Bom Ikan Meledak di Perumahan, Tiga Warga Makassar Tewas
A
A
A
MAKASSAR - Ledakan hebat yang diduga dari bom ikan terjadi di Perumahan Puri Pattene Permai Blok C3 No. 10 Kecamatan Biringkanayya, Makassar.
Tiga nyawa melayang dalam kejadian tersebut yaitu Hj Ramlah alias Hj Lolo (58) dan Sannia (38) yang berprofesi sebagai tukang pijat dan satu lagi masih tertimbun reruntuhan.
Selain itu, dalam ledakan yang terjadi pulul 15.30 Wita itu, seorang anak kecil dikabarkan terluka karena tertimpa plafon rumah yang juga runtuh.
Rumah yang dikontrak oleh Hj Ramhal itu korban merupakan rumah permanen tipe 36. Efek ledakan ini membuat rumah tersebut rata dengan tanah.
Tidak hanya itu empat rumah penduduk lainnya disamping kiri, kanan dan dua di belakang rumah. Getaran ledakan ini terasa hingga satu kilometer dari tempat kejadian.
Menurut tetangga korban, Muhammad Jasmin (60), kejadian ini terjadi sesaat setelah rombongan Presiden RI Joko Widodo meninggalkan daerah Biringkanayya untuk membagikan Kartu Indonesia Sehat. "Pas Pak Jokowi pulang kejadiannya. Sekitar jam 3 lewat," ujarnya.
Jasmin mengatakan awalnya mendengar sebuah ledakan keras saat kejadian.
"Saya disebelah rumahnya. Lagi tidur di kamar. Pas kejadian anak saya teriak jadi saya langsung lari keluar," tuturnya.
Lebih lanjut Jasmin mengatakan Hj Lolo telah menempati rumah tersebut dalam 2 tahun. Hj Lolo dan Sannia yang tiap harinya mengenakan jilbab ini menurut tetangga sekitar rumah cukup tertutup dan kurang bersosialisasi dengan warga.
Kapolrestabes Makassar, Kombespol Fery Abraham mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan sterilisasi tim gegana.
"Saat ini kami sedang olah TKP di mana kami mendapat laporan warga bahwa terjadi ledakan di blok C3. Kita lakukan sterilisasi gegana lalu labfor oleh tim Dokpol," Sebutnya.
Selanjutnya korban akan dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan outopsi. Tiga mobil gegana dan jihanda Polda Sulselbar beserta personilnya dikerahkan untuk mengamankan lokasi kejadian.
Untuk sementara belum bisa dipastikan penyebab kejadian tersebut. Kendati demikian masih tetap dilakukan olah TKP untuk memastikan penyebab ledakan tersebut.
Kapolda Sulselbar Irjenpol Anton Setiadji mengatakan ledakan itu diakibatkan bahan baku bom ikan. "Ibu Romlah dan Sania memang sedang melakukan kegiatan pembuatan bom detonator (bomdet), bom ikan yang kemungkinan diperjual belikan," sebutnya.
"Petunjuk yang ditemukan di lokasi melalui keterangan labfor sedang menumbuk bahan sehingga meledak," tambahnya.
Bahan baku yang ditemukan di TKP oleh tim labfor berupa amonium bubuk dan powder. Selain itu terdapat juga detonator non elektron sekitar 20-an.
"Hampir pasti ini bom ikan. Saya pastikan ini tidak ada hubungannya dengan kedatangan Presiden meskipun jaraknya cuma 1 km dari TKP," tegasnya.
Siang tadi orang nomor 1 di Indonesia itu mengunjungi tempat tidak jauh dari TKP yaitu sekitar 1 km untuk membagikan kartu sakti, Kartu Indonesia Sehat.
Anton juga menegaskan hal ini tidak ada hubungannya dengan jaringan teroris Santoso. "Ini tidak ada hubungannya dengan jaringan teroris karena ini rumah kontrakan," ujarnya.
Hj Romlah merupakan warga setempat. Dari nama-nama dan profil yang diperiksa tidak ditemukan ada hubungannya dengan jaringan teroris.
Kejadian Ini bukan kasus bomdet pertama di Sulsel. Sebelumnya kata Anton kasus serupa pernah terjadi di Kabupaten Selayar dan Kabupaten Pangkep.
Kasus ini selanjutnya akan didalami untuk mencari info lebih lanjut. "Kasus bomdet ini akan kita dalami dari mana bahan bakunya dan dimana diperjual belikan," terangnya.
Menurut Anton, Romlah memiliki keahlian dalam merakit bomdet. Untuk sementara dugaannya karena kecelakaan kerja saat menumbuk bubuk bahan baku bomdet.
"Untuk sementara ini kecelakaan kerja dalam merakit bomdet. Kasusnya akan selesai malam ini juga dan garis polisi akan kita lepas setelah labfor selesai," pungkasnya.
Tiga nyawa melayang dalam kejadian tersebut yaitu Hj Ramlah alias Hj Lolo (58) dan Sannia (38) yang berprofesi sebagai tukang pijat dan satu lagi masih tertimbun reruntuhan.
Selain itu, dalam ledakan yang terjadi pulul 15.30 Wita itu, seorang anak kecil dikabarkan terluka karena tertimpa plafon rumah yang juga runtuh.
Rumah yang dikontrak oleh Hj Ramhal itu korban merupakan rumah permanen tipe 36. Efek ledakan ini membuat rumah tersebut rata dengan tanah.
Tidak hanya itu empat rumah penduduk lainnya disamping kiri, kanan dan dua di belakang rumah. Getaran ledakan ini terasa hingga satu kilometer dari tempat kejadian.
Menurut tetangga korban, Muhammad Jasmin (60), kejadian ini terjadi sesaat setelah rombongan Presiden RI Joko Widodo meninggalkan daerah Biringkanayya untuk membagikan Kartu Indonesia Sehat. "Pas Pak Jokowi pulang kejadiannya. Sekitar jam 3 lewat," ujarnya.
Jasmin mengatakan awalnya mendengar sebuah ledakan keras saat kejadian.
"Saya disebelah rumahnya. Lagi tidur di kamar. Pas kejadian anak saya teriak jadi saya langsung lari keluar," tuturnya.
Lebih lanjut Jasmin mengatakan Hj Lolo telah menempati rumah tersebut dalam 2 tahun. Hj Lolo dan Sannia yang tiap harinya mengenakan jilbab ini menurut tetangga sekitar rumah cukup tertutup dan kurang bersosialisasi dengan warga.
Kapolrestabes Makassar, Kombespol Fery Abraham mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan sterilisasi tim gegana.
"Saat ini kami sedang olah TKP di mana kami mendapat laporan warga bahwa terjadi ledakan di blok C3. Kita lakukan sterilisasi gegana lalu labfor oleh tim Dokpol," Sebutnya.
Selanjutnya korban akan dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan outopsi. Tiga mobil gegana dan jihanda Polda Sulselbar beserta personilnya dikerahkan untuk mengamankan lokasi kejadian.
Untuk sementara belum bisa dipastikan penyebab kejadian tersebut. Kendati demikian masih tetap dilakukan olah TKP untuk memastikan penyebab ledakan tersebut.
Kapolda Sulselbar Irjenpol Anton Setiadji mengatakan ledakan itu diakibatkan bahan baku bom ikan. "Ibu Romlah dan Sania memang sedang melakukan kegiatan pembuatan bom detonator (bomdet), bom ikan yang kemungkinan diperjual belikan," sebutnya.
"Petunjuk yang ditemukan di lokasi melalui keterangan labfor sedang menumbuk bahan sehingga meledak," tambahnya.
Bahan baku yang ditemukan di TKP oleh tim labfor berupa amonium bubuk dan powder. Selain itu terdapat juga detonator non elektron sekitar 20-an.
"Hampir pasti ini bom ikan. Saya pastikan ini tidak ada hubungannya dengan kedatangan Presiden meskipun jaraknya cuma 1 km dari TKP," tegasnya.
Siang tadi orang nomor 1 di Indonesia itu mengunjungi tempat tidak jauh dari TKP yaitu sekitar 1 km untuk membagikan kartu sakti, Kartu Indonesia Sehat.
Anton juga menegaskan hal ini tidak ada hubungannya dengan jaringan teroris Santoso. "Ini tidak ada hubungannya dengan jaringan teroris karena ini rumah kontrakan," ujarnya.
Hj Romlah merupakan warga setempat. Dari nama-nama dan profil yang diperiksa tidak ditemukan ada hubungannya dengan jaringan teroris.
Kejadian Ini bukan kasus bomdet pertama di Sulsel. Sebelumnya kata Anton kasus serupa pernah terjadi di Kabupaten Selayar dan Kabupaten Pangkep.
Kasus ini selanjutnya akan didalami untuk mencari info lebih lanjut. "Kasus bomdet ini akan kita dalami dari mana bahan bakunya dan dimana diperjual belikan," terangnya.
Menurut Anton, Romlah memiliki keahlian dalam merakit bomdet. Untuk sementara dugaannya karena kecelakaan kerja saat menumbuk bubuk bahan baku bomdet.
"Untuk sementara ini kecelakaan kerja dalam merakit bomdet. Kasusnya akan selesai malam ini juga dan garis polisi akan kita lepas setelah labfor selesai," pungkasnya.
(nag)