Kementan Gagas Program Pengembangan Petani Muda
A
A
A
BANDUNG BARAT - Kementerian Pertanian (Kementan) menggagas program pengembangan petani muda wirausaha melalui inkubator agribisnis untuk mendukung taman teknologi pertanian.
Program ini merupakan program yang sebelumnya berada di Taman Teknologi Pertanian yang berada di Bogor. Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Pusat Pelatihan Pertanian, Kementerian Pertanian, Abdul Halim menyatakan, untuk menarik minta dan merobah mind set generasi muda terhadap dunia pertanian, pihaknya akan membuat paket-paket usaha pertanian modern.
“Kami mencoba pada pelaksanaan di lapangan tidak akan lagi berpanas-panasan dan semuanya serba mekanikal dan me manfaatkan teknologi modern,” terangnya. Dia mengakui sangat susah dalam merobah mindset yang sudah tertanam sejak lama. Mengingat masyarakat awam selalu membandingkan penghasilan sebagai petani dengan bekerja di bidang lainnya, seperti buruh pabrik, ngojek.
Untuk menepis anggapan itu, pihaknya menantang generasi muda untuk datang dan membuktikan sendiri penghasilan yang bisa diraih dengan menjadi pengusaha pertanian. Untuk mengikuti pelatihan ini, tentunya calon peserta harus memiliki persyaratan yang sudah ditetapkan, seperti memiliki lahan seluas 200 meter persegi dan sudah memiliki rencana awal usaha pertanian yang akan dijalaninya.
Sehingga rencana yang mereka bawa bisa dievaluasi dan dimatangkan selama pelatihan. ”Kalau memahami ilmunya sangat mudah tapi biasaanya sa ngat sulit dan untuk itu selama satu bulan mereka harus mengikuti instruktur yang ada disini, mulai dari bangun pagi, perawatan tanaman dan sebagainya,” beber Halim. Diharapkan untuk tahap pertama, kata Halim, 20 peserta untuk mengikuti pelatihan generasi muda yang berasal dari Bandung Barat.
Jika tidak ada diberikan kesempatan bagi wilayah Jawa Barat dan seIndonesia. Wakil Bupati Bandung Barat, Yayat T Soemitra menyambut baik dengan program ini yang sinergi dengan program Pemkab Bandung Barat. Saat ini Bandung Barat telah menargetkan memiliki entrepeneur minimal 32 ribu orang atau 2 persen dari total penduduk Kabupaten Bandung Barat.
Raden bagja mulyana
Program ini merupakan program yang sebelumnya berada di Taman Teknologi Pertanian yang berada di Bogor. Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan, Pusat Pelatihan Pertanian, Kementerian Pertanian, Abdul Halim menyatakan, untuk menarik minta dan merobah mind set generasi muda terhadap dunia pertanian, pihaknya akan membuat paket-paket usaha pertanian modern.
“Kami mencoba pada pelaksanaan di lapangan tidak akan lagi berpanas-panasan dan semuanya serba mekanikal dan me manfaatkan teknologi modern,” terangnya. Dia mengakui sangat susah dalam merobah mindset yang sudah tertanam sejak lama. Mengingat masyarakat awam selalu membandingkan penghasilan sebagai petani dengan bekerja di bidang lainnya, seperti buruh pabrik, ngojek.
Untuk menepis anggapan itu, pihaknya menantang generasi muda untuk datang dan membuktikan sendiri penghasilan yang bisa diraih dengan menjadi pengusaha pertanian. Untuk mengikuti pelatihan ini, tentunya calon peserta harus memiliki persyaratan yang sudah ditetapkan, seperti memiliki lahan seluas 200 meter persegi dan sudah memiliki rencana awal usaha pertanian yang akan dijalaninya.
Sehingga rencana yang mereka bawa bisa dievaluasi dan dimatangkan selama pelatihan. ”Kalau memahami ilmunya sangat mudah tapi biasaanya sa ngat sulit dan untuk itu selama satu bulan mereka harus mengikuti instruktur yang ada disini, mulai dari bangun pagi, perawatan tanaman dan sebagainya,” beber Halim. Diharapkan untuk tahap pertama, kata Halim, 20 peserta untuk mengikuti pelatihan generasi muda yang berasal dari Bandung Barat.
Jika tidak ada diberikan kesempatan bagi wilayah Jawa Barat dan seIndonesia. Wakil Bupati Bandung Barat, Yayat T Soemitra menyambut baik dengan program ini yang sinergi dengan program Pemkab Bandung Barat. Saat ini Bandung Barat telah menargetkan memiliki entrepeneur minimal 32 ribu orang atau 2 persen dari total penduduk Kabupaten Bandung Barat.
Raden bagja mulyana
(ftr)