Tipu Daya Gajah Mada Terhadap Patih Bali (Bagian-3 Selesai)

Minggu, 12 Juli 2015 - 05:00 WIB
Tipu Daya Gajah Mada Terhadap Patih Bali (Bagian-3 Selesai)
Tipu Daya Gajah Mada Terhadap Patih Bali (Bagian-3 Selesai)
A A A
Usai menguasai seluruh wilayah pesisir Bali, Pasukan Majapahit sekarang tinggal menghadapi Pasukan Bali yang dipimpin Patih Pasung Grigis yang bertahan di Desa Tengkulak di wilayah Bali bagian tengah. (Baca berita sebelumnya : Penyerbuan Majapahit ke Pulau Bali (Bagian-2))

Pasung Grigis adalah seorang patih yang sakti mandraguna, pemberani dan ahli perang, siasatnya licin. Selain itu konon sang patih bisa menghilang seperti bayang bayang.

Menghadapi kenyataan ini Gajah Mada menjadi bingung, karena perintah Ratu Majapahit adalah menangkap hidup-hidup Pasung Grigis.

Namun jangankan menangkap hidup-hidup membunuhnya pun sangat sulit untuk dilaksanakan. Patih Gajah Mada berupaya mencari jalan untuk dapat mengalahkan Pasung Grigis.

Pada malam harinya Patih Gajah Mada mengumpulkan semua Arya dan pasukan untuk diajak berunding.

Berdasarkan penerawangan dan laporan telik sandi, diketahui kesaktian Pasung Grigis akan lenyap bila hatinya dikuasai sifat tamak, lupa daratan, dan sombong.

Oleh karenanya Gajah Mada kemudian membuat siasat dan tipu daya agar Pasung Grigis dibuat lupa daratan, bangga akan dirinya, sehingga keluar semua kesombongannya.

Keesokan harinya sesuai yang telah direncanakan, semua prajurit Majapahit serempak membalikkan senjata serta menaikkan bendera putih pertanda menyerah dan tidak akan mengadakan perlawanan, takluk pada Pasukan Pasung Grigis. Melihat kenyataan tersebut betapa gembira hati Pasung Grigis.

Namun dia tidak berfikir lebih lanjut mengapa secara tiba-tiba Pasukan Majapahit yang terkenal gagah berani dan telah menguasai seluruh pesisir Bali menyerah dan takluk sebelum mengadakan perlawanan. Pasung Grigis hanya menyangka musuh takut akan kesaktiannya.

Demikian bangganya akan kesaktiannya sehingga tidak seorangpun yang bisa mengalahkannya, dia lupa bahwa di atas langit masih ada langit.

Karena mungkin telah menjadi kehendak yang Maha Kuasa sehingga lenyap pertimbangannya dan tiada menyadari bahwa telah terkena tipu daya dari Patih Gajah Mada sehingga tidak menyadari bahaya yang mengancamnya.

Seorang panglimanya telah memperingatinya dengan penuh bijaksana. Namun demikian nasehat itu tidak dihiraukan karena bangga akan kesaktian yang dimiliki.

Hati Pasung Grigis sudah diliputi rasa takabur akan kesaktian yang dimiliki. Lalu Pasung Grigis memerintahkan punggawanya untuk menemui pasukan dari Majapahit untuk dibawa menghadap ke Istana.

Semua Arya dan prajurit dari Majapahit mengikuti utusan dari Pasung Grigis. Rakyat Bali di Tengkulak menyambut gembira kemenangan Pasung Grigis dengan berpesta pora.

Setibanya di sana para Arya dan punggawa dari Majapahit seperti tidak punya keberanian untuk memandang langsung wajah Pasung Grigis. Sambil mencakupkan tangan Gajah Mada mempermaklumkan kekalahannya.

“Prajurit gusti patih sangat gagah berani, apalagi gusti patih juga teramat sakti tiada seorangpun diantara kami semua yang dapat mengalahkan gusti Patih. Gusti memang benar benar tiada tandingannya di dunia ini, " kata Gajah Mada.

Dengan manisnya Patih Gajah Mada menyanjung Pasung Grigis. Mendengar pujian tersebut tambah hilanglah kesadarannya, hatinya seperti diatas awan, lupa segalanya, sehingga apapun yang akan diminta niscahya akan dikabulkan. Dia tidak sadar akan perangkap yang dipasang oleh musuhnya.

Patih Gajah Mada mulai melakukan tipu daya untuk membuat Pasung Grigis ikar janji sehingga kesaktian yang dimiliki akan lenyap selamanya. Karena itulah kelemahan dari Pasung Grigis yang dicari oleh Patih Gajah Mada.

“Ampunilah permintaan hamba kehadapan Gusti patih, karena hamba mendengar kabar bahwa gusti mempunyai seekor anjing yang cerdik, seekor anjing hitam yang menurut penuturan orang mengerti akan bahasa manusia, seperti layaknya sifat manusia. Apabila Gusti berkenan, hamba mohon dipanggilkan anjing itu dengan menjanjikan akan diberikan makanan. Hamba sangat ingin menyaksikan kecerdikan anjing itu, " kata Gajah Mada.

Dengan hati yang masih terbuai sanjungan Pasung Grigis segera berteriak memanggil anjingnya, ingin memamerkan kepintaran anjingnya.

Anjing hitam tersebut segera muncul dengan membawa tempurung kelapa bundar di mulutnya, maksudnya supaya diberi makanan oleh majikannya.

Setelah sampai di depan majikannya, anjing itu tampak bersunggut sunggut karena tidak diberi makanan oleh majikannya.

Tanpa disadarai ternyata Pasung Grigis telah berbuat ingkar janji kepada anjingnya, karena tidak memberi makanan sesuai yang dijanjikan sebelumnya.

Melihat hal tersebut seketika bangkitlah Patih Gajah Mada seraya menuding Pasung Grigis.

“Hai Pasung Grigis ternyata engkau telah ingkar janji pada anjingmu, ingkar pada kata-katamu sendiri dan karena telah disaksikan Yang Maha Kuasa semoga lenyaplah semua kesaktianmu. Sekarang bagaimana kehendakmu apakah akan mengadu ketangkasan denganku atau dengan salah satu patih atau punggawa yang ku bawa. Ayo angkat senjatamu hadapi aku sekarang juga, " kata Gajah Mada.

Pasung Grigis membisu seribu basa, tidak disangka dirinya terkena tipu muslihat dari Gajah Mada.

Seketika itu dia merasa tiada bertenaga lagi bagaikan telah terbang semua keberaniannya. Dengan tiada harapan lagi Pasung Grigis akhirnya menyerahkan dirinya dan seluruh rakyatnya dibawah kekuasaan Majapahit.

Demikianlah akhir perlawanan Pasung Grigis terhadap Majapahit dan selanjutnya Pasung Grigis dipenjarakan di Tengkulak.

Dengan ditawannya Pasung Grigis maka seluruh rakyat dan para pemuka Bali menyatakan tunduk dibawah kekuasaan Majapahit. Peristiwa penundukan Bali oleh Majapahit terjadi pada tahun Saka 1265 atau 1343 M. Wallahualam bisawab

Sumber :
- sejarah-puri-pemecutan.blogspot
- warofweekly.blogspot dan diolah dari berbagai sumber
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6169 seconds (0.1#10.140)