Puncak Arus Mudik Jatim H-2 Lebaran
A
A
A
SURABAYA - Puncak arus mudik Lebaran 2015 di Jawa Timur (Jatim), diperkirakan akan terjadi Rabu (15/7) atau H-2 Lebaran. Selain kedatangan kapal pemudik dari luar pulau, pemudik dari Surabaya dan sekitarnya, sudah mulai bergerak ke kampung halaman.
Tanda-tanda puncak arus mudik sudah terasa di terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, kemarin. Jumlah penumpang bus sudah menunjukkan peningkatan. Hasil laporan Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ), jumlah penumpang sudah mencapai 65.000 orang. Jumlah ini naik 100% lebih dari hari sebelumnya yakni 29.000 orang.
Sementara pada puncak mudik besok, penumpang bus diprediksi mencapai 95.000 orang. “Semua sudah kami antisipasi. Insya Allah, armada bus yang kami siapkan mampu mengatasi seluruh penumpang itu. Jadi, tidak ada yang tidak bisa terangkut. Selain bus reguler, kami juga sudah siapkan bus cadangan. Jadi tidak perlu khawatir, karena angkutan tidak ada masalah,” ujar Kepala DLLAJ Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi, kemarin.
Wahid menyatakan, penumpukan penumpang di terminal maupun pelabuhan sejatinya sudah jauh berkurang dari yang diperkirakan. Pasalnya, volume tersebut sudah terkurangi oleh angkutan mudik gratis yang diselengga-rakan pemerintah maupun swasta. Tidak hanya melalui angkutan darat (bus) tetapi juga kereta api dan kapal. “Jadi, apa yang terjadi saat ini masih dalam batas normal,”katanya.
Dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, gelombang penumpang masih terpantau normal. Kepadatan hanya terlihat pagi hari, saat kapal perang TNI AL yang membawa lebih dari 600 penumpang Jakarta tiba di Tanjung Perak. KRI Surabaya dengan nomor lambung 591 tersebut tiba sekitar pukul 09.00 WIB, setelah Sabtu (12/7) lalu berangkat dari Tanjung Priok.
“Kepadatan mungkin baru terlibat besok (hari ini). Sebab, besok ada beberapa kapal yang datang,” kata seorang petugas Syahbandar. Sebanyak tiga kapal yang dijadwalkan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa (14/7), yakni KM Tidar tujuan Surabaya dari Makassar. Kapal ini diperkirakan sandar pada pukul 17.00 WIB. Kemudian KM Awu berangkat dari Kumai yang dijadwalkan sandar pukul 19.00 WIB; dan KM Wihan Sejahtera berangkat dari Tanjung Priok tiba pukul 23.00 WIB.
Penumpang KM Tidar dan KM Awu akan melanjutkan perjalanannya menuju kota masing- masing dengan bus mudik gratis sebanyak sepuluh unit yang telah disiapkan Pelindo III. Tujuan bus ini antara lain Jember, Madiun, Cepu, Trenggalek, dan Sumenep. Di Pelabuhan Tanjung Perak juga telah diselenggarakan pemberangkatan perdana mudik dan balik gratis kapal laut dengan rute Surabaya- Masalembo PP, Banyuwangi-Sapekan PP, dan Kalianget- Kangean PP yang diselenggarakan DLLAJ Jawa Timur.
Kepala Humas PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Dany R Agustian mengatakan, ada 85 unit CCTV yang disebar untuk mengawasi arus mudik. “Keberadaan CCTV ini untuk memantau pergerakan kapal dan penumpang yang akan mudik. Dengan harapan semua bisa berjalan lancar, tertib dan aman,” katanya. Pantauan pintu masuk Jawa Timur arah barat yakni di Kabupaten Ngawi, jumlah pemudik yang masuk ke Jawa Timur sudah mengalami peningkatan.
Arus lalu lintas didominasi oleh kendaraan roda dua, baik dari arah Surabaya maupun dari arah Jawa Tengah. Pemantauan jalur secara intensif dilakukan dari posko pelayanan mudik di Ngampon Kecamatan Widodaren. Penghitungan secara manual dilakukan anggota pramuka dengan melihat secara langsung. Data pos lalu lintas mulai pagi hingga siang menyebutkan, bus yang melintas setiap jamnya rata-rata 41 unit.
Untuk mobil beban rata-rata 84 unit setiap jamnya. Mobil pribadi yang melintas sekitar 378 unit, sedangkan kendaraan roda dua rata-rata 181 unit. Dari arah Surabaya juga terpantau mengalami peningkatan. Untuk bus yang melintas sekitar 21 unit per jam, mobil beban sekitar 70 unit, mobil penumpang atau pribadi rata - rata 153 unit dan sepeda motor terpantau rata-rata 383 unit per jamnya.
“Peningkatan arus cukup signifikan. Terlihat pada sepeda motor, terutama para pemudik,” kata KBO Lantas Polres Ngawi Inda Dandung. Sementara terkait letusan Gunung Raung di Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi, polisi mencatat adanya peralihan moda transportasi dari penerbangan menuju moda transportasi darat.
“Beberapa hari lalu, ketika Bandara Ngurah Rai (Bali) ditutup, memang ada penerbangan yang tidak beroperasi. Sejak Sabtu (12/7) dan Minggu (13/7) memang banyak yang memilih menggunakan angkutan darat dari Bali ke Surabaya untuk terus ke Jakarta atau kota tujuan lain dengan pesawat,” ungkap Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Verdianto saat mendampingi Kapolda Jatim Irjen Anas Yusuf di Ponorogo, kemarin.
Menurut Verdianto, arus mudik akan mencapai puncaknya pada H-2 atau Rabu (15/7). Peningkatan arus di jalan-jalan di Jawa Timur sudah mulai terasa sejak hari Minggu (12/7) lalu dan terus menunjukkan tanda-tanda peningkatan. “Terus mengalami peningkatan. Sampai sekarang (kemarin siang), di sejumlah jalur mudik dilaporkan arus kendaraan sudah mencapai sekitar 2.500 unit per jam. Ini akan terus meningkat sampai di H-2,” ujarnya.
Waspadai Macet di Pantura dan Jalur Tengah
Kepala DLLAJ Wahid mengingatkan potensi kemacetan yang mungkin terjadi. Untuk jalur pantura misalnya, potensi kemacetan tetap berada di Duduksampeyan, Gresik. Hal ini disebabkan penyempitan jalan di sana. Selain itu, ada dua perlintasan sebidang (kereta api) di Kota Lamongan.
“Di titik ini kenda-raan selalu merambat. Karena volume kendaraan bertambah, maka sering terjadi macet,” katanya. Untuk jalur selatan, potensi kemacetan ada pertigaan Mengkreng, Kertosono. Di sana juga ada perlintasan sebidang. “Sementara ini solusi kami hanya menambah petugas agar bisa tertib. Sebab, tidak semua ruas itu ada jalur alternatifnya,” katanya.
Ke depannya, Wahid mengusulkan agar di titik-titik kemacetan itu dibangun flyover . Jika tidak, harus memindahkan perlintasan sebidang yang ada. “Kalau tidak, kemacetan akan selalu terjadi,” katanya. Polda Jatim sudah menempatkan sejumlah personel di titik-titik rawan kemacetan. Ratusan personel ditugaskan untuk mengatur lalu lintas di titik yang sangat rawan kemacetan tersebut.
“Kita waspada di pertigaan Mengkreng dan di kawasan Minthil, Wilangan, Nganjuk, yaitu kawasan pertemuan arus menuju beberapa wilayah dan satunya adalah kawasan perlintasan kereta api,” ucap Verdianto. Sementara Gubernur Jatim Soekarwo meminta semua pihak (DLLAJ dan Balai V) serta PU Bina Marga memberi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi seluruh pemudik.
Baik itu menyangkut kesiapan armada maupun akses jalan. “Jangan sampai penumpang waswas saat mudik. Pastikan seluruhnya siap. Jangan sampai ada penumpang terlantar atau terganggu perjalanannya karena jalan rusak,”pintanya. Pesan ini disampaikan Soekarwo karena masih ada beberapa ruas jalan rusak dan belum selesai diperbaiki.
Beberapa di antaranya adalah di Legundi Gresik, Probolinggo sampai Lumajang dan Arusbaya sampai Tanjung Bumi di Madura. “Sementara ini masih diatasi dengan perbaikan seadanya. Karena itu, kami tetap wajibkan ada petugas lapangan di sana. Jadi, begitu ada masalah langsung bisa dibenahi,” ucap Soekarwo. Gubernur Soekarwo juga sempat menyemprot Kepala Dinas PU Bina Marga Dachlan, karena masih banyak jalan yang berlubang.
Ihya ulumuddin/ dili eyato/ lukman hakim/ lutfi yuhandi
Tanda-tanda puncak arus mudik sudah terasa di terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, kemarin. Jumlah penumpang bus sudah menunjukkan peningkatan. Hasil laporan Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ), jumlah penumpang sudah mencapai 65.000 orang. Jumlah ini naik 100% lebih dari hari sebelumnya yakni 29.000 orang.
Sementara pada puncak mudik besok, penumpang bus diprediksi mencapai 95.000 orang. “Semua sudah kami antisipasi. Insya Allah, armada bus yang kami siapkan mampu mengatasi seluruh penumpang itu. Jadi, tidak ada yang tidak bisa terangkut. Selain bus reguler, kami juga sudah siapkan bus cadangan. Jadi tidak perlu khawatir, karena angkutan tidak ada masalah,” ujar Kepala DLLAJ Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi, kemarin.
Wahid menyatakan, penumpukan penumpang di terminal maupun pelabuhan sejatinya sudah jauh berkurang dari yang diperkirakan. Pasalnya, volume tersebut sudah terkurangi oleh angkutan mudik gratis yang diselengga-rakan pemerintah maupun swasta. Tidak hanya melalui angkutan darat (bus) tetapi juga kereta api dan kapal. “Jadi, apa yang terjadi saat ini masih dalam batas normal,”katanya.
Dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, gelombang penumpang masih terpantau normal. Kepadatan hanya terlihat pagi hari, saat kapal perang TNI AL yang membawa lebih dari 600 penumpang Jakarta tiba di Tanjung Perak. KRI Surabaya dengan nomor lambung 591 tersebut tiba sekitar pukul 09.00 WIB, setelah Sabtu (12/7) lalu berangkat dari Tanjung Priok.
“Kepadatan mungkin baru terlibat besok (hari ini). Sebab, besok ada beberapa kapal yang datang,” kata seorang petugas Syahbandar. Sebanyak tiga kapal yang dijadwalkan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa (14/7), yakni KM Tidar tujuan Surabaya dari Makassar. Kapal ini diperkirakan sandar pada pukul 17.00 WIB. Kemudian KM Awu berangkat dari Kumai yang dijadwalkan sandar pukul 19.00 WIB; dan KM Wihan Sejahtera berangkat dari Tanjung Priok tiba pukul 23.00 WIB.
Penumpang KM Tidar dan KM Awu akan melanjutkan perjalanannya menuju kota masing- masing dengan bus mudik gratis sebanyak sepuluh unit yang telah disiapkan Pelindo III. Tujuan bus ini antara lain Jember, Madiun, Cepu, Trenggalek, dan Sumenep. Di Pelabuhan Tanjung Perak juga telah diselenggarakan pemberangkatan perdana mudik dan balik gratis kapal laut dengan rute Surabaya- Masalembo PP, Banyuwangi-Sapekan PP, dan Kalianget- Kangean PP yang diselenggarakan DLLAJ Jawa Timur.
Kepala Humas PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Dany R Agustian mengatakan, ada 85 unit CCTV yang disebar untuk mengawasi arus mudik. “Keberadaan CCTV ini untuk memantau pergerakan kapal dan penumpang yang akan mudik. Dengan harapan semua bisa berjalan lancar, tertib dan aman,” katanya. Pantauan pintu masuk Jawa Timur arah barat yakni di Kabupaten Ngawi, jumlah pemudik yang masuk ke Jawa Timur sudah mengalami peningkatan.
Arus lalu lintas didominasi oleh kendaraan roda dua, baik dari arah Surabaya maupun dari arah Jawa Tengah. Pemantauan jalur secara intensif dilakukan dari posko pelayanan mudik di Ngampon Kecamatan Widodaren. Penghitungan secara manual dilakukan anggota pramuka dengan melihat secara langsung. Data pos lalu lintas mulai pagi hingga siang menyebutkan, bus yang melintas setiap jamnya rata-rata 41 unit.
Untuk mobil beban rata-rata 84 unit setiap jamnya. Mobil pribadi yang melintas sekitar 378 unit, sedangkan kendaraan roda dua rata-rata 181 unit. Dari arah Surabaya juga terpantau mengalami peningkatan. Untuk bus yang melintas sekitar 21 unit per jam, mobil beban sekitar 70 unit, mobil penumpang atau pribadi rata - rata 153 unit dan sepeda motor terpantau rata-rata 383 unit per jamnya.
“Peningkatan arus cukup signifikan. Terlihat pada sepeda motor, terutama para pemudik,” kata KBO Lantas Polres Ngawi Inda Dandung. Sementara terkait letusan Gunung Raung di Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi, polisi mencatat adanya peralihan moda transportasi dari penerbangan menuju moda transportasi darat.
“Beberapa hari lalu, ketika Bandara Ngurah Rai (Bali) ditutup, memang ada penerbangan yang tidak beroperasi. Sejak Sabtu (12/7) dan Minggu (13/7) memang banyak yang memilih menggunakan angkutan darat dari Bali ke Surabaya untuk terus ke Jakarta atau kota tujuan lain dengan pesawat,” ungkap Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Verdianto saat mendampingi Kapolda Jatim Irjen Anas Yusuf di Ponorogo, kemarin.
Menurut Verdianto, arus mudik akan mencapai puncaknya pada H-2 atau Rabu (15/7). Peningkatan arus di jalan-jalan di Jawa Timur sudah mulai terasa sejak hari Minggu (12/7) lalu dan terus menunjukkan tanda-tanda peningkatan. “Terus mengalami peningkatan. Sampai sekarang (kemarin siang), di sejumlah jalur mudik dilaporkan arus kendaraan sudah mencapai sekitar 2.500 unit per jam. Ini akan terus meningkat sampai di H-2,” ujarnya.
Waspadai Macet di Pantura dan Jalur Tengah
Kepala DLLAJ Wahid mengingatkan potensi kemacetan yang mungkin terjadi. Untuk jalur pantura misalnya, potensi kemacetan tetap berada di Duduksampeyan, Gresik. Hal ini disebabkan penyempitan jalan di sana. Selain itu, ada dua perlintasan sebidang (kereta api) di Kota Lamongan.
“Di titik ini kenda-raan selalu merambat. Karena volume kendaraan bertambah, maka sering terjadi macet,” katanya. Untuk jalur selatan, potensi kemacetan ada pertigaan Mengkreng, Kertosono. Di sana juga ada perlintasan sebidang. “Sementara ini solusi kami hanya menambah petugas agar bisa tertib. Sebab, tidak semua ruas itu ada jalur alternatifnya,” katanya.
Ke depannya, Wahid mengusulkan agar di titik-titik kemacetan itu dibangun flyover . Jika tidak, harus memindahkan perlintasan sebidang yang ada. “Kalau tidak, kemacetan akan selalu terjadi,” katanya. Polda Jatim sudah menempatkan sejumlah personel di titik-titik rawan kemacetan. Ratusan personel ditugaskan untuk mengatur lalu lintas di titik yang sangat rawan kemacetan tersebut.
“Kita waspada di pertigaan Mengkreng dan di kawasan Minthil, Wilangan, Nganjuk, yaitu kawasan pertemuan arus menuju beberapa wilayah dan satunya adalah kawasan perlintasan kereta api,” ucap Verdianto. Sementara Gubernur Jatim Soekarwo meminta semua pihak (DLLAJ dan Balai V) serta PU Bina Marga memberi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi seluruh pemudik.
Baik itu menyangkut kesiapan armada maupun akses jalan. “Jangan sampai penumpang waswas saat mudik. Pastikan seluruhnya siap. Jangan sampai ada penumpang terlantar atau terganggu perjalanannya karena jalan rusak,”pintanya. Pesan ini disampaikan Soekarwo karena masih ada beberapa ruas jalan rusak dan belum selesai diperbaiki.
Beberapa di antaranya adalah di Legundi Gresik, Probolinggo sampai Lumajang dan Arusbaya sampai Tanjung Bumi di Madura. “Sementara ini masih diatasi dengan perbaikan seadanya. Karena itu, kami tetap wajibkan ada petugas lapangan di sana. Jadi, begitu ada masalah langsung bisa dibenahi,” ucap Soekarwo. Gubernur Soekarwo juga sempat menyemprot Kepala Dinas PU Bina Marga Dachlan, karena masih banyak jalan yang berlubang.
Ihya ulumuddin/ dili eyato/ lukman hakim/ lutfi yuhandi
(bbg)