Suasana Pedesaan Tapi Jalanan Berkelok dan Sempit
A
A
A
Bagi pemudik yang terjebak kemacetan di jalan raya Solo-Boyolali, dua akses jalan alternatif Boyolali- Jatinom atau Boyolali-Tulung dapat menjadi pilihan.
Pemudik yang ingin menuju arah Klaten atau Yogyakarta, jalur alternatif Boyolali- Jatinom bisa menjadi opsi pertama. Ketika melewati Jalan Pandanarang di dalam Kota Boyolali, arah kendaraan bisa berbelok menuju Jalan Perintis Kemerdekaan ke arah yang selama ini merupakan jalur lingkar selatan di Kota Susu. Jalur tersebut sangat mulus dan lampu penerangan memadai.
Setelah melewati pertigaan, selanjutnya berbelok ke timur menuju kompleks perkantoran Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali yang belum lama ini selesai dibangun. Karena berada di sekitar kompleks pemerintahan, pemudik tidak perlu cemas karena jalan juga sangat mulus dan cukup penerangan. Rambu-rambu penunjuk arah juga memadai untuk menuntun pengendara agar tidak salah jalan.
Hanya saja, lebar jalan lebih kecil karena hanya terdiri atas dua lajur. Ketika sampai di pertigaan Logerit Desa Butuh, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, arah jalan berbelok ke selatan menuju Kecamatan Jatinom. Namun, pemudik harus ekstra waspada ketika mulai melewati jalur ini. Sebab, banyak sekali tikungan yang letaknya cukup berdekatan. Tercatat tidak kurang sepuluh tikungan menuju arah Kecamatan Jatinom, Klaten.
Bagi yang belum mengenal medan, batas kecepatan wajib diperhatikan agar tidak mengalami kecelakaan karena terperosok ke pinggiran jalan. Terlebih, di berapa titik ada jurang meski tidak terlalu tinggi. Selain itu juga terdapat pusat-pusat perekonomian di kecamatan yang menunjukkan kawasan itu tengah mengalami pertumbuhan. Ketika sampai di pertigaan Jatinom, pemudik harus berbelok ke kiri atau ke timur. Beberapa saat kemudian akan kembali menjumpai pertigaan di Kecamatan Karanganom.
Ada papan petunjuk cukup jelas yang memberikan alternatif pilihan jalur. Apakah langsung menuju Kota Klaten dengan berbelok ke kanan atau terus menuju pertigaan Terminal Penggung di Jalan raya Solo-Yogyakarta. Kedua jalur ini juga mengarah ke Kota Klaten maupun Yogyakarta. Bagi yang tidak hafal jalur, sebaiknya melewati jalan arah menuju Terminal Penggung karena jalurnya lurus. Namun, sekali lagi pemudik harus hati-hati karena hanya jalur dua lajur tapi sedikit lebih sempit dibanding jalur Jatinom- Boyolali.
Selain itu juga ada beberapa lubang meski tidak terlalu besar. Diketahui, jalan alternatif Boyolali hingga pertigaan terminal Penggung di jalan raya Solo-Yogyakarta, jaraknya sekitar 21 kilometer. Rinciannya 13 kilometer dari Boyolali hingga pertigaan Kecamatan Jatinom, kemudian ditambah sekitar delapan kilometer dari pertigaan Jatinom sampai pertigaan Penggung. Ada kelebihan ketika melewati jalur ini jika pemudik bosan dengan suasana hirukpikuk padatnya lalu lintas. Sebab, di kanan kiri jalur terdapat pemandangan berupa hamparan sawah yang masih luas.
Suasana pedesaan pun masih terasa meski di tengah modernisasi menuju perkotaan. Selain Jalan Boyolali- Jatinom, ada jalur alternatif lainnya yang bisa dilewati, yakni pertigaan Randusari di Kecamatan Teras, Boyolali menuju Kecamatan Tulung, Klaten. Namun, jalur ini kondisinya tidak terlalu bagus karena banyak lubang dan rusak.
Di kawasan Randusari juga terdapat sejumlah pabrik yang pada jam-jam tertentu cukup padat karena banyak karyawan yang pulang atau masuk kerja. Setelah melewati jalan berlubang, hambatan lainnya adalah proyek pengecoran jalan yang belum selesai di kawasan Desa Nepen. Jalan yang semula dua lajur kini hanya menjadi satu lajur saja. “Jadi, ketika lalu lintas padat, risikonya adalah kemacetan. Belum lagi kondisi jalannya yang banyak berlubang,” ungkap Yuli, 40, warga Boyolali.
Belum lagi adanya besi coran yang ada di tengah jalan. Kondisi ini cukup berbahaya kalau pemudik tidak hati-hati. Setelah sampai di pertigaan Desa Kopen yang masih wilayah Kecamatan Teras, Boyolali, pemudik bisa berbelok ke kiri menuju Janti di Kecamatan Polanharjo, Klaten. Janti selama ini cukup dikenal dengan wisata pemancingan ikan.
Pemudik bisa mengikuti jalur yang lurus menuju pertigaan Tegalgondo, di Kecamatan Wonosari, Klaten, yang bermuara di jalan raya Solo-Yogyakarta. Jarak tempuh mulai pertigaan Randusari di Boyolali hingga pertigaan Tegalgondo jaraknya sekitar 15 kilometer.
“Kedua jalur alternatif akan digunakan untuk pengalihan arus apabila jalan raya Solo- Boyolali mengalami kemacetan,” ungkap Kanit Dikyasa Polres Boyolali, Aiptu Arif Mudi.
Ary Wahyu Wibowo
Boyolali
Pemudik yang ingin menuju arah Klaten atau Yogyakarta, jalur alternatif Boyolali- Jatinom bisa menjadi opsi pertama. Ketika melewati Jalan Pandanarang di dalam Kota Boyolali, arah kendaraan bisa berbelok menuju Jalan Perintis Kemerdekaan ke arah yang selama ini merupakan jalur lingkar selatan di Kota Susu. Jalur tersebut sangat mulus dan lampu penerangan memadai.
Setelah melewati pertigaan, selanjutnya berbelok ke timur menuju kompleks perkantoran Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali yang belum lama ini selesai dibangun. Karena berada di sekitar kompleks pemerintahan, pemudik tidak perlu cemas karena jalan juga sangat mulus dan cukup penerangan. Rambu-rambu penunjuk arah juga memadai untuk menuntun pengendara agar tidak salah jalan.
Hanya saja, lebar jalan lebih kecil karena hanya terdiri atas dua lajur. Ketika sampai di pertigaan Logerit Desa Butuh, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, arah jalan berbelok ke selatan menuju Kecamatan Jatinom. Namun, pemudik harus ekstra waspada ketika mulai melewati jalur ini. Sebab, banyak sekali tikungan yang letaknya cukup berdekatan. Tercatat tidak kurang sepuluh tikungan menuju arah Kecamatan Jatinom, Klaten.
Bagi yang belum mengenal medan, batas kecepatan wajib diperhatikan agar tidak mengalami kecelakaan karena terperosok ke pinggiran jalan. Terlebih, di berapa titik ada jurang meski tidak terlalu tinggi. Selain itu juga terdapat pusat-pusat perekonomian di kecamatan yang menunjukkan kawasan itu tengah mengalami pertumbuhan. Ketika sampai di pertigaan Jatinom, pemudik harus berbelok ke kiri atau ke timur. Beberapa saat kemudian akan kembali menjumpai pertigaan di Kecamatan Karanganom.
Ada papan petunjuk cukup jelas yang memberikan alternatif pilihan jalur. Apakah langsung menuju Kota Klaten dengan berbelok ke kanan atau terus menuju pertigaan Terminal Penggung di Jalan raya Solo-Yogyakarta. Kedua jalur ini juga mengarah ke Kota Klaten maupun Yogyakarta. Bagi yang tidak hafal jalur, sebaiknya melewati jalan arah menuju Terminal Penggung karena jalurnya lurus. Namun, sekali lagi pemudik harus hati-hati karena hanya jalur dua lajur tapi sedikit lebih sempit dibanding jalur Jatinom- Boyolali.
Selain itu juga ada beberapa lubang meski tidak terlalu besar. Diketahui, jalan alternatif Boyolali hingga pertigaan terminal Penggung di jalan raya Solo-Yogyakarta, jaraknya sekitar 21 kilometer. Rinciannya 13 kilometer dari Boyolali hingga pertigaan Kecamatan Jatinom, kemudian ditambah sekitar delapan kilometer dari pertigaan Jatinom sampai pertigaan Penggung. Ada kelebihan ketika melewati jalur ini jika pemudik bosan dengan suasana hirukpikuk padatnya lalu lintas. Sebab, di kanan kiri jalur terdapat pemandangan berupa hamparan sawah yang masih luas.
Suasana pedesaan pun masih terasa meski di tengah modernisasi menuju perkotaan. Selain Jalan Boyolali- Jatinom, ada jalur alternatif lainnya yang bisa dilewati, yakni pertigaan Randusari di Kecamatan Teras, Boyolali menuju Kecamatan Tulung, Klaten. Namun, jalur ini kondisinya tidak terlalu bagus karena banyak lubang dan rusak.
Di kawasan Randusari juga terdapat sejumlah pabrik yang pada jam-jam tertentu cukup padat karena banyak karyawan yang pulang atau masuk kerja. Setelah melewati jalan berlubang, hambatan lainnya adalah proyek pengecoran jalan yang belum selesai di kawasan Desa Nepen. Jalan yang semula dua lajur kini hanya menjadi satu lajur saja. “Jadi, ketika lalu lintas padat, risikonya adalah kemacetan. Belum lagi kondisi jalannya yang banyak berlubang,” ungkap Yuli, 40, warga Boyolali.
Belum lagi adanya besi coran yang ada di tengah jalan. Kondisi ini cukup berbahaya kalau pemudik tidak hati-hati. Setelah sampai di pertigaan Desa Kopen yang masih wilayah Kecamatan Teras, Boyolali, pemudik bisa berbelok ke kiri menuju Janti di Kecamatan Polanharjo, Klaten. Janti selama ini cukup dikenal dengan wisata pemancingan ikan.
Pemudik bisa mengikuti jalur yang lurus menuju pertigaan Tegalgondo, di Kecamatan Wonosari, Klaten, yang bermuara di jalan raya Solo-Yogyakarta. Jarak tempuh mulai pertigaan Randusari di Boyolali hingga pertigaan Tegalgondo jaraknya sekitar 15 kilometer.
“Kedua jalur alternatif akan digunakan untuk pengalihan arus apabila jalan raya Solo- Boyolali mengalami kemacetan,” ungkap Kanit Dikyasa Polres Boyolali, Aiptu Arif Mudi.
Ary Wahyu Wibowo
Boyolali
(ars)