Besok Puncak Arus Mudik di DIY

Selasa, 14 Juli 2015 - 12:21 WIB
Besok Puncak Arus Mudik di DIY
Besok Puncak Arus Mudik di DIY
A A A
PUNCAK arus mudik di DIY diprediksi terjadi besok, Rabu (15/7). Sejak kemarin, terminal, stasiun, dan bandara di DIY sudah dipadati pemudik. Berdasarkan pantauan Komisi C DPRD DIY di tiga titik, yaitu Termimal Giwangan, Terminal Jombor, dan Bandara Internasional Adistutjipto, sudah mengalami peningkatan dibanding hari-hari sebelumnya.

Sekretaris Komisi C DPRD DIY, Agus Subagyo, mengatakan, pemudik mulai berdatangan, baik di terminal, stasiun, maupun bandara. Di Terminal Giwangan, enam truk membawa 290 sepeda motor milik pemudik. “Tadi enam truk membawa ratusan motor sudah sampai di Terminal Giwangan dan dibongkar di sana,” katanya usai pantauan arus mudik, kemarin.

Politikus Partai Golkar ini mengungkapkan, di Terminal Giwangan jumlah bus yang datang dan pergi diperkirakan mencapai 1.500 armada pada Senin (13/7). Saat puncak pada H-2 Lebaran, bus yang datang dan pergi di terminal ini akan lebih dari 1.600 bus. “Puncaknya H-2 atau Rabu (15/7) besok,” ujarnya. Di Bandara Internasional Adisutjipto juga sudah mulai mengalami peningkatan jumlah pemudik.

“Kami sempat mengobrol dengan petugas bandara, pada hari biasa 7.000-8.000 penumpang. Pada puncaknya nanti bisa 14.000 penumpang.” Sementara itu, anggota Komisi C DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, mengungkapkan, sejumlah armada sudah menaikkan harga di luar kewajaran. “Taksi memungut biaya 1,5 kali harga argo. Saya sendiri yang naik taksi itu,” ucapnya.

Menurut dia, tarif taksi harus sesuai ketentuan yang berlaku yakni SK Gubernur No 21/Kep/- 2015 tentang tarif datar angkutan perkotaan, tarif batas atas dan bawah angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP). “Kalau ditarik di luar argo, sopir harus diperingatkan. Silakan lapor ke Pemda DIY agar sopir taksi tersebut disanksi,” ucapnya. SementaraKetuaDewanPimpinan Daerah (DPD) Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DIY, Agus Andriyanto, mengatakan, prediksi dari Dishubkominfo DIY mengalami penurunan.

Namun, Organda justru menilai jumlah pemudik pada Lebaran tahun ini naik dibanding tahun lalu. “Dishubkominfo memprediksi dari hasil survei di terminal. Tapi realitasnya tetap naik, meski ada beberapa perusahaan yang menggelar mudik gratis,” katanya. Sementara itu, kendaraan pribadi dan bus mudik bareng mendominasi arus lalu lintas di wilayah Sleman, kemarin.

Puncak arus mudik diperkirakan baru akan terjadi besok. Kepala Pospam Gamping, AKP H Sugiyo, mengatakan, untuk arus mudik hingga H-4 masih terpantau lancar. Dari monitoring kendaraan yang masuk Sleman, kebanyakan kendaraan pribadi yang berasal dari Bogor, Bandung, dan Jakarta. “Untuk bus belum ada lonjakan. Justru bus mudik bareng yang diselenggarakan perusahaan, banyak melintas.

Tercatat ada 15 bus mudik bareng yang memasuki wilayah Sleman lewat pintu barat (Jalan Wates),” ungkap Sugiyo saat Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu, memantau di Pospam Gamping, kemarin. Kapolres Sleman, AKBP Faried Zulkarnaen, menambahkan, secara umum untuk arus mudik masih terkendali. Hingga H-4 Lebaran, belum ada laporan adanya kecelakaan.

Sementara untuk mengurai kemacetan, selain rekayasa lalu lintas, juga dengan menerjunkan petugas ke lokasi macet. “Kemacetan sendiri diprediksi akan terjadi di pusat-pusat perbelanjaan. Jadi, saat melewati jalan itu pemudik diminta waspada dan hati-hati,” katanya. Pemudik juga diminta hatihati saat melewati tiga daerah yang rawan kecelakaan.

Di antaranya di Jalan Wates KM 5-8 Delingsari-Perengdawe; Jalan Magelang KM 13-18 Medari-Tempel; dan Jalan Yogya-Solo KM 15, Kalasan-Prambanan. “Untuk saat ini kondisi Sleman juga masih kondusif, termasuk belum ada laporan kriminalitas,” tandasnya. Sementara Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu, mengutarakan, dari hasil pantauan di pospam, arus mudik masih aman dan lancar.

Hanya yang harus menjadi perhatian, yaitu beberapa titik urai kemacetan. Khususnya di daerah perbatasan dan titik masuk Sleman baik dari barat, timur, atau utara. Menurut Yuni, dari pantauan untuk jalur alternatif Tempel- Turi, yang perlu diperhatikan yakni saat memasuki jembatan darurat Pules Lor, Donokerto, Turi.

Sebab, jembatan itu hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat. Jadi, semua kendaraan harus mengantre. Untuk infrastruktur lainnya, semuanya sudah bagus. “Kami juga meminta kepada instansi terkait, jika ada jalan yang rusak, langsung diperbaiki,” ucapnya.

Ridwan anshori/ priyo setyawan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6961 seconds (0.1#10.140)