Gua Selarong, Tempat Bersembunyi Pangeran Diponegoro

Selasa, 18 Agustus 2015 - 16:52 WIB
Gua Selarong, Tempat...
Gua Selarong, Tempat Bersembunyi Pangeran Diponegoro
A A A
BANTUL - Gua Selarong merupakan salah satu tempat wisata yang sempat menjadi favorit di Kota Bantul. Namun, itu dahulu. Sekarang, gua ini selalu tampak sepi. Bahkan setelah menunggu satu jam, tak satupun pengunjung terlihat di sini.

Gua Selarong merupakan lokasi wisata yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat, terutama masyarakat Bantul. Munculnya lokasi-lokasi wisata baru di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengakibatkan minat masyarakat untuk berkunjung ke gua yang memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan Negara ini semakin mengecil.

Gua Selarong berada di Dusun Kembangputih, Kecamatan Pajangan, tak jauh dari pusat Kota Bantul. Untuk mencapai ke gua ini, harus dengan kendaraan roda dua.

Gua Selarong menyimpan cerita perjuangan Pangeran Diponegoro. Gua ini berada di perbukitan Pajangan. Untuk menuju ke pintu gua, pengunjung harus melewati beberapa ratus anak tangga.

Saat memasuki gapura, pengunjung akan disambut Patung Diponegoro yang memang menjadi ikon gua ini. Gersang dan panas masih nampak dirasakan jika ingin berkunjung ke Gua Selarong.

“Di sini (Gua Selarong) memang merupakan satu-satunya tempat wisata sejarah sekaligus religius yang memiliki aroma mistik cukup kental,” ujar salah seorang penjaga Gua Selarong Arismanto (45), Selasa (18/8/2015).

Aris menjelaskan, patung Diponegoro ini berjubah hitam dan posisinya sedang menunggang kuda. Patung itu melambangkan perjuangan dan keberanian Pangeran Diponegoro melawan tentara Belanda.

Selain di gapura, ada juga patung Pangeran Diponegoro berjubah putih yang terletak beberapa meter dari tempat parkir.

Di atasnya, pengunjung akan menemukan dua buah goa kecil di sebelah kanan dan kiri tangga. Gua yang berada di sebelah kanan tangga bernama Gua Putri.

Aris menambahkan, gua ini dahulu merupakan tempat beristirahat istri Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Ratnaningsih. Di sebelah kiri tangga, terdapat gua bernama Gua Kakung atau berarti Gua Laki-laki.

“Gua ini adalah tempat istirahat Pangeran Diponegoro,” tuturnya.

Tak seperti bayangan orang, dua buah gua ini memang berukuran kecil. Tak seperti gua pada umumnya, gua bersejarah ini berbentuk bukit batu dengan dua buah lubang. Dahulu, kedua lubang tersebut digunakan oleh Pangeran Diponegoro sebagai tempat untuk bersembunyi saat melawan tentara Belanda.

Gua Selarong hanya memiliki tinggi dan kedalaman sekitar 1,5 meter, di mana lebar Dua Putri lebih panjang daripada Hua Kakung, yaitu sekitar tiga meter. Sedangkan lebar Gua Kakung sekitar dua meter.

Ichsan, salah seorang warga Kembangputihan mengungkapkan, warga yang tinggal di bawah gua sering mendengar suara ringkik kuda pada malam hari.

Kadang juga selain ringkik kuda, dikuti derap suara segerombolan kuda yang berlari diselingi teriakan-teriakan. Hal tersebut mungkin berdasarkan dari cerita legenda yang selama ini berkembang di wilayahnya.

Berdasarkan cerita yang pernah dia dengar, Pangeran Diponegoro dan pasukannya sulit ditangkap, dan tidak pernah terlihat oleh mata pasukan Belanda jika sedang bersembunyi di Gua Selarong ini.

Meskipun pasukan Belanda telah sampai di kompleks tersebut, namun pasukan Kompeni tetap saja tidak dapat melihat bahwa sebenarnya terdapat ratusan pasukan Diponegoro bersembunyi di dalam gua.

Pasukan Kompeni hanya berputar-putar di lokasi dan hanya bisa melihat gunungan batu cadas yang tak berpenghuni. Bahkan, pada malam tertentu seperti Jumat kliwon atau malam selasa kliwon, terkadang dari dalam perut Gua Selarong terdengar lantunan gending-gending Jawa yang sedang ditabuh.

"Ada suaranya, namun tidak ada wujudnya. Itulah kehebatan Pangeran Diponegoro yang seakan punya ilmu yang bisa menutup pandangan pasukan Belanda. Kami masih meyakini hal tersebut," katanya.

Setiap malam hari sampai subuh, tebaran aroma seperti dupa dan kemenyan akan menyeruak di lokasi ini. Meski begitu, ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan di Gua Selarong, yaitu meminta pesugihan atau nomor togel.

"Jika itu dilanggar, pasti bencana akan menimpa siapa saja yang melanggarnya," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2519 seconds (0.1#10.140)