100 Desa di Bangkalan Alami Kekeringan Kritis
A
A
A
BANGKALAN - Memasuki musim kemarau ini, sebanyak 100 desa yang berada di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, mengalami kering kritis. Akibatnya, masyarakat kelimpungan mendapatkan air bersih.
Bahkan, warga harus rela berjalan hingga sejauh dua kilometer lebih untuk bisa mendapatkan air bersih. Sebab, air sangat dibutuhkan masyarakat untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, minum, mencuci, dan mandi.
“Ada sekitar 100 desa mengalami kekeringan. Semuanya masuk kategori kering kritis. Maksudnya, warga yang mengambil air dengan menempuh jarak di atas 2 km itu dinamakan kering kritis,” terang Bupati Bangkalan RK Muh Makmun Ibnu Fuad, Rabu (29/7/2015).
Menurut pria yang akrab disapa Momon, ke-100 desa tersebut tersebar pada 17 Kecamatan, minus kecamatan Kota Bangkalan saja yang tidak mengalami kekeringan saat musim kemarau.
“Makanya hari ini kami menggelar rapat dengan BPBD, Dinsos, PDAM dan PU Ciptakarya serta para camat untuk membahas persoalan kekeringan. Nantinya, kami akan memberikan bantuan air bersih pada masyarakat yang alami kekeringan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Momon mengatakan, pihaknya mempunyai 10 mobil tangki untuk menyuplai air bersih pada masyarakat. Disamping droping air bersih, dalam membantu masyarakat agar tidak kekurangan air bersih ketika musim kemarau, pihaknya telah membuat sumur bor.
“Kami telah membuat 61 sumur bor, dan pada tahun ini akan menambah sumur bor kembali sebanyak 22 unit. Berarti totalnya nanti bakal ada 83 sumur bor bagi masyarakat. Saya berharap persoalan kekeringan bisa teratasi,” pungkasnya.
Bahkan, warga harus rela berjalan hingga sejauh dua kilometer lebih untuk bisa mendapatkan air bersih. Sebab, air sangat dibutuhkan masyarakat untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, minum, mencuci, dan mandi.
“Ada sekitar 100 desa mengalami kekeringan. Semuanya masuk kategori kering kritis. Maksudnya, warga yang mengambil air dengan menempuh jarak di atas 2 km itu dinamakan kering kritis,” terang Bupati Bangkalan RK Muh Makmun Ibnu Fuad, Rabu (29/7/2015).
Menurut pria yang akrab disapa Momon, ke-100 desa tersebut tersebar pada 17 Kecamatan, minus kecamatan Kota Bangkalan saja yang tidak mengalami kekeringan saat musim kemarau.
“Makanya hari ini kami menggelar rapat dengan BPBD, Dinsos, PDAM dan PU Ciptakarya serta para camat untuk membahas persoalan kekeringan. Nantinya, kami akan memberikan bantuan air bersih pada masyarakat yang alami kekeringan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Momon mengatakan, pihaknya mempunyai 10 mobil tangki untuk menyuplai air bersih pada masyarakat. Disamping droping air bersih, dalam membantu masyarakat agar tidak kekurangan air bersih ketika musim kemarau, pihaknya telah membuat sumur bor.
“Kami telah membuat 61 sumur bor, dan pada tahun ini akan menambah sumur bor kembali sebanyak 22 unit. Berarti totalnya nanti bakal ada 83 sumur bor bagi masyarakat. Saya berharap persoalan kekeringan bisa teratasi,” pungkasnya.
(san)