Cikal Bakal Bangsa Indonesia Berasal dari OKU
A
A
A
BATURAJA - Situs purbakala di Desa Padang Bindu, Semidang Aji, OKU ternyata merupakan situs paling bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Situs ter sebut diduga kuat merupakan kawasan yang sempat diting gali manusia purba yang me rupakan cikal bakal banga Indonesia. “Manusia di sini sudah ada sejak 4.000 tahun lalu. Bahkan, mereka (manusia purba) dari daerah ini, tersebar ke kawasan Asia Pasifik. Mereka ini juga merupakan cikal-bakal lahirnya bangsa Indonesia,” ungkap Dirjen Kebudayaan Ke mendikbud Kacung Marijan seusai peletakan batu pertama pembangunan Museum Situs Purba kala Gua Harimau, kemarin.
Museum Situs Gua Harimau me rupakan pengembangan dari Museum Purbakala Si Pahit Li dah. Museum purbakala ini me ru pakan yang terbesar kedua di Indonesia, setelah museum Sangiran di Solo, Jawa Tengah. Anggaran untuk pemba ngunan Museum Situs Purbakala Gua Harimau disiapkan oleh pemerintah pusat sebesar Rp30 miliar.
Dana sebesar itu dikucurkan dalam tiga tahap dalam tiga tahun (2015-2017) masing-masing Rp10 miliar per tahun. Karena pentingnya keberadaan situs di kawasan ini, Kacung berharap agar pemerintah memberi perhatian lebih. Antara lain dengan menjadikan kawan tersebut sebagai cagar budaya. Dia juga meminta kepada Pemkab OKU, agar situs Purbakala yang ada di Padang Bindu, menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah di OKU.
Bupati OKU juga diharapkan untuk mengusulkan pengadaan tenaga ahli purbakala di kabupaten tersebut. “Situs ini milik kita semua, jadi kalau bukan kita yang memeliharanya maka tidak akan menjadi apa-apa. Padahal, ini merupakan aset besar khususnya bagi masyarakat OKU. Umumnya bagi Indonesia,” tuturnya.
Direktur Pelestarian Cagar Bu daya dan Permuseuman Hari Widianto menyebut situs purba kala di Padang Bindu luar biasa. Di daerah ini, banyak jejak-jejak kehidupan yang berumur 4.000 tahun. ”Kita mempunyai berbagai peninggalan gua yang berusia berkisar 4.000 tahun lalu dan dihuni manusia,” ucapnya.
Di Gua Silabe misalnya, di temukan kerangka manusia dan benda-benda kebudayaannya, seperti obsidian yang dipakai menyayat sebagainya, gerabah dan logam, yang berusia 2.700 tahun. Kemudian Gua Putri, yang merupakan rumah pra sejarah yang terdiri dari tiga lantai yang kondisinya sangat bersih dan bagus. Gua ini diperkirakan dihuni 3.500 tahun.
Di bagian bawah gua ini ditemukan aliran air sungai kecil, yang sebelumnya sempat ditemukan sejum lah batu yang diduga merupa kan benda peninggalan homo erectus, manusia paling tua. “Penelitian dari pusat akre ologi nasional, Prof Harie Truman, sudah melakukan observasi yakni di Gua Harimau dan ditemukan 88 kerangka manusia purba.
Kerangka ini banyak yang bisa kita pelajari. Bahkan gigi keropos sudah ada usianya 4.000. Kerangka-kerangka ini masih diidentifikasi. (Tapi sepertinya) ras mongoloid dari segi budaya,” paparnya.
Sementara Bupati OKU H Kuryana Azis sendiri berharap, semoga pelaksanaan pembangunan museum ini berjalan dengan baik. Menurut dia, warisan harta budaya, dan peninggalan purbakala sangatlah berharga. “Oleh karenanya, perlu dilakukan pengembangan cagar budaya. Dan yang penting dipahami, hal ini tugas kita semua,” ujarnya.
Ibrahim arsyad
Situs ter sebut diduga kuat merupakan kawasan yang sempat diting gali manusia purba yang me rupakan cikal bakal banga Indonesia. “Manusia di sini sudah ada sejak 4.000 tahun lalu. Bahkan, mereka (manusia purba) dari daerah ini, tersebar ke kawasan Asia Pasifik. Mereka ini juga merupakan cikal-bakal lahirnya bangsa Indonesia,” ungkap Dirjen Kebudayaan Ke mendikbud Kacung Marijan seusai peletakan batu pertama pembangunan Museum Situs Purba kala Gua Harimau, kemarin.
Museum Situs Gua Harimau me rupakan pengembangan dari Museum Purbakala Si Pahit Li dah. Museum purbakala ini me ru pakan yang terbesar kedua di Indonesia, setelah museum Sangiran di Solo, Jawa Tengah. Anggaran untuk pemba ngunan Museum Situs Purbakala Gua Harimau disiapkan oleh pemerintah pusat sebesar Rp30 miliar.
Dana sebesar itu dikucurkan dalam tiga tahap dalam tiga tahun (2015-2017) masing-masing Rp10 miliar per tahun. Karena pentingnya keberadaan situs di kawasan ini, Kacung berharap agar pemerintah memberi perhatian lebih. Antara lain dengan menjadikan kawan tersebut sebagai cagar budaya. Dia juga meminta kepada Pemkab OKU, agar situs Purbakala yang ada di Padang Bindu, menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah di OKU.
Bupati OKU juga diharapkan untuk mengusulkan pengadaan tenaga ahli purbakala di kabupaten tersebut. “Situs ini milik kita semua, jadi kalau bukan kita yang memeliharanya maka tidak akan menjadi apa-apa. Padahal, ini merupakan aset besar khususnya bagi masyarakat OKU. Umumnya bagi Indonesia,” tuturnya.
Direktur Pelestarian Cagar Bu daya dan Permuseuman Hari Widianto menyebut situs purba kala di Padang Bindu luar biasa. Di daerah ini, banyak jejak-jejak kehidupan yang berumur 4.000 tahun. ”Kita mempunyai berbagai peninggalan gua yang berusia berkisar 4.000 tahun lalu dan dihuni manusia,” ucapnya.
Di Gua Silabe misalnya, di temukan kerangka manusia dan benda-benda kebudayaannya, seperti obsidian yang dipakai menyayat sebagainya, gerabah dan logam, yang berusia 2.700 tahun. Kemudian Gua Putri, yang merupakan rumah pra sejarah yang terdiri dari tiga lantai yang kondisinya sangat bersih dan bagus. Gua ini diperkirakan dihuni 3.500 tahun.
Di bagian bawah gua ini ditemukan aliran air sungai kecil, yang sebelumnya sempat ditemukan sejum lah batu yang diduga merupa kan benda peninggalan homo erectus, manusia paling tua. “Penelitian dari pusat akre ologi nasional, Prof Harie Truman, sudah melakukan observasi yakni di Gua Harimau dan ditemukan 88 kerangka manusia purba.
Kerangka ini banyak yang bisa kita pelajari. Bahkan gigi keropos sudah ada usianya 4.000. Kerangka-kerangka ini masih diidentifikasi. (Tapi sepertinya) ras mongoloid dari segi budaya,” paparnya.
Sementara Bupati OKU H Kuryana Azis sendiri berharap, semoga pelaksanaan pembangunan museum ini berjalan dengan baik. Menurut dia, warisan harta budaya, dan peninggalan purbakala sangatlah berharga. “Oleh karenanya, perlu dilakukan pengembangan cagar budaya. Dan yang penting dipahami, hal ini tugas kita semua,” ujarnya.
Ibrahim arsyad
(bbg)