Kemarau, Penambak Khawatir Ikan Mati Massal

Jum'at, 21 Agustus 2015 - 08:37 WIB
Kemarau, Penambak Khawatir...
Kemarau, Penambak Khawatir Ikan Mati Massal
A A A
SUKOHARJO - Penambak ikan di Waduk Mulur mengurangi kuota bibit yang ditebar seiring musim kemarau yang diprediksi berlangsung hingga awal November.

Langkah ini dilakukan untuk meminimalisasi kerugian mengingat ikan berpotensi mati massal ketika cuaca sangat panas. “Kami khawatir cuaca yang panas akan membuat ikan mati massal sehingga banyak petani yang mengurangi jumlah iklan yang dipelihara. Kami tidak ingin merugi karena itu pernah terjadi sebelumnya,” ujar Bendahara Kelompok Tani Mina Makmur Waduk Mulur Bendosari Joko Sutrisno kemarin.

Pada kondisi normal, penambak biasanya memelihara sekitar 6,5 kuintal ikan di keramba. Untuk meminimalisasi kerugian, saat ini dikurangi maksimal 5 kuintal dan sudah dilakukan sejak awal musim kemarau atau Mei lalu. Penambak kompak melakukan pengurangan jumlah ikan dan pakan yang digunakan. “Kita hati-hati karena takut terjadi mati massal sewaktu-waktu. Kalau hal itu terjadi, petani bisa merugi karena tidak balik modal,” ujarnya.

Menurut Joko, musim kemarau ibarat buah simalakama bagi petani. Saat ini permintaan ikan dari sejumlah daerah meningkat, seperti Yogyakarta dan Solo Raya. Di sisi lain, penambak tidak berani menambah kuota ikan yang dipelihara dalam keramba karena takut terjadi kasus mati massal karena suhu yang panas. Joko mengaku ukuran keramba yang digunakan penambak di Waduk Mulur rata-rata 6 x 6 meter.

Untuk ukuran keramba jenis tersebut maksimal berisi 1 ton. Jika melebihi dikhawatirkan air waduk tidak mendukung karena debitnya mengalami penurunan. “Harga daging sapi dan ayam kan mahal, jadi banyak yang beralih ke ikan. Jadi ada peningkatan permintaan untuk ikan nila dan lele seperti dari Yogyakarta,” ujarnya.

Saat ini harga ikan lele di tingkat pedagang Rp17.000 per kilogram( kg). Sementara harga eceran mencapai Rp20.000 per kg. Harga pedagang lebih murah lantaran pembelian dilakukan dalam jumlah besar. “Biasanya satu pedagang ambil ikan sampai satu kuintal sehingga harga beda,” ujar Joko.

Harga ikan nila mencapai Rp19.000-Rp20.000 per kg. Jika konsumen membeli secara langsung harganya Rp25.000 per kg. Salah satu pengunjung Waduk Mulur Soparudin, 45, mengaku sering datang ke Waduk Mulur untuk memancing.

Menurutnya, banyak ikan keramba yang lepas sehingga Waduk Mulur menjadi tujuan warga untuk memancing. “Tidak hanya di Waduk Mulur, saya sering juga memancing di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri,” ujarnya.

Sumarno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1033 seconds (0.1#10.140)