Doa untuk Korban Trigana Air
A
A
A
SURABAYA - Puncak HUT Kemerdekaan ke-70 RI pada 17 Agustus 2015 boleh saja berlalu. Meski demikian, masih ada saja perayaan Agustusan yang digelar. Seperti di SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya, kemarin.
Kemarin ratusan murid kelas V dan VI menggelar berbagai perlombaan sekaligus doa keprihatinan. Doa ditujukan kepada korban Trigana Air yang jatuh di Pegunungan Bintang, Papua. Dua mahasiswa asing yang menjadi relawan pengajar mata pelajaran bahasa Inggris di sekolahan yang berlokasi di Jalan Pucang Anom itu ikut di dalamnya.
Mereka adalah Fukiko, mahasiswi Fakultas Budaya dan Bahasa Inggris Kyoto University, dan Zhang Yu Fang alias Emma, mahasiswi Fakultas Broadcasting & Journalism dari Tianjin Polytechnic University.
”Sebenarnya ada tiga mahasiswa asing yang menjadi relawan mengajar bahasa Inggris di sini. Cuma yang satunya, Miss Ellena yang ambil Master Arsitektur di Universitas Koblen Jerman, sedang mendampingi delegasi lomba robot SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Lombanya di Yogyakarta,” kata Wakil Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Edy Purnomo.
Menurut Edy, doa bersama untuk korban jatuhnya pesawat Trigana Air juga untuk menanamkan kepedulian dan rasa empati sejak dini pada anak. ”Kasihan korban dan keluarga yang ditinggalkan. Saya lihat di televisi, pesawat yang jatuh itu juga membawa uang miliaran. Uang itu terbakar,” kata siswa kelas V-A, Aditio Rafi Wardhana, di sela-sela doa bersama. ”Semoga semuanya (korban) masuk surga,” katanya.
Penuturan senada disampaikan siswi kelas IV-B SD Muhammadiyah 4 Pucang Nayla Salwa. Seusai doa bersama, acara dilanjutkan lomba Agustusan. Tarik tambang dan bakiak raksasa tetap menjadi primadona. ”Saya akan ada di sini (SD Muhammadiyah 4 Surabaya) selama enam minggu. Saya mengajar bahasa Inggris dan saya senang bisa ikut lomba,” tutur Emma yang bersama timnya sempat ketinggalan saat beradu cepat jalan menggunakan bakiak raksasa.
Ketertinggalan ini karena Emma berada paling depan. Setelah Emma bertukar posisi dan berada di tengah barisan, timnya bisa berjalan lebih cepat. Dia mengaku senang dan ini pengalaman pertamanya memainkan bakiak raksasa.
Tiga mahasiswa asing itu selama di SD Muhammadiyah 4 Pucang juga akan menyampaikan pemahaman tentang budaya negaranya. Demikian halnya Fukiko maupun Ellena. Mereka akan ada di Surabaya hingga 26 September 2015.
Soeprayitno
Kemarin ratusan murid kelas V dan VI menggelar berbagai perlombaan sekaligus doa keprihatinan. Doa ditujukan kepada korban Trigana Air yang jatuh di Pegunungan Bintang, Papua. Dua mahasiswa asing yang menjadi relawan pengajar mata pelajaran bahasa Inggris di sekolahan yang berlokasi di Jalan Pucang Anom itu ikut di dalamnya.
Mereka adalah Fukiko, mahasiswi Fakultas Budaya dan Bahasa Inggris Kyoto University, dan Zhang Yu Fang alias Emma, mahasiswi Fakultas Broadcasting & Journalism dari Tianjin Polytechnic University.
”Sebenarnya ada tiga mahasiswa asing yang menjadi relawan mengajar bahasa Inggris di sini. Cuma yang satunya, Miss Ellena yang ambil Master Arsitektur di Universitas Koblen Jerman, sedang mendampingi delegasi lomba robot SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. Lombanya di Yogyakarta,” kata Wakil Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Edy Purnomo.
Menurut Edy, doa bersama untuk korban jatuhnya pesawat Trigana Air juga untuk menanamkan kepedulian dan rasa empati sejak dini pada anak. ”Kasihan korban dan keluarga yang ditinggalkan. Saya lihat di televisi, pesawat yang jatuh itu juga membawa uang miliaran. Uang itu terbakar,” kata siswa kelas V-A, Aditio Rafi Wardhana, di sela-sela doa bersama. ”Semoga semuanya (korban) masuk surga,” katanya.
Penuturan senada disampaikan siswi kelas IV-B SD Muhammadiyah 4 Pucang Nayla Salwa. Seusai doa bersama, acara dilanjutkan lomba Agustusan. Tarik tambang dan bakiak raksasa tetap menjadi primadona. ”Saya akan ada di sini (SD Muhammadiyah 4 Surabaya) selama enam minggu. Saya mengajar bahasa Inggris dan saya senang bisa ikut lomba,” tutur Emma yang bersama timnya sempat ketinggalan saat beradu cepat jalan menggunakan bakiak raksasa.
Ketertinggalan ini karena Emma berada paling depan. Setelah Emma bertukar posisi dan berada di tengah barisan, timnya bisa berjalan lebih cepat. Dia mengaku senang dan ini pengalaman pertamanya memainkan bakiak raksasa.
Tiga mahasiswa asing itu selama di SD Muhammadiyah 4 Pucang juga akan menyampaikan pemahaman tentang budaya negaranya. Demikian halnya Fukiko maupun Ellena. Mereka akan ada di Surabaya hingga 26 September 2015.
Soeprayitno
(ftr)