Semai Tiga Ton Garam Setiap Hari

Jum'at, 10 Juli 2015 - 08:19 WIB
Semai Tiga Ton Garam...
Semai Tiga Ton Garam Setiap Hari
A A A
PALEMBANG - Tak mau kecolongan mengalami bencana kabut asap,Pemprov Sumsel melalui BNPB dan BPPT melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) alias hujan buatan lebih cepat dari biasanya.

"Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan, biasanya dilakukan pada saat tanggap darurat atau pada saat asap mulai mengepung. Tapi sekarang kita lakukan sejak awal. Target kita tahun ini adalah bebas asap. Walaupun masih ada asap, harus seminimal mung kin. Kalaupun masih ada, tidak mengganggu siapa-siapa," tegas Gubernur Sumsel Alex Noerdin, saat menghadiri acara Pelepasan TMC dari BNPB dan BPPT serta Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan Prov Sumsel tahun 2105 di Base Ops Pangkalan TNI AU Palembang, kemarin.

Belajar dari pengalaman tahun lalu, Sumsel tidak mau lagi menjadi daerah penghasil asap. Karena itu, modifikasi cuaca dilakukan sedini mungkin, sebelum musim kemarau. Tentunya dengan tujuan memini ma - lisasi kekeringan di daerah-daerah di Sumsel sehingga menekan kebakaran hutan dan lahan. "Sumsel harus menjadi zero penghasil asap. Karena itu ke bakaran hutan dan lahan harus dicegah sedini mungkin," jelas dia. Dijelaskan Alex, pekerjaan tersebut tidak mudah dan tidak banyak diketahui orang. Namun, bernilai dan berman faat bagi kelestarian ekosistem di Sumsel.

"Tim terpadu bertugas bukan untuk kami. Tapi mereka ber tugas menjaga hutan, lahan dan alam agar tidak menjadi kobaran api dan tidak menimbulkan asap yang menyebabkan kesulitan bagi orang lain. Operasi TMC biasanya dila kukan pada saat tanggap da ru rat atau pada saat asap mulai mengepung. Namun, tahun ini di lakukan sejak awal, " tandasnya.

Kepala UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) F Heru Widodo mengatakan, untuk operasi TMC tersebut pihaknya membawa pesawat milik BPPT berjenis Cassa 212 Seri 200 dengan tujuh orang kru dalam satu kali penerbangan. "Mereka akan melakukan penyemaian garam di atas awan comulus. Ini dilakukan setiap hari, dengan melihat terlebih dahulu potensi awan comulus dari radar milik BM KG," katanya. Dijelaskan, TMC merupakan usaha campur tangan manusia mengendalikan air di atmosfer untuk menambah curah hujan atau mengurangi curah hujan pada daerah tertentu. Untuk satu kali penerbangan, pihaknya akan membawa sebanyak satu ton garam (NaCl). Namun untuk operasi penyemaian bisa dilakukan satu sampai tiga kali penerbangan.

"Kami mulai penerbangan dari pukul 12.00 WIB ke atas. Operasi di atas awan hanya sekitar 1,5 jam saja,"katanya. Terkait stok garam yang dipakai, Heru mengatakan, pihaknya sudah membawa 20 ton dan disimpan di gudang milik BPPT.

Sementara itu, Direktur Tanggap Darurat BNPB Junjunan Tambunan menuturkan, saat ini Sumsel memang dalam kondisi kekeringan karena telah memasuki musim kemarau. Akibatnya hotspot di Sumsel bisa tumbuh dan me ningkat dengan cukup signifikan.

Retno palupi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5876 seconds (0.1#10.140)