Pemko Janji Kawasan Sutomo Steril Jumat
A
A
A
MEDAN - Pemerintah Kota (Pemko) Medan akan kembali turun menertibkan pedagang di kawasan Jalan Sutomo, Jumat (10/7).
Hal ini sekaligus menjawab tuntutan ribuan pedagang Pasar Induk Tuntungan yang kembali menggeruduk kantor wali kota, kemarin. “Ini merupakan notulen rapat muspida yang dihadiri wali kota Medan, kapolresta Medan, dandim, kajari, pengadilan, anggota DPRD, dan perwakilan pedagang yang rapatnya berlangsung di kantor Polresta Medan.
Kesimpulan dalam rapat itu adalah tim penertiban telah sepakat melaksanakan relokasi penertiban pada Jumat (10/7),” ujar Asisten Pemerintahan Pemko Medan, Musadad, di hadapan pedagang. Janji Pemko Medan ini pun disambut gembira ribuan pedagang Pasar Induk Tuntungam yang menggelar aksi unjuk rasa. Musadad mengatakan, notulen rapat itu ditandatangani langsung Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin.
Artinya, penertiban Jumat (10/7) mendatang merupakan instruksi dari orang nomor satu di kota ini. Menurut Musadad, dalam rapat tersebut juga diputuskan akan ada personel gabungan yang ditempatkan di titik-titik akses pedagang mendistribusikan barang di kawasan Jalan Sutomo. Dengan begitu, setelah Jumat (10/7) nanti kawasan Jalan Sutomo benar-benar steril dari aktivitas perdagangan.
Diketahui, kemarin ribuan pedagang Pasar Induk Tuntungan kembali menggeruduk Balai Kota. Pedagang yang datang menggunakan puluhan mobil pikap juga membawa puluhan keranjang berisi sayur-mayur, mulai dari buncis, terong, sawi, hingga buah busuk.
“Kami ke sini menuntut ketegasan Pemko Medan untuk merelokasi teman-teman kami yang hingga saat ini masih berjualan di kawasan Sutomo agar dapat bergabung ke pasar induk. Sebab, kalau mereka masih ada yang berjualan di Sutomo, konsumen tidak akan ada yang mau datang ke pasar induk, dan kami merugi terus,” ujar Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Induk Tuntungan, Siska Laura Sihombing.
Selain menuntut relokasi pedagang dari kawasan Jalan Sutomo, pedagang pasar induk juga meminta Pemko Medan segera mengope-rasionalkan angkutan dari Djamin Ginting menuju pasar induk. Sebab, hingga saat ini angkutan yang beroperasi ke pasar induk masih sangat minim, sehingga menyulitkan pedagang dan masyarakat. “Kami juga minta jalan akses ke Setia Budi itu dibuat,” ucap Siska.
Di tengah melakukan orasi secara bergantian, Siska dan seorang rekannya beranjak ke Polresta Medan untuk mengikuti rapat dengan Muspida Kota Medan. “Kawan-kawan, kami berangkat dulu ke kantor Polresta Medan, doakan kami supaya di sana kita mendapatkan hasil yang baik. Mudah- mudahan pukul 12.00 WIB sudah ada hasilnya,” ujar Siska.
Para pedagang pun menanti hasil rapat tersebut di depan Balai Kota. Mereka tampak mendirikan tenda serta menutup Jalan Raden Saleh dan Jalan Kapten Maulana Lubis. Selain berorasi, mereka juga bernyanyi dan berjoget. Aksi ini membuat arus lalu lintas di beberapa titik dialihkan, seperti Jalan Raden Saleh dan Jalan Kapten Maulana Lubis.
Kemacetan pun dirasakan mulai dari Jalan Imam Bonjol, Jalan Ahmad Yani, hingga ke simpang Majestik Gatot Subroto. Namun, hingga pukul 12.00 WIB, hasil yang dinanti tidak kunjung datang. Pedagang sempat tersulut emosi dengan melempari halaman Balai Kota dengan dagangan yang mereka bawa.
Tak pelak, halaman kantor Pemko Medan ini pun dipenuhi terong, buncis, sawi, dan kuini busuk. Selang setengah jam, Musadad bersama Direktur Utama PD Pasar, Benny Sihotang; Kasatpol PP, M Sofyan; dan Kadis Perhubungan, Renward Parapat, datang menemui pedagang dan membacakan hasil notulen rapat muspida di Polresta Medan.
Mendengar hasil rapat tersebut, pedagang pun akhirnya bernapas lega dan berulang kali mengucapkan terima kasih. Mereka kemudian kembali berjoget dan bernyanyi sembari meninggalkan Balai Kota.
Lia anggia nasution
Hal ini sekaligus menjawab tuntutan ribuan pedagang Pasar Induk Tuntungan yang kembali menggeruduk kantor wali kota, kemarin. “Ini merupakan notulen rapat muspida yang dihadiri wali kota Medan, kapolresta Medan, dandim, kajari, pengadilan, anggota DPRD, dan perwakilan pedagang yang rapatnya berlangsung di kantor Polresta Medan.
Kesimpulan dalam rapat itu adalah tim penertiban telah sepakat melaksanakan relokasi penertiban pada Jumat (10/7),” ujar Asisten Pemerintahan Pemko Medan, Musadad, di hadapan pedagang. Janji Pemko Medan ini pun disambut gembira ribuan pedagang Pasar Induk Tuntungam yang menggelar aksi unjuk rasa. Musadad mengatakan, notulen rapat itu ditandatangani langsung Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin.
Artinya, penertiban Jumat (10/7) mendatang merupakan instruksi dari orang nomor satu di kota ini. Menurut Musadad, dalam rapat tersebut juga diputuskan akan ada personel gabungan yang ditempatkan di titik-titik akses pedagang mendistribusikan barang di kawasan Jalan Sutomo. Dengan begitu, setelah Jumat (10/7) nanti kawasan Jalan Sutomo benar-benar steril dari aktivitas perdagangan.
Diketahui, kemarin ribuan pedagang Pasar Induk Tuntungan kembali menggeruduk Balai Kota. Pedagang yang datang menggunakan puluhan mobil pikap juga membawa puluhan keranjang berisi sayur-mayur, mulai dari buncis, terong, sawi, hingga buah busuk.
“Kami ke sini menuntut ketegasan Pemko Medan untuk merelokasi teman-teman kami yang hingga saat ini masih berjualan di kawasan Sutomo agar dapat bergabung ke pasar induk. Sebab, kalau mereka masih ada yang berjualan di Sutomo, konsumen tidak akan ada yang mau datang ke pasar induk, dan kami merugi terus,” ujar Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Induk Tuntungan, Siska Laura Sihombing.
Selain menuntut relokasi pedagang dari kawasan Jalan Sutomo, pedagang pasar induk juga meminta Pemko Medan segera mengope-rasionalkan angkutan dari Djamin Ginting menuju pasar induk. Sebab, hingga saat ini angkutan yang beroperasi ke pasar induk masih sangat minim, sehingga menyulitkan pedagang dan masyarakat. “Kami juga minta jalan akses ke Setia Budi itu dibuat,” ucap Siska.
Di tengah melakukan orasi secara bergantian, Siska dan seorang rekannya beranjak ke Polresta Medan untuk mengikuti rapat dengan Muspida Kota Medan. “Kawan-kawan, kami berangkat dulu ke kantor Polresta Medan, doakan kami supaya di sana kita mendapatkan hasil yang baik. Mudah- mudahan pukul 12.00 WIB sudah ada hasilnya,” ujar Siska.
Para pedagang pun menanti hasil rapat tersebut di depan Balai Kota. Mereka tampak mendirikan tenda serta menutup Jalan Raden Saleh dan Jalan Kapten Maulana Lubis. Selain berorasi, mereka juga bernyanyi dan berjoget. Aksi ini membuat arus lalu lintas di beberapa titik dialihkan, seperti Jalan Raden Saleh dan Jalan Kapten Maulana Lubis.
Kemacetan pun dirasakan mulai dari Jalan Imam Bonjol, Jalan Ahmad Yani, hingga ke simpang Majestik Gatot Subroto. Namun, hingga pukul 12.00 WIB, hasil yang dinanti tidak kunjung datang. Pedagang sempat tersulut emosi dengan melempari halaman Balai Kota dengan dagangan yang mereka bawa.
Tak pelak, halaman kantor Pemko Medan ini pun dipenuhi terong, buncis, sawi, dan kuini busuk. Selang setengah jam, Musadad bersama Direktur Utama PD Pasar, Benny Sihotang; Kasatpol PP, M Sofyan; dan Kadis Perhubungan, Renward Parapat, datang menemui pedagang dan membacakan hasil notulen rapat muspida di Polresta Medan.
Mendengar hasil rapat tersebut, pedagang pun akhirnya bernapas lega dan berulang kali mengucapkan terima kasih. Mereka kemudian kembali berjoget dan bernyanyi sembari meninggalkan Balai Kota.
Lia anggia nasution
(ftr)