Insiden Tolikara, PBNU Imbau Umat Islam Tak Terpancing
A
A
A
JAKARTA - Umat Islam di Indonesia diimbau untuk tetap tenang serta tidak terpancing dan terprovokasi oleh insiden Tolikara, Papua.
"Umat Islam jangan terpengaruh dan tidak melakukan aksi anarkis terkait bentrokan Tolikara demi terjaganya kerukunan antar umat beragama," kata Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Jumat (24/7/2015).
Said berharap bentrokan yang terjadi di Kecamatan Karubaga itu tidak terulang kembali di kemudian hari, karena bentrokan semacam itu akan merusak persatuan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.
"Kalau sampai ada aktor intelektual di balik kejadian ini, itu sangat jahat sekali. Karena sebenarnya bangsa ini adalah bangsa yang berbudaya," sebutnya.
Dikatakan, dirinya mendukung adanya penyelesaian dengan cara damai tanpa upaya balas dendam agar konflik dapat diredam dan tak berkepanjangan.
"Tidak akan pernah selesai sebuah kekerasan jika diselesaikan dengan cara kekerasan juga. Langkah damai adalah langkah yang tepat untuk menghentikan kejadian-kejadian intoleransi, khususnya di tanah Papua, dan umumnya di Indonesia secara keseluruhan," terangnya.
Bangsa Indonesia, apapun agamanya, apapun sukunya, apapun partai politiknya, apapun alirannya, menurut Said harus bersatu memasuki era globalisasi ini supaya bangsa ini tidak tergerus dengan era yang sangat menantang ini. "Hal ini sangat membutuhkan persatuan dan kesatuan yang kokoh," tukasnya.
"Umat Islam jangan terpengaruh dan tidak melakukan aksi anarkis terkait bentrokan Tolikara demi terjaganya kerukunan antar umat beragama," kata Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Jumat (24/7/2015).
Said berharap bentrokan yang terjadi di Kecamatan Karubaga itu tidak terulang kembali di kemudian hari, karena bentrokan semacam itu akan merusak persatuan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi.
"Kalau sampai ada aktor intelektual di balik kejadian ini, itu sangat jahat sekali. Karena sebenarnya bangsa ini adalah bangsa yang berbudaya," sebutnya.
Dikatakan, dirinya mendukung adanya penyelesaian dengan cara damai tanpa upaya balas dendam agar konflik dapat diredam dan tak berkepanjangan.
"Tidak akan pernah selesai sebuah kekerasan jika diselesaikan dengan cara kekerasan juga. Langkah damai adalah langkah yang tepat untuk menghentikan kejadian-kejadian intoleransi, khususnya di tanah Papua, dan umumnya di Indonesia secara keseluruhan," terangnya.
Bangsa Indonesia, apapun agamanya, apapun sukunya, apapun partai politiknya, apapun alirannya, menurut Said harus bersatu memasuki era globalisasi ini supaya bangsa ini tidak tergerus dengan era yang sangat menantang ini. "Hal ini sangat membutuhkan persatuan dan kesatuan yang kokoh," tukasnya.
(nag)