Atraksi Tradisional Hibur Pengunjung
A
A
A
YOGYAKARTA - Permainan musik tradisional begitu menarik disaksikan dan didengarkan oleh penonton.
Seperti saat ke lompok kesenian Nu - nut Ngeyup mem bawakan se - jumlah lagu do lan an anak da - lam rangkaian Festival Ke senian Yogyakarta (FKY) 2015, ke - marin. Mengenakan kos tum wayang dan busana ke ba ya zaman dahulu, grup ini sung - guh menghibur pengunjung yang ada di sana.
Tak sedikit pula yang ter se - nyum, terutama ketika me - nyak sikan aksi yang lucu dan menarik dari kelompok kese - ni an panto mim SD Mu ham - ma diyah Sapen Yog yakarta ini. Lewat gerak-ge rik nya, dua anak itu berhasil mem ba wa - kan cerita tentang cermin dan bermain pingpong.
Gelaran Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 2015 sen di ri secara resmi dibuka pada Ra bu (19/8) malam. Sejumlah atraksi kesenian seperti tarian Go lek Ayun-ayun, karawitan Canda Na da, dan Yogyakarta Shim - pho ny pun turut mewarnainya. Ti dak ketinggalan pula dengan pe nyerahan dan penancapan bulu ayam oleh Sekda DIY Ihsanuri ke sanggul kepala Edan-edanan yang menjadi ikon FKY 2015.
Hal itu tak lepas dari Dan - dan, tema yang diangkat dalam FKY ke-27 ini. Untuk diketa - hui, Dandan dalam bahasa Ja - wa memuat dua aktivitas, ya k - ni bersolek dan berbenah. Ber - so lek selalu identik dengan ak - ti vitas yang menuntun pada kua litas estetika, paras, atau penyajian. Sedangkan berbenah identik dengan upaya perbaikan fisik atau nonfisik.
Mem bawa keduanya sebagai kon sep, menjadi upaya untuk menyajikan seni dan budaya Yogyakarta, baik di wilayah ko - ta maupun kabupaten secara mak simal, sebagai wujud ka - rak ter dari Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya. "Ndandani membutuhkan peran serta semua elemen ma - syarakat, baik laki-laki mau - pun perempuan.
Meskipun ter di ri dari elemen masyarakat yang berbeda-beda namun ha - rus tetap mampu menyajikan dan menjadikan paras seni bu - da ya Yogyakarta dengan (le - bih) baik," ujar Ketua Umum FKY 2015 Ishari Sahida dalam pembukaan FKY 2015 di Ta - man Kuliner Condongcatur Sle man, Rabu (19/8) malam.
Sementara itu Sekda DIY Ihsanuri berharap, FKY bisa menjadi momen untuk digelarnya ajang seni budaya di luar pusat kota. Mengingat selama ini beban kepadatan yang di - tanggung pusat kota sudah cu - kup tinggi. Tak heran sering me nimbulkan kemacetan di ma na-mana.
"Ke depan, event ini dapat dilaksanakan di luar pusat kota lain. Bisa menjadi tontonan sekaligus tuntunan. Jangan sampai generasi muda dididik oleh televisi yang lepas dari akar budaya kita," kata Ihsanuri.
Pelaksanaan FKY ke-27 ini, selain sebagian besar terpusat di Taman Kuliner Condong ca - tur, ada beberapa program yang diselenggarakan di luar lo kasi ini. Seperti di Sasana Hing gil, Pang gung Krapyak, gedung DPRD, serta di bekas gedung bios kop Permata.
Siti estuningsih
Seperti saat ke lompok kesenian Nu - nut Ngeyup mem bawakan se - jumlah lagu do lan an anak da - lam rangkaian Festival Ke senian Yogyakarta (FKY) 2015, ke - marin. Mengenakan kos tum wayang dan busana ke ba ya zaman dahulu, grup ini sung - guh menghibur pengunjung yang ada di sana.
Tak sedikit pula yang ter se - nyum, terutama ketika me - nyak sikan aksi yang lucu dan menarik dari kelompok kese - ni an panto mim SD Mu ham - ma diyah Sapen Yog yakarta ini. Lewat gerak-ge rik nya, dua anak itu berhasil mem ba wa - kan cerita tentang cermin dan bermain pingpong.
Gelaran Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 2015 sen di ri secara resmi dibuka pada Ra bu (19/8) malam. Sejumlah atraksi kesenian seperti tarian Go lek Ayun-ayun, karawitan Canda Na da, dan Yogyakarta Shim - pho ny pun turut mewarnainya. Ti dak ketinggalan pula dengan pe nyerahan dan penancapan bulu ayam oleh Sekda DIY Ihsanuri ke sanggul kepala Edan-edanan yang menjadi ikon FKY 2015.
Hal itu tak lepas dari Dan - dan, tema yang diangkat dalam FKY ke-27 ini. Untuk diketa - hui, Dandan dalam bahasa Ja - wa memuat dua aktivitas, ya k - ni bersolek dan berbenah. Ber - so lek selalu identik dengan ak - ti vitas yang menuntun pada kua litas estetika, paras, atau penyajian. Sedangkan berbenah identik dengan upaya perbaikan fisik atau nonfisik.
Mem bawa keduanya sebagai kon sep, menjadi upaya untuk menyajikan seni dan budaya Yogyakarta, baik di wilayah ko - ta maupun kabupaten secara mak simal, sebagai wujud ka - rak ter dari Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya. "Ndandani membutuhkan peran serta semua elemen ma - syarakat, baik laki-laki mau - pun perempuan.
Meskipun ter di ri dari elemen masyarakat yang berbeda-beda namun ha - rus tetap mampu menyajikan dan menjadikan paras seni bu - da ya Yogyakarta dengan (le - bih) baik," ujar Ketua Umum FKY 2015 Ishari Sahida dalam pembukaan FKY 2015 di Ta - man Kuliner Condongcatur Sle man, Rabu (19/8) malam.
Sementara itu Sekda DIY Ihsanuri berharap, FKY bisa menjadi momen untuk digelarnya ajang seni budaya di luar pusat kota. Mengingat selama ini beban kepadatan yang di - tanggung pusat kota sudah cu - kup tinggi. Tak heran sering me nimbulkan kemacetan di ma na-mana.
"Ke depan, event ini dapat dilaksanakan di luar pusat kota lain. Bisa menjadi tontonan sekaligus tuntunan. Jangan sampai generasi muda dididik oleh televisi yang lepas dari akar budaya kita," kata Ihsanuri.
Pelaksanaan FKY ke-27 ini, selain sebagian besar terpusat di Taman Kuliner Condong ca - tur, ada beberapa program yang diselenggarakan di luar lo kasi ini. Seperti di Sasana Hing gil, Pang gung Krapyak, gedung DPRD, serta di bekas gedung bios kop Permata.
Siti estuningsih
(ftr)