Awas, Kekeringan Kian Meluas

Jum'at, 14 Agustus 2015 - 07:47 WIB
Awas, Kekeringan Kian Meluas
Awas, Kekeringan Kian Meluas
A A A
MOJOKERTO - Kekeringan di sejumlah daerah di kawasan satelit kian meluas. Pemkab Mojokerto bahkan menetapkan status siaga bencana kekeringan.

Sementara di Kabupaten Gresik, Polres setempat mulai mendistribusikan air dengan mobil awour water canon ke sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto menetapkan status siaga bencana kekeringan ini setelah dua kecamatan yakni Dawarblandong dan Ngoro mengalami kesulitan air. Tidak hanya untuk irigasi lahan pertanian, warga saat ini juga kesulitan air untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK). Dari hasil verifikasi BPBD, sedikitnya 10 desa di Kecamatan Dawarblandong yang kekurangan air bersih. Sisanya 5 desa di Kecamatan Ngoro.

Beberapa desa yang mengalami kekurangan air bersih di Kecamatan Dawarblandong diantaranya Desa Banyulegi, Temuireng, Pucuk, Pulorejo, Brayublandong, Cinandang, Talunblanding, Gunungan, Randegan, dan Madureso. Sementara di Kecamatan Ngoro yakni Desa Kunjorowesi, Kutogirang, Wotanmasjedong, dan Manduro Manggung Gajah.

Kepala BPBD kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi melalui Kabag Humasdan Protokoler Alfiah Ernawati mengatakan, setelah penetapan status siaga darurat kekeringan, pemkab telah bersiap menanggulangi ancamankekeringan. Sesuai data kekeringan, selain dropping air, pemkab jugabakal menyediakan tandon mobile yang bisa ditempatkan di pemukiman.

”Nanti akan ada 12 tandon air yang bisa berpindah-pindah ke rumahwarga,” terang Erna. Dikatakan, dengan penetapan itu, masyarakat yang berada di daerahrawan kekeringan bisa melaporkan apabila kesulitan mendapatkan airbersih. Kebutuhan dasar sehari-hari itu bisa disiapkan pemkab apabilaada permintaan dari masyarakat. ”Khususnya desa-desa yang ditetapkansebagai daerah siaga darurat kekeringan. Dari desa bisa mengajukanapabila masyarakatnya membutuhkan air. Air ini disediakan secaragratis,” terang Erna.

Lebih jauh ditegaskan, tandon mobile ini baru diberlakukan tahun ini. Menurutnya, langkah ini akan lebih efektif untuk mendekatiwilayah-wilayah yang memang membutuhkan air bersih. Dan menurutnya, penanganan kekurangan air bisa lebih cepat diatasi. ”Per tandonberkekuatan 3.200 liter. Nanti ditempatkan di lokasi kurang air. Bukandi tempat perangkat desa atau lurah,” tegas Erna.

Ketua Forum Komunikasi Indonesia 1 (FKI-1) Wiwied Haryono menilai,langkah Pemkab Mojokerto untuk mengatasi kekeringan dan kekurangan air bersih di beberapa desa sudah tepat. Namun kata dia, anggaran yangdisedikan untuk kebutuhan air bersih tersebut terbilang minim. ”HanyaRp75 juta sementara untuk kebutuhan ribuan warga selama beberapa bulan. Ini jelas tidak mencukupi,” kata Wiwied.

Seharusnya kata Wiwied, pemkab sudah menganggarkan untukpenanggulangan kekeringan ini dengan anggaran yang cukup. Toh lanjutWiwied, anggaran yang tak terserap akan bisa dikembalikan ke kas daerah. ”Untuk urusan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,anggaran sebesar itu sangar-sangat kecil. Saya menilai pemkab setengahhati dalam hal ini. Langkahnya bagus, anggarannya yang tak bersahabat,” sindirnya

Sementara di Gresik sebuah mobil mobil AWC (arwour water canon) milik Polres setempat mulai mendistribusikan air bersih ke daerah-daerah yang dilanda kekeringan. Hari pertama kemarin mobil yang biasa digunakan untuk menghalau pengunjuk rasa itu mengirimkan air ke Kecamatan Benjeng dan Balongpanggang.

Dengan dipimpin Wakapolres Kompol Indra Mardiana didampingi Kasat Sabara AKP Donatus mobil AWC itu keluar masuk desa. Pertama mobil langsung menuju Dusun Ploso, Desa Kalipadang, Kecamatan Benjeng. Kendati awalnya warga dibuat kaget. Namun, setelah disampaikan maksud tujuan untuk droping air bersih, spontan warga langsung berhamburan.

Dengan membawa timba, jirigen dan bak mandi, warga mengantri air bersih yang dibagikan secara gratis. Sebab, sebelumnya warga terpaksa membeli air. ”Awalnya takut juga. Tapi se-telah dikasih tahu untuk droping air bersih, akhirnya kami merasa terbantukan. Sebab, air telaga sudah mengering dan untuk kebutuhan sehari-hari beli air tangki Rp120 ribu,” aku Sutarno, 41, warga RT 4 Desa Kalipadang.

Wakapolres Gresik Kompol Indra Mardiana mengatakan, sengaja droping air dengan membawa mobil water canon. Karena dengan membawa mobil tersebut kapasitas airnya cukup banyak, lebih dari satu tangki yang mampu menampung 5.000 liter air bersih. “Kami tahu saat ini di beberapa wilayah Gresik terlanda kekeringan. Bahkan, wilayah cakupan kekeringan terus meluas. Karena itu, kami ingin ikut aktif dalam membantu meringankan beban warga,” tukasnya kepada wartawan.

Kekeringan di Gresik sendiri terus meluas. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik saat ini sudah memetakan 39 desa di tujuh kecamatan yang terserang efek kekeringan akibat kemarau panjang. Diantaranya, Kecamatan Benjeng, Balongpanggang, Duduksampeyan, Menganti, Driyorejo, Wringinanom, dan Kecamatan Cerme.

Tritus julan/ashadi ik
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7400 seconds (0.1#10.140)