Warga Protes Peternakan Babi Ngepet
A
A
A
BANTUL - Peternakan babi di Dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden diprotes warga. Mereka mengeluhkan bau yang tidak sedap dan menimbulkan penyakit gatal karena ulat dan cacing pita di kotoran babi. Salah seorang warga Dusun Tegalrejo, Desa Srigading, Ke cama tan Sanden yang enggan dise butkan namanya menga takan, peternakan babi yang berada di dekat sawah mereka sebenarnya sudah berdiri dua tahun yang lalu. Peternakan pertama dengan luas area sebesar 1.500 meter persegi sementara peternakan kedua dengan luas sekitar 1.000 meter persegi.
“Baunya minta ampun. Terus kalau hu jan, belatung dan cacingnya ke mana-mana,” tuturnya, kemarin. Empat warga dusun masingma sing dari Gadingharjo, Tegalsari, Tegalrejo, dan Ngepet se benarnya sudah berkali-kali menyampaikan nota keberatan mereka kepada instansi terkait baik ke pihak kelurahan, kecamatan, Badan Lingkungan Hidup, juga Satpol PP Bantul, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya.
Warga empat dusun tersebut menginginkan agar peternakan babi tersebut ditutup. Sebab, setiap pagi hari bau tak sedap dari peternakan ini tercium hingga ke tepi Pantai Samas yang berjarak sekitar 1 km. Jika malam hari, bau tidak sedap tersebut masuk ke perkampungan di empat dusun karena terbawa angin laut. “Baunya tidak hanya ko to ran, tetapi bau busuk makanan yang digunakan sangat mengganggu. Makanan babi itu berasal dari sisa-sisa restoran yang sudah membusuk,” kata nya.
Warga Tegalsari juga mengatakan demikian. Warga yang tidak bersedia disebutkan nama nya ini mengatakan, kini banyak petani yang enggan menge lola sawah yang berada di sepu taran kandang babi tersebut. Sebab, baunya sudah tak mampu dibendung lagi bahkan sempat membuat petani yang mencoba bertahan pingsan.
Dia mengeluhkan ketidaktegasan dari pemerintah setempat yang tak segera menutup dua usaha peternakan babi yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor tersebut. Para petani sebenarnya sudah tidak tahan dan berniat akan melakukan ak si demonstrasi. Namun rencana tersebut gagal karena camat mereka melarang aksi demonstrasi tersebut. “Pak camat melarang kami. Akan tetapi kalau terus dibiarkan, kami akan tutup paksa. Pol PP harus tegas,” tuturnya.
Terpisah, Lurah Desa Sri gading, Widodo membantah jika mereka membiarkan persoalan tersebut begitu saja. Sebab, pihaknya sudah beberapa kali memfasilitasi pertemuan an tara warga, tokoh masyarakat, pengusaha ternak babi, hingga Satpol PP Bantul.
Dalam pertemuan terakhir, Widodo mengklaim sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak. “Pemilik kandang babi harus mengurangi dampak bau dan tidak boleh menambah luas area peternakan yang sudah ada,” katanya. Namun karena urusan pe rut, pihaknya tidak bisa serta merta melakukan penutupan kepada usaha ternak babi tersebut.
Sebab, pemilik kandang pernah mengatakan modal yang mereka keluarkan belum sepenuhnya kembali. Kendati demikian, pihaknya nantinya akan menutup usaha ternak babi tersebut dengan alasan lokasi tersebut adalah destinasi wisata.
Erfanto linangkung
“Baunya minta ampun. Terus kalau hu jan, belatung dan cacingnya ke mana-mana,” tuturnya, kemarin. Empat warga dusun masingma sing dari Gadingharjo, Tegalsari, Tegalrejo, dan Ngepet se benarnya sudah berkali-kali menyampaikan nota keberatan mereka kepada instansi terkait baik ke pihak kelurahan, kecamatan, Badan Lingkungan Hidup, juga Satpol PP Bantul, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya.
Warga empat dusun tersebut menginginkan agar peternakan babi tersebut ditutup. Sebab, setiap pagi hari bau tak sedap dari peternakan ini tercium hingga ke tepi Pantai Samas yang berjarak sekitar 1 km. Jika malam hari, bau tidak sedap tersebut masuk ke perkampungan di empat dusun karena terbawa angin laut. “Baunya tidak hanya ko to ran, tetapi bau busuk makanan yang digunakan sangat mengganggu. Makanan babi itu berasal dari sisa-sisa restoran yang sudah membusuk,” kata nya.
Warga Tegalsari juga mengatakan demikian. Warga yang tidak bersedia disebutkan nama nya ini mengatakan, kini banyak petani yang enggan menge lola sawah yang berada di sepu taran kandang babi tersebut. Sebab, baunya sudah tak mampu dibendung lagi bahkan sempat membuat petani yang mencoba bertahan pingsan.
Dia mengeluhkan ketidaktegasan dari pemerintah setempat yang tak segera menutup dua usaha peternakan babi yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor tersebut. Para petani sebenarnya sudah tidak tahan dan berniat akan melakukan ak si demonstrasi. Namun rencana tersebut gagal karena camat mereka melarang aksi demonstrasi tersebut. “Pak camat melarang kami. Akan tetapi kalau terus dibiarkan, kami akan tutup paksa. Pol PP harus tegas,” tuturnya.
Terpisah, Lurah Desa Sri gading, Widodo membantah jika mereka membiarkan persoalan tersebut begitu saja. Sebab, pihaknya sudah beberapa kali memfasilitasi pertemuan an tara warga, tokoh masyarakat, pengusaha ternak babi, hingga Satpol PP Bantul.
Dalam pertemuan terakhir, Widodo mengklaim sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak. “Pemilik kandang babi harus mengurangi dampak bau dan tidak boleh menambah luas area peternakan yang sudah ada,” katanya. Namun karena urusan pe rut, pihaknya tidak bisa serta merta melakukan penutupan kepada usaha ternak babi tersebut.
Sebab, pemilik kandang pernah mengatakan modal yang mereka keluarkan belum sepenuhnya kembali. Kendati demikian, pihaknya nantinya akan menutup usaha ternak babi tersebut dengan alasan lokasi tersebut adalah destinasi wisata.
Erfanto linangkung
(bbg)