Pendaki Merapi Wajib Waspadai Asap Solfatara
A
A
A
YOGYAKARTA - Bagi Anda yang ingin mendaki Gunung Merapi, sebaiknya mewaspadai embusan asap solfatara yang cukup membahayakan.
"Embusan-embusan kecil itu tidak bisa diprediksi. Itu salah satu alasan, mengapa rekomendasi kita hanya sampai di Pasar Bubar (Pasar Bubrah) saja," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Kusdaryanto, Rabu (12/8/2015).
Embusan asap solfatara tersebut memang masih berpotensi terjadi. Meski di tahun ini intensitasnya cenderung menurun jika dibandingkan pada 2012 dan 2013.
Jika terjadi embusan, dikhawatirkan membuat pendaki panik. "Embusan itu datangnya mendadak," katanya.
Meski demikian, pihaknya tak bisa melarang para pendaki untuk ke puncak. Karena hal tersebut sudah menjadi kewenangan dari Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
"Itu bukan kewenangan kami, tapi TNGM. Kami hanya memberi rekomendasi saja. Dalam pendakian event 17 Agustus nanti pun kami sifatnya mengamankan alat-alat pemantau," ujarnya.
Pihaknya mengirimkan dua petugas. Mereka akan ditempatkan di Pasar Bubar, lokasi diselenggarakannya peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) oleh para pendaki.
Sementara, Kepala Sub Bagian Tata Usaha TNGM Tri Atmojo mengatakan, pengamanan bakal melibatkan beberapa instansi, termasuk komunitas relawan setempat, Barameru Boyolali.
"SAR Boyolali, SAR Klaten, SAR DIY, dan PMI Boyolali juga kita libatkan," ucapnya.
"Embusan-embusan kecil itu tidak bisa diprediksi. Itu salah satu alasan, mengapa rekomendasi kita hanya sampai di Pasar Bubar (Pasar Bubrah) saja," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Kusdaryanto, Rabu (12/8/2015).
Embusan asap solfatara tersebut memang masih berpotensi terjadi. Meski di tahun ini intensitasnya cenderung menurun jika dibandingkan pada 2012 dan 2013.
Jika terjadi embusan, dikhawatirkan membuat pendaki panik. "Embusan itu datangnya mendadak," katanya.
Meski demikian, pihaknya tak bisa melarang para pendaki untuk ke puncak. Karena hal tersebut sudah menjadi kewenangan dari Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
"Itu bukan kewenangan kami, tapi TNGM. Kami hanya memberi rekomendasi saja. Dalam pendakian event 17 Agustus nanti pun kami sifatnya mengamankan alat-alat pemantau," ujarnya.
Pihaknya mengirimkan dua petugas. Mereka akan ditempatkan di Pasar Bubar, lokasi diselenggarakannya peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) oleh para pendaki.
Sementara, Kepala Sub Bagian Tata Usaha TNGM Tri Atmojo mengatakan, pengamanan bakal melibatkan beberapa instansi, termasuk komunitas relawan setempat, Barameru Boyolali.
"SAR Boyolali, SAR Klaten, SAR DIY, dan PMI Boyolali juga kita libatkan," ucapnya.
(zik)