Membangun Dinasti dengan Real Money
A
A
A
Permainan bergenre strategi Clash of Clans (CoC) semakin digandrungi. Dalam game ini, pemain berperan sebagai pimpinan dan harus membangun desa serta membuat pasukan untuk melindungi desa atau menyerang desa lain.
Permainan ini terbilang cukup sulit bagi yang belum terbiasa memainkan game bergenre strategi. CoC dikalangan penggunagadget berbasis IoS dan Android ini membuat penggemarnya ketagihan. Pada awalnya CoC hanya tersedia dan cuma bisa dimainkan pada gadgetberbasis IoS.Namun,sejurus kemudian CoC dapat dimainkan pada Android, dan jumlah pemain pun makin membludak.
Memang, game seperti ini bukan yang pertama kalinya, banyak para pendahulunya seperti Age of Empiredengan permainanyang hampir sama.Hanya saja, CoC dapat dimainkan pada gadgetatau smartphonesehingga orang lebih flexiblebermain dimana saja dan kapan saja tanpa harus membuka notebookatau pergi ke warnet.
“Saya sebelumnya tidak pernah bermain game strategi seperti ini karenalebih suka bermain game bertema modern war, seperti Counter Strike, Call of Duty, Battle Field, Point Blankdan lainnya. Tapi, setelah elihat teman-teman nongkrongasik bermain, dan cerita ini itu tentang CoC.Akhirnya saya tertarik bahkan ketagihan,” ujar Hans, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Palembang,membuka cerita. Hans bergabung dalam clan bernama “Sumatera Forces”.
Artinya, sebuah grup atau kumpulan gamers yang tergabung dalam satu nama secara online. Jika tergabung dalam clan dan memiliki member (anggota) cukup, maka clan itu bisa bertempur dengan clan lain. Dirinya bersama belasan anggota lain selalu aktif dalam pembicaraan (chat) yang ada di layar aplikasi tersebut.
Tak hanya itu, untuk membentuk rasa persaudaraan yang lebih erat, terkadang seluruh member melakukan kopi darat (kopdar). “Kegiatannya membahas tentang kendala ataupun strategi yang dikeluarkan sebelum berperang. Tapi tidak hanya itu. Kamijuga melakukan agenda positif seperti baksos ataupun kegiatan lain,” ujarnya. Menggilanya perang dunia maya ini ternyata mulai mengincar real moneybagi para gamers.
Mereka tak segan merogoh kocek besar untuk memiliki markas kuat yang didukung pasukan mumpuni. Sistem permainan game online COC memungkinkan pemainnya membeli material gems yang dapat ditukarkan dengan gold(emas) atau elixir, cairan berwarna ungu yang bisa meningkatkan performa. Gold inilah yang nantinya digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalampermainan. Namun, saat ini COC hanya menerima transaksi menggunakan kartu kredit.
Pemain dapat membeli gems dengan harga mulai dari Rp59.000-Rp 1.199.000. Semakin mahal harganya semakin banyak gemsyang didapat.“Kalau saya untuk apa keluar uang sebanyak itu membeli gems. Lagian kalau kita membangun secara perlahan lebih asyik,” kata Hans seraya mengaku dirinya sempat tergiur untuk menggunakan transaksi kartu kredit. Berbeda dengan Yerry Galisman, 35, karyawan BUMD di Palembang.
Lantaran dirinya memiliki pekerjaan, dia rela mengeluarkan uang ratusan ribu dari kartu kreditnya untuk membeli gemskarenaingin membuat perkampungan menjadi lebih kuat. “Jangan terlalu sering saja. Paling dalam satu bulan, beli2.000 gems atau 5.000 gems saja,” katanya. Salah satu member clan “Palembang Bersatu” ini pun mengaku jika kesempatannya untuk membuka permainan hanya sedikit waktukarena sibuknya pekerjaan.
“Mulanya memang iseng-iseng saja. Tapi lama-kelamaan ketagihan juga. Tapi itu semua tidak sampai mengganggu pekerjaan saya kok,” pungkasnya.
Andhiko tungga alam
Permainan ini terbilang cukup sulit bagi yang belum terbiasa memainkan game bergenre strategi. CoC dikalangan penggunagadget berbasis IoS dan Android ini membuat penggemarnya ketagihan. Pada awalnya CoC hanya tersedia dan cuma bisa dimainkan pada gadgetberbasis IoS.Namun,sejurus kemudian CoC dapat dimainkan pada Android, dan jumlah pemain pun makin membludak.
Memang, game seperti ini bukan yang pertama kalinya, banyak para pendahulunya seperti Age of Empiredengan permainanyang hampir sama.Hanya saja, CoC dapat dimainkan pada gadgetatau smartphonesehingga orang lebih flexiblebermain dimana saja dan kapan saja tanpa harus membuka notebookatau pergi ke warnet.
“Saya sebelumnya tidak pernah bermain game strategi seperti ini karenalebih suka bermain game bertema modern war, seperti Counter Strike, Call of Duty, Battle Field, Point Blankdan lainnya. Tapi, setelah elihat teman-teman nongkrongasik bermain, dan cerita ini itu tentang CoC.Akhirnya saya tertarik bahkan ketagihan,” ujar Hans, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Palembang,membuka cerita. Hans bergabung dalam clan bernama “Sumatera Forces”.
Artinya, sebuah grup atau kumpulan gamers yang tergabung dalam satu nama secara online. Jika tergabung dalam clan dan memiliki member (anggota) cukup, maka clan itu bisa bertempur dengan clan lain. Dirinya bersama belasan anggota lain selalu aktif dalam pembicaraan (chat) yang ada di layar aplikasi tersebut.
Tak hanya itu, untuk membentuk rasa persaudaraan yang lebih erat, terkadang seluruh member melakukan kopi darat (kopdar). “Kegiatannya membahas tentang kendala ataupun strategi yang dikeluarkan sebelum berperang. Tapi tidak hanya itu. Kamijuga melakukan agenda positif seperti baksos ataupun kegiatan lain,” ujarnya. Menggilanya perang dunia maya ini ternyata mulai mengincar real moneybagi para gamers.
Mereka tak segan merogoh kocek besar untuk memiliki markas kuat yang didukung pasukan mumpuni. Sistem permainan game online COC memungkinkan pemainnya membeli material gems yang dapat ditukarkan dengan gold(emas) atau elixir, cairan berwarna ungu yang bisa meningkatkan performa. Gold inilah yang nantinya digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalampermainan. Namun, saat ini COC hanya menerima transaksi menggunakan kartu kredit.
Pemain dapat membeli gems dengan harga mulai dari Rp59.000-Rp 1.199.000. Semakin mahal harganya semakin banyak gemsyang didapat.“Kalau saya untuk apa keluar uang sebanyak itu membeli gems. Lagian kalau kita membangun secara perlahan lebih asyik,” kata Hans seraya mengaku dirinya sempat tergiur untuk menggunakan transaksi kartu kredit. Berbeda dengan Yerry Galisman, 35, karyawan BUMD di Palembang.
Lantaran dirinya memiliki pekerjaan, dia rela mengeluarkan uang ratusan ribu dari kartu kreditnya untuk membeli gemskarenaingin membuat perkampungan menjadi lebih kuat. “Jangan terlalu sering saja. Paling dalam satu bulan, beli2.000 gems atau 5.000 gems saja,” katanya. Salah satu member clan “Palembang Bersatu” ini pun mengaku jika kesempatannya untuk membuka permainan hanya sedikit waktukarena sibuknya pekerjaan.
“Mulanya memang iseng-iseng saja. Tapi lama-kelamaan ketagihan juga. Tapi itu semua tidak sampai mengganggu pekerjaan saya kok,” pungkasnya.
Andhiko tungga alam
(ars)