Latih Keberanian dan Kenalkan Seni Tradisional ke Anak
A
A
A
SEMARANG - Puluhan anak memeriahkan gelaran Pazaar Seni 2015 di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, kemarin.
Menggunakan pakaian ala tokoh pewayangan, sejumlah anak-anak itu saling berlomba menjadi yang terbaik dalam ajang pentas Wayang Cosplay Bocah 2015. Dengan lincahnya, anak-anak yang mayoritas berusia di bawah lima tahun itu berlenggak lenggok di atas panggung memerankan tokoh pewayangan yang mereka kenakan. Terkadang, aksi lucubocah- bocahtersebutmembuat ratusan pengunjung tertawa. Michael Noa Paristya Desca, 2,5 misalnya.
Dia terlihat percaya diri memerankan tokoh Gatot Kaca di atas panggung. Saat ditanya kenapa menyukai tokoh tersebut, dengan lugu Michael menjawab karena Gatot Kaca bisa terbang. “Jadi Gatot Kaca itu yang bisa terbang,” kata Michael. Orang tua Michael, Risty,29, mengaku sengaja mengajak anaknya mengikuti kegiatan Wayang Cosplay Bocah di TBRS tersebut. Selain untuk melatih keberanian putranya, kegiatan itu dirasa penting untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air, serta kesenian tradisional kepada anaknya.
“Ikut acara ini biar Michael berani tampil di depan umum. Juga untuk mengajarinya cinta budaya tradisional sejak dini,” kata warga Wonodri Kota Semarang tersebut. Hal senada dikatakan Ratna Irawati, 38, warga Sendang Mulyo Kota Semarang. Menurut dia, pentas Wayang Cosplay Bocah tersebut sangat baik untuk menanamkan kebudayaan tradisional kepada anak sejak dini.
“Saya ingin anak saya mengenal tokoh-tokoh pewayangan dan mencintainya. Karena saya yakin, semua ajaran pewayangan dan tokoh-tokohnya memiliki sifat yang harus ditiru atau dihindari. Intinya dunia pewayangan banyak memberikan ilmu tentang kehidupan,” ujar ibu dari pemeran Semar, Alvin, 2. Setelah melalui proses penjurian, akhirnya Michael Noa Paristya Deca menjadi juara pertama. Diikuti Dewa sebagai juara II, Alvin juara III, dan Viona menjadi harapan pertama. Selain piala, mereka juga mendapatkan uang pembinaan dari pihak panitia.
“Uang pembinaannya jumlahnya bervariasi. Namun kami ingin menekankan bahwa uang pembinaan itu bukanlah tujuan utama kegiatan ini. Tujuan utamanya adalah mengenalkan budaya tradisional kepada anakanak sejak dini,” kata panitia Wayang Cosplay Bocah, Deny Kushendrawan.
Andika prabowo
Menggunakan pakaian ala tokoh pewayangan, sejumlah anak-anak itu saling berlomba menjadi yang terbaik dalam ajang pentas Wayang Cosplay Bocah 2015. Dengan lincahnya, anak-anak yang mayoritas berusia di bawah lima tahun itu berlenggak lenggok di atas panggung memerankan tokoh pewayangan yang mereka kenakan. Terkadang, aksi lucubocah- bocahtersebutmembuat ratusan pengunjung tertawa. Michael Noa Paristya Desca, 2,5 misalnya.
Dia terlihat percaya diri memerankan tokoh Gatot Kaca di atas panggung. Saat ditanya kenapa menyukai tokoh tersebut, dengan lugu Michael menjawab karena Gatot Kaca bisa terbang. “Jadi Gatot Kaca itu yang bisa terbang,” kata Michael. Orang tua Michael, Risty,29, mengaku sengaja mengajak anaknya mengikuti kegiatan Wayang Cosplay Bocah di TBRS tersebut. Selain untuk melatih keberanian putranya, kegiatan itu dirasa penting untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air, serta kesenian tradisional kepada anaknya.
“Ikut acara ini biar Michael berani tampil di depan umum. Juga untuk mengajarinya cinta budaya tradisional sejak dini,” kata warga Wonodri Kota Semarang tersebut. Hal senada dikatakan Ratna Irawati, 38, warga Sendang Mulyo Kota Semarang. Menurut dia, pentas Wayang Cosplay Bocah tersebut sangat baik untuk menanamkan kebudayaan tradisional kepada anak sejak dini.
“Saya ingin anak saya mengenal tokoh-tokoh pewayangan dan mencintainya. Karena saya yakin, semua ajaran pewayangan dan tokoh-tokohnya memiliki sifat yang harus ditiru atau dihindari. Intinya dunia pewayangan banyak memberikan ilmu tentang kehidupan,” ujar ibu dari pemeran Semar, Alvin, 2. Setelah melalui proses penjurian, akhirnya Michael Noa Paristya Deca menjadi juara pertama. Diikuti Dewa sebagai juara II, Alvin juara III, dan Viona menjadi harapan pertama. Selain piala, mereka juga mendapatkan uang pembinaan dari pihak panitia.
“Uang pembinaannya jumlahnya bervariasi. Namun kami ingin menekankan bahwa uang pembinaan itu bukanlah tujuan utama kegiatan ini. Tujuan utamanya adalah mengenalkan budaya tradisional kepada anakanak sejak dini,” kata panitia Wayang Cosplay Bocah, Deny Kushendrawan.
Andika prabowo
(ars)