saja tak tercapai,” jelasnya.
Sebagai langkah preventif terhadap kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel pagi kemarin membagikan 15.000 masker kepada masyarakat Kota Palembang di 4 titik strategis Kota Palembang seperti di simpang Charitas, simpang Polda, Kamboja, dan di pemprov Sumsel.
”Sebagai antisipasi kabut asap meluas, kami bersama mahasiswa turun ke jalan membagikan masker kepada masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini.
()